"Sudah lebih baik?" tanya Yeori saat Eunri sedang membersihkan wajahnya dari air mata.
"Maaf," lirih Eunri.
"Untuk apa minta maaf? Kau bilang kita ini teman. Jadi, bersikaplah layaknya kau temanku," Yeori menepuk-nepuk bahu Eunri dengan gaya sok cool-nya.
"Cih," Eunri pura-pura kesal lalu terkekeh melihat ekspresi wajah Yeori.
"Kita sudahi saja permainan ini, ya. Kalau dilanjutkan nanti kamarku kebanjiran air mata," canda Yeori.
"Curang! Kau belum kebagian bermain," sergah Eunri.
"Tidak ada hal yang menarik dari kehidupanku," Yeori tersenyum tipis.
"Tidak bisa!" Eunri mengambil pulpen dan memutarnya. Beberapa detik kemudian mata pulpen mengarah kepada Yeori.
"Giliranmu. Truth or dare?"
"Kubilang hentikan saja," protes Yeori.
"Tidak bisa!" Eunri bersikeras.
"Dare," jawab Yeori setelah menghela napasnya.
"Tantangannya sama dengan yang kau sebutkan tadi. Kau harus masuk lewat pagar kebun sekolah."
"Tidak masalah. Aku sudah pernah melakukannya," Yeori menanggapi santai.
"Ganti saja kalau begitu," ralat Eunri.
"Yah~!"
"Kau harus bilang 'saranghae yo' sambil ber-aegyo di depan kelas pada Guru Kang saat mengumpulkan tugas. Bagaimana?"
"Ah, tidak, tidak! Aku tidak mau," sergah Yeori cepat. Ia menatap Eunri sinis seolah ide yang diungkapkannya itu adalah ide paling mengerikan di dunia ini.
"Truth, kalau begitu," ujar Eunri dengan wajah riang.
"Apa? Apa yang ingin kau tahu dariku?"
Eunri tersenyum sambil menyipitkan matanya. Membuat Yeori merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan temannya itu.
"Siapa cinta pertamamu? Apa benar Kim Taehyung?" tanya Eunri sambil menaikturunkan alisnya.
"Bukan," Yeori menggeleng pelan.
"Lalu, siapa?" tanya Eunri dengan mata terbelalak tidak percaya.
"Yah~ satu kesempatan main hanya untuk satu pertanyaan," Yeori tampak enggan bercerita.
"Jawab saja!" sergah Eunri tak sabar. "Ayolah, aku bahkan sudah mengatakan semua rahasiaku padamu. Tidak adil rasanya kalau kau masih menyembunyikan rahasiamu."
"Maaf, untuk yang satu ini tidak bisa."
Raut kekecewaan itu segera muncul di wajah Eunri. "Kau bilang aku adalah temanmu, maka bersikaplah seperti layaknya seorang teman. Tapi, lihat sekarang. Cih, teman apanya begitu?" Eunri melengos kemudian melipat tangannya di depan dada.
Kalau sudah seperti itu, Yeori bisa apa? Kemudian ia berpikir siapa tahu dengan membaginya kepada orang lain, bisa mengurangi rasa bersalahnya kepada Taehyung. Walaupun awalnya Yeori agak malu menceritakan masalah ini.
"Janji tak akan beritahu siapa-siapa?" tanya Yeori dengan wajah serius.
"Janji," Eunri mengangguk cepat.
"Park Jimin."
"Apa?!" pekik Eunri tak percaya. Kedua bola matanya membulat sempurna, mulutnya setengah menganga. "Kau suka pada kakak tirimu?"
"Sst, pelankan suaramu," pinta Yeori dengan suara berbisik.
"Kau serius?" tanya Eunri seraya beberapa kali mengerjapkan matanya. Yeori hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sudah Terbit] Unpredictable Love ✓
FanfictionHan Yeori menyukai Dae Jimin karena dia begitu baik dan punya senyum yang menawan. Namun, ia harus melupakan rasa sukanya karena sebuah hubungan sakral yang membuat mereka tidak bisa bersatu. Sementara Han Taehyung yang sangat jutek dan sering berb...