Yeori membolak-balik buku pelajarannya dengan malas. Sejak tadi matanya membaca, tetapi otaknya sama sekali tidak bisa mencerna apa yang sedang ia baca. Materi sejarah itu sangat membosankan baginya. Bolehkah ia mengartikan tulisan hanja saja? Itu jauh lebih menarik baginya.
Namun, tatapan mata tajam itu sedang mengawasinya. Kalau Yeori lengah sedikit saja ia akan mengomel dan itu akan membuat kepala Yeori semakin pusing. Jadi ia putuskan untuk diam saja. Pasrah.
Sebenarnya mereka tidak hanya berdua. Beberapa saat yang lalu Jimin bersama mereka. Namun, entah ia membuat-buat alasan atau tidak, tiba-tiba ia bilang perutnya sakit dan ia butuh ke toilet.
Kira-kira sakit perut jenis apa yang bisa membuat seseorang berada di toilet lebih dari setengah jam? Sepertinya Jimin memang sengaja membuat alasan. Ia sengaja meninggalkan Yeori dan Taehyung hanya berdua.
"Aku mau ke toilet," Yeori angkat bicara.
Taehyung menatap Yeori tajam seolah sedang meneliti apakah gadis itu berbohong atau tidak.
"Aku serius. Kau mau aku buang air di sini?" tanya Yeori dengan wajah menantang.
"Yah~ jangan berani-beraninya kau---" kalimat Taehyung langsung berhenti saat Yeori sudah ambil langkah seribu sebelum dirinya menyelesaikan kalimatnya.
"Ck, gadis itu," gerutu Taehyung yang sangat ingin mengumpat, tetapi diurungkannya.
Rumah keluarga Han yang tidak terlalu besar, tetapi memiliki pekarangan yang luas itu terasa sepi. Tidak ada asisten rumah tangga yang tinggal di sana. Para asisten rumah tangga yang berjumlah dua orang itu akan pulang ke rumahnya masing-masing setelah menyelesaikan pekerjaan mereka. Wajar kalau Yeori sangat kesepian. Sama seperti yang dirasakan Taehyung saat berada di rumah keluarganya yang besar.
Taehyung menyandarkan tubuhnya ke kaki sofa lalu tatapan matanya hinggap di buku tulis milik Yeori yang bentuknya seperti buku agenda. Ia penasaran. Sejak tadi 'kan selain membaca, Yeori juga beberapa kali terlihat menulis sesuatu di buku itu.
Sesuatu yang Taehyung temukan di buku itu adalah gambar seseorang yang wajahnya sangat jelek. Matanya besar sebelah, hidungnya besar seperti hidung beruang, rambutnya dibuat berantakan seperti habis terkena badai. Lalu di atas gambar itu, tertulis beberapa nama.
Si moncong rilakkuma.
Rilakkuma Kim.
Kim Rilakkuma.
Si moncong Kim.
Kim Mon Cong.
Kim Tae Cong.
Kim Kuma Tae.Kim KumaTae 😝
Mata Taehyung membesar membaca nama-nama itu. Wajahnya terlihat kesal. Mulutnya sudah komat kamit mengeluarkan serapah untuk Yeori. Tiba-tiba mulutnya berhenti mengeluarkan serapah saat ia melihat sesuatu yang terselip di buku itu terjatuh.
Dipungutnya benda itu. Berbentuk seperti kelopak bunga azalea, tetapi sudah mengering. Mata Taehyung kembali melebar saat teringat sesuatu. Apa itu bunga azalea yang pernah Taehyung berikan kepada Yeori di hari pernikahan orang tua Yeori dan Jimin?
Perlahan senyum senang mengembang di wajah lelaki muda bermarga Kim itu. Yeori menyimpan itu tentunya bukan tanpa maksud. Untuk apa Yeori menyimpan bunga itu sampai mengering di buku agendanya kalau bunga itu tidak memiliki arti penting untuknya.
"Siapa kau?" tanya sebuah suara dari seorang pria dewasa yang sedang berdiri di hadapan Taehyung dengan tatapan mengintimidasi.
Dengan gelagapan Taehyung mendongak dan meletakkan buku agenda milik Yeori di atas meja.
"Kau? Kau pemuda yang waktu itu 'kan?!" cecar ayah Yeori yang baru saja pulang bekerja.
"Maaf?" ujar Taehyung tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sudah Terbit] Unpredictable Love ✓
FanfictionHan Yeori menyukai Dae Jimin karena dia begitu baik dan punya senyum yang menawan. Namun, ia harus melupakan rasa sukanya karena sebuah hubungan sakral yang membuat mereka tidak bisa bersatu. Sementara Han Taehyung yang sangat jutek dan sering berb...