Yeori mengerjapkan matanya. Di hadapannya ada pemandangan jakun yang bergerak naik turun dengan gelisah. Sesekali juga pemilik jakun itu terlihat meneguk ludahnya. Yeori menegakkan tubuhnya dan melihat Taehyung sedang berbaring sambil mengerjapkan mata menatap dirinya.
"Sampai kapan kau mau mendudukiku, eoh?" tanyanya pelan, tetapi suara beratnya itu seolah memberi kesan menyeramkan di telinga Yeori.
Secepatnya Yeori berdiri, memberikan jarak pada sosok Taehyung yang mulai menegakkan dirinya kemudian membersihkan celana bagian belakangnya yang kotor.
Di saat-saat seperti itu Yeori justru teringat pada pesan yang dikirim Jimin tentang Taehyung kemarin. Jantungnya langsung memberikan reaksi pada hal yang diingatnya itu. Ia menunduk, tak berani menatap wajah Taehyung.
"Apa yang kau lakukan di sini? Kenapa sih hobi sekali memanjat dinding? Seperti sekolah ini tidak punya pintu saja. Bukankah kau seharusnya tidak datang ke sekolah? Bukankah kau sedang di-skorsing?" tanya Taehyung bertubi-tubi. Seperti tipikalnya yang kalau bertanya bisa mengalahkan wartawan infotainment.
"Bukan urusanmu," jawab Yeori.
Sejenak suasana menjadi canggung. Biasanya Taehyung akan mengeluarkan kata-kata kejamnya dan berlanjut perang mulut di antara mereka, tetapi kali ini entah kenapa ia hanya diam. Bukan seperti Taehyung yang biasanya.
"Aku---" ucap mereka bersamaan. Suasana semakin canggung.
"Kau duluan," ucap mereka lagi-lagi bersamaan.
Duh, ada apa sih ini? Raung Yeori dalam hati.
"Kau saja," Taehyung berkata lagi.
"Aku tidak sengaja, err- mendudukimu. Salahmu juga sudah membuatku terkejut sampai peganganku terlepas. Kau tidak akan meminta pertanggungjawabanku lagi seperti saat aku menumpahkan pupukmu 'kan?" tanya Yeori dengan sangat polosnya.
Taehyung menatap Yeori yang masih tidak berani menatap padanya. Beberapa detik kemudian pecahlah tawanya. Tawa yang terdengar sangat menyebalkan.
"Jangan coba berpikir macam-macam untuk mengerjaiku!" sungut Yeori kesal.
Taehyung menghentikan tawanya, tetapi masih menatap Yeori dengan senyum yang menyebalkan.
"Aku baru mau bilang, ini celana seragamku kotor terkena tanah. Lalu sikuku juga sepertinya lecet karena terjatuh tadi. Hmm, kau juga sudah menghancurkan eksperimen tanaman Pomatoku," Taehyung mengakhiri kalimatnya sambil menunjuk ke arah polybag hitam yang tergeletak di tanah dengan posisi sudah robek dan tanah di dalamnya berhamburan.
"Lalu?" tanya Yeori dengan hati yang kebat-kebit. Perasaannya tidak enak.
"Kau harus bertanggung jawab," jawab Taehyung sambil tersenyum penuh kemenangan.
Tuh kan? Orang ini pasti memanfaatkan kesempatan, batin Yeori.
Kakinya sudah melemas. Seharusnya ia tidak pergi ke sekolah. Seharusnya saat mobil ayahnya meninggalkan pelataran sekolah, ia langsung pergi saja ke tempat lain. Bukannya mengendap-endap ke kebun sekolah dan bermasalah lagi dengan pemuda bermarga Kim itu.
"Yang kemarin saja aku masih berhutang dua bulan, sekarang bertambah lagi," gumam Yeori lirih.
Taehyung masih tersenyum menatap Yeori. Yang ditatap masih berusaha mengalihkan tatapannya ke mana pun, asal tidak melihat wajah yang tersenyum itu. Membuat jantungnya seperti sedang berlomba lari.
"Kau mau tanggung jawab jenis apa?" tanya Taehyung dengan tatapan usil.
"Kalau bisa sih tidak usah tanggung jawab. Aku 'kan tidak sengaja," lirih Yeori.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sudah Terbit] Unpredictable Love ✓
FanfictionHan Yeori menyukai Dae Jimin karena dia begitu baik dan punya senyum yang menawan. Namun, ia harus melupakan rasa sukanya karena sebuah hubungan sakral yang membuat mereka tidak bisa bersatu. Sementara Han Taehyung yang sangat jutek dan sering berb...