"Pagi!" sapa Jimin mengejutkan Yeori yang baru tiba di gerbang sekolah. Yeori tidak segera membalas sapaan hangat itu. Gadis itu justru menatap Jimin dengan dahi berkerut keheranan. Ia bisa merasakan ada gelagat tidak baik. Apalagi saat melihat senyum Jimin padanya.
"Apa?" tanya Yeori agak sedikit risi. Beberapa pasang mata yang kebetulan lewat di dekat mereka menatap lekat seolah tidak ingin kehilangan momen terbaik.
"Kau murid baru bernama Han Yeori 'kan? Kenalkan, namaku Park Jimin. Senang berkenalan denganmu. Mari berteman," celoteh Jimin dengan wajah ramah.
"Maksudmu?" Yeori melongo.
"Kau bilang ingin menjalani hidupmu seperti biasa. Kau memintaku untuk membantumu 'kan? Aku akan membantumu menjalani hari-harimu seperti biasa. Jadi, kita mulai dari awal lagi. Anggap kita tidak saling kenal sebelumnya. Anggap ini pertemuan pertama kita dan menjadi teman. Setuju?"
Yeori memalingkan wajahnya dari Jimin dan meringis putus asa.
"Maksudku bukan membantu yang seperti ini. Aku kan ingin menghindarinya untuk menyelamatkan perasaanku," Yeori bergumam dengan suara yang sangat lirih sehingga Jimin tidak bisa mendengarnya.
"Kenapa? Kau lupa pembicaraan kita tempo hari, ya?" tanya Jimin kecewa melihat ekspresi Yeori. "Jadi, kau tidak mau berteman denganku?"
"Ah, bukan begitu. Maksudku―"
"Jadi, kita berteman sekarang?" tanya Jimin dengan mata berbinar.
Yeori kembali terdiam menatap Jimin. Jadi, ia serius ya ingin memulai semuanya dari awal? Yeori membatin. Senyum dan ekspresi wajah itu adalah kelemahan Yeori. Karena senyum dan ekspresi wajah itulah Yeori memiliki perasaan khusus pada Jimin. Bagaimana bisa ia mengecewakan pemilik senyum menawan itu? Perlahan Yeori menganggukkan kepalanya.
"Ah, ini hadiah untuk merayakan pertemanan kita." Jimin mengeluarkan sepasang gantungan tas dari saku celananya.
"Kemarikan tasmu. Kau menghadaplah ke sana."
"Eh?"
Tidak sabar melihat Yeori yang hanya melongo, Jimin pun langsung membalik tubuh Yeori agar membelakanginya. "Dipasang di sini sepertinya bagus."
Jimin memasangkan gantungan itu ke tas Yeori sementara pemiliknya masih terdiam dengan mulut setengah menganga. Sikap Jimin begitu tiba-tiba sehingga mengejutkannya. "Jangan hilang, ya. Aku bisa marah," ancam Jimin lalu tersenyum.
Setelah memasangan gantungan Fujipon berwarna pink di tas Yeori, Jimin pun memasangkan gantungan yang berwarna biru ke tasnya sendiri. "Seperti pasangan 'kan?" Jimin tersenyum riang seraya memperlihatkan tasnya kepada Yeori.
"Seenaknya saja lagi," keluh Yeori dengan suara nyaris berbisik, tetapi ia langsung tersenyum saat menyadari Jimin masih menatapnya.
"Aku ke kelas dulu, ya. Atau mau kuantar sampai kelas? Kelas kita 'kan searah."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sudah Terbit] Unpredictable Love ✓
FanfictionHan Yeori menyukai Dae Jimin karena dia begitu baik dan punya senyum yang menawan. Namun, ia harus melupakan rasa sukanya karena sebuah hubungan sakral yang membuat mereka tidak bisa bersatu. Sementara Han Taehyung yang sangat jutek dan sering berb...