#19: Makam Ibu

1.7K 275 50
                                    

Embusan angin menerpa wajah Yeori yang terlihat kusut marut. Dibiarkannya saja embusan angin itu makin membuat kusut tatanan rambutnya yang sengaja tidak ia ikat. Pikirannya melayang menghampiri masalah yang sedang dihadapinya satu per satu.

Masalah pertama adalah orang yang sedang memboncengnya saat ini. Sebelum pergi mengajar, ibunya bilang setelah pulang sekolah nanti Jimin akan menjemputnya di rumah. Bukannya Jimin yang datang, justru sosok menyebalkan dengan kepala tertutup helm juga sebagian wajah tertutup masker bergambar rilakkuma yang datang.

"Kau?!" pekik Yeori terkejut saat melihat siapa yang datang.

"Ayo naik," ujar lelaki muda itu menyuruh Yeori untuk naik di jok belakang motornya.

Yeori tak segera merespons. Matanya menatap kesal ke arah masker yang dipakai oleh lelaki muda itu.

"Mana Jimin? Kenapa kau yang datang?" tanya Yeori ketus.

"Dia sedang ada urusan dan dia memintaku untuk menggantikannya," jawab Taehyung sambil membuka maskernya lalu tersenyum menyeringai.

"Balik maskermu!" pinta Yeori setengah memerintah.

"Ck, begini saja takut!" ledek Taehyung sambil terkekeh lalu memakai lagi maskernya dengan posisi terbalik. Si gambar moncong rilakkuma ada di bagian dalam.

"Bukannya takut, tapi sangat aneh melihat bagian mulut dan hidung seperti beruang sementara mata dan bagian kepala seperti manusia. Apa kau tidak pernah berkaca saat menggunakannya? Terlihat benar-benar aneh!" cerocos Yeori seraya duduk di jok belakang motor Taehyung.

"Pegangan, ya. Aku akan mengebut. Jangan salahkan aku kalau kau jatuh karena tidak mau pegangan padaku," ujarnya sebelum tancap gas.

Sepanjang perjalanan Yeori terus saja berusaha menahan dirinya untuk tidak merutuk atau pun memaki karena detak jantungnya berpacu berkali lipat akibat ulah Taehyung yang mengendarai motor dengan ugal-ugalan. Seandainya untuk pergi ibunya tidak memberi syarat harus ada yang mengantar, Yeori memilih untuk pergi naik bus saja.

Masalah kedua adalah gangguan kejiwaan yang dialami oleh ayahnya. Berdasarkan artikel tentang penyakit Post Traumatic Stress Disorder yang dibacanya, penderita gangguan itu akan merasa depresi apabila bersinggungan atau melihat objek yang membangkitkan traumanya di masa lalu yang dalam kasus ayahnya ini adalah Yeori.

Itulah sebab kenapa ayahnya terkesan membuang Yeori dengan memasukkannya ke sekolah asrama sejak kecil karena setiap kali ayahnya melihat Yeori, ia akan teringat pada trauma kehilangan istri tercintanya. Kejiwaannya akan berada pada kondisi labil dan tidak menutup kemungkinan ia akan menyakiti Yeori atau menyakiti dirinya sendiri karena rasa bersalah dan kehilangan yang begitu mendalam.

Yeori terlihat menghela napasnya. Lalu bagaimana caranya ia mendekati ayahnya? Bagaimana caranya ia menunjukkan rasa pedulinya pada ayahnya? Ia tidak ingin membenci ayahnya lagi karena ia tahu sebenarnya ayahnya juga sangat terluka dengan kondisi itu. Ayahnya juga sangat menderita. Menanggung gangguan kejiwaan itu seorang diri selama bertahun-tahun.

Tanpa sadar Yeori menyandarkan kepalanya di punggung lelaki muda yang sedang memboncengnya di jok belakang motornya itu. Taehyung yang merasa punggungnya disandari sesuatu refleks langsung menoleh ke samping, berusaha mencari tahu apa benar Yeori sedang menyandarkan kepalanya atau tidak.

Masalah ketiga Yeori adalah tentang membahagiakan ayahnya dengan caranya sendiri. Bagaimana caranya membuat ayahnya bahagia kalau Yeori sendiri tidak boleh sering berada di dekat ayahnya.

Entahlah. Yeori pusing memikirkannya. Lalu tanpa sadar ia memeluk pinggang Taehyung, mengikis jarak di antara mereka. Ia merasakan kenyamanan di sana, di punggung lelaki muda itu. Tanpa sepengetahuan Yeori si pemilik punggung sudah merona. Perlahan ia mengurangi kecepatan motornya, seolah tidak ingin cepat-cepat mengakhiri momen yang membuat hatinya senang tak terkira.

[Sudah Terbit] Unpredictable Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang