Hai hai readers!! Aku update lagi nih. Kira-kira kalian suka yang chapternya banyak atau dikit aja nih?
Happy Reading :)
----
Kring... Kring... Kring...
Bel tanda istirahat pertama berbunyi dengan nyaring, semua murid kelas XI Math-1 merapal sorak senang di hatinya karena terbebas dari Mrs. Carroline, si guru ter-Killer seantero GHS.
"Ok class, berhubung bel sudah berbunyi kita akhiri pelajaran hari ini" suara Mrs. Carroline menggema ke seluruh sudut kelas
"Baik Miss" ucap semua murid
Setelah Mrs. Carroline keluar, semua murid bernafas lega dan berhamburan menuju cafetaria sekolah.
"Yuk ke cafetaria, laper banget nih aku" ucap Kylie
"Sama, aku juga udah laper banget" balas Rebecca
"Nathan! Hari ini kamu harus mau ke cafetaria bareng aku ya ya ya?" teriak Selena dengan muka memelas
Nathan hanya diam, menatap Selena pun tidak. Ia justru menenteng tasnya dan menghampiri Rebecca.
"Ayo belajar" ucapnya dingin
"Sekarang nih? Sekarang banget gitu? Biarin gue ke cafetaria dulu dong, laper tahu" protes Rebecca
"Bawel deh, ayo!" ketus Nathan kemudian menarik lengan Rebecca
Dengan pasrah Rebecca menenteng tasnya dan berusaha menyamai langkah Nathan yang lebar-lebar itu. Sedangkan kedua teman Rebecca hanya bengong di tempat. Selena yang merasa dikacangi langsung mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Aduhh sakitnya yang dikacangin" celetuk Bryan sambil memegangi dadanya berpura-pura memasang wajah tersakiti
"Anjir, diem lo kampret!" teriak Selena
"Najis tuh cewek, dia pikir dia siapa? Ngapain makin nempel coba sama Nathan? Tunggu aja pembalasan gue" teriak Selena kesal
"Udahlah Sel, ayo ke cafetaria aja laper gue" sahut Kate, sahabatnya Selena
"Iya, yuk Sel" timpal Jasmine yang juga merupakan sahabat dekat Selena
"Ye" ucap Selena masih dengan raut kesal
Kylie dan Keyra hanya bisa memasang wajah khawatir karena jika Selena sudah kesal seperti itu bisa celaka nanti Rebecca.
"Anjay, tuh anak gila apa gimana sih?" ucap Bryan setelah Selena and the geng keluar kelas
"Nggak usah diurusin, mending ke cafetaria yuk" sahut Daniel
"Kuylah" jawab Bryan
***
Sesampainya di perpustakaan, mereka sibuk mencari referensi buku. Rebecca menemukannya, tapu terlalu tinggi hingga ia harus berusaha menjangkaunya tapi berkali-kali gagal.
Sampai tahu-tahu Nathan sudah menjangkau bukunya, Rebecca berbalik dan matanya langsung bertubrukan dengan mata Nathan yang setajam mata elang.
"Ma.. makasih" gumam Rebecca gugup
Jarak mereka sangat dekat, dan entah mengapa jantung Rebecca berdegub kencang.
"Pendek amat lo" cibir Nathan dingin sambil meninggalkan Rebecca
"Yee biarin" sewot Rebecca
"Udah? Nyari bukunya? Ayo langsung belajar, kita cuma diberi izin sampai istirahat kedua habis itu kita harus kembali ke kelas" ucap Rebecca sambil mengekori Nathan
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Boy Nathan [END]
Teen FictionKamu, sebuah awal yang begitu dingin dan beku Begitu tajam menusuk, penuh intimidasi Sosok yang tak sudi mendamba pada sang tuan bernama cinta Kamu, begitu pandai merajut kata menjadi balutan motivasi Meski wajahmu datar tanpa ekspresi Dan tuturmu...