#17: Kemarahan Ayah

1.7K 275 30
                                    

Mereka menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk sampai di salah satu taman botani terkenal yang letaknya di pinggiran Kota Seoul itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk sampai di salah satu taman botani terkenal yang letaknya di pinggiran Kota Seoul itu. Dari Stasiun Samsung, mereka harus berjalan kaki sejauh 80 meter untuk tiba di halte bus 703. Setelah sampai di halte bus Gwangtan Samgeori, mereka masih harus naik bus lagi selama kurang lebih 15 menit hingga sampai di halte SD Domasan. Di seberang jalan itulah Taman Byeokchoji berada.

Begitu melewati pintu masuk, pengunjung yang datang langsung disuguhi oleh hamparan bunga beraneka warna yang sedang mekar merekah menyambut musim panas tiba. Harum semerbak yang berasal dari bunga-bunga itu langsung hinggap di indra penciuman Yeori, membuat gadis itu memejamkan matanya untuk menyesapi aroma yang menenangkan.

"Kau suka?" tanya Taehyung sambil menatap wajah Yeori yang matanya masih terpejam.

"Suka," jawab Yeori kemudian membuka matanya.

"Perjalanan kita di sini akan memakan waktu sekitar dua jam. Kita akan cari kafe dulu untuk makan siang," ujar Taehyung yang terlihat celingukan ke sana kemari mencari penampakan kafe yang ada di dalam area kebun.

"Cari makanan cepat saji, agar bisa dimakan sambil berkeliling," usul Yeori.

"Kalau begitu, tunggu di sini, ya. Aku akan membeli makanannya. Jangan kemana-mana dan segera aktifkan ponselmu kembali!" perintah Taehyung. Yeori mengerjap kemudian mengangguk tanda setuju.

Sepeninggal Taehyung, Yeori duduk di sebuah kursi yang ada di dekat area Arisol Garden. Sekali lagi ia memejamkan matanya, menikmati aroma wewangian bunga juga aroma khas rumput yang begitu menenangkan.

Lalu Yeori teringat pada ponselnya yang sejak tadi ia matikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu Yeori teringat pada ponselnya yang sejak tadi ia matikan. Dihidupkannya kembali ponsel itu, sebuah tanda pesan masuk berbunyi.

Si Moncong Rilakkuma
Antriannya agak panjang. Jangan merindukan aku, ya ^_^

"Cih, siapa yang merindukannya?" Yeori mendecak sebal kemudian tersenyum beberapa detik berikutnya. Seolah tersadar ada yang salah dengan senyumannya, Yeori kembali memasang wajah serius.

[Sudah Terbit] Unpredictable Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang