T U J U H

297 25 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, menandakan berakhirnya pelajaran yang menguras tenaga untuk hari ini. Reynad buru-buru memasukan bukunya kedalam tas lalu membuka ponsel dan mencari-cari nomor seseorang yang sejak tadi ingin ia hubungi.

"Gua jemput."

"Hah?"

"Gua udah jalan."

"Apanya?

"Tunggu depan kelas."
Tut.

Reynad segera beranjak dari tempat duduknya, mencari kunci mobil dan bergeras menuju kelas seseorang yang akhir-akhir ini tak lepas dari ingatannya. "Gua duluan Don, Rud!" Pamitnya langsung melangkah pergi.

"Hati-hati!" Seru Rudy melambaikan tangan kearah Reynad yang sudah meninggalkan kelas, diikuti Doni yang juga melambaikan tangan dengan antusias.

"iyaa, Nad. Hati-hati dijalan kalo udah dihati jangan jalan-jalan!"

"Bacot banget!" Menoyor kepala Doni adalah satu-satunya jalan menyadarkannya.

"Gagar otak gua lama-lama, Dy!"

Rudy dan Doni adalah sahabat Reynad dari mereka masih memakai seragam putih biru. Persahabatan mereka berlangsung lama sampai sekarang. Jangan tanyakan kenapa mereka masih bisa bersama? Itu semua karna Doni. Doni yang memaksa mereka agar mengikutinya untuk masuk kesekolah swasta yang dimiliki oleh kakeknya. Alasannya hanya satu, Doni tidak ingin berpisah dengan sahabat-sahabatnya. "Gua nggak mau ya lorang lupain gua karna kawan baru!"

Dan bodohnya, Reynad dan Rudy mengiyakan keinginan Doni. Reynad pikir Fine-fine saja toh juga tidak ada salahnya jika mereka bersama-sama terus.

Tetapi, siapa sangka dibalik sifat mereka masing-masing. Mereka si Most wanted SMA Nusa Bangsa yang Ketampanannya bikin hati meleleh.

"Lo liat nggak sih perubahan Reynad? kaya rada sedikit berseri-seri gitu mukanya akhir-akhir ini,"  Doni bersuara masih dengan aktifitasnya bermain game.

"Lo nggak tau dia lagi deket sama anak ips?"

"Cewe?"

"Yaiyalah bego, masa laki!"

"Lah! siapa tau kaya Firman yang doyan sama laki," Keduanya membidik ngeri lalu akhirnya tertawa terbahak-bahak mengingat teman satu angkatannya yang bernama firman digosipkan suka sesama jenis. Gemulai dan mengikuti modern dance, tidak sedikit orang menatapnya ngeri.

"Hahaha ... ditaboknya mampus lo,"

"Mau dong ditabok."

"Hahaa serius bego,"

"Serius mah kerumah, Bawa seserahan."

"Fak!"

Satu yang Rudy tahu Tentang sahabatnya ini bahwa Doni memang susah untuk diajak serius.

***


Hari ini sangat melelahkan. Lia tak sabar ingin cepat-cepat pulang, makan dan berakhir tidur dikasur empuk yang ia rindukan saat ini.  Gadis itu mengecek ponselnya berkali-kali tetapi tak ada tanda-tanda Reynad menelponnya atau sekedar chatting untung memberi tau bahwa dia terlambat menjemputnya.  Kemana sih?!

Sudah dua puluh menit Lia menunggu Reynad depan kelas sendirian sesuai dengan pinta Reynad yang menelponnya tadi. Kinan dan Reva sudah lebih dulu pulang karna Reva sudah dijemput ibunya dan Kinan sudah dijemput Supirnya.

Tentang Kinan, semalaman Lia memikirkan Kinan tentang ucapannya kemarin. Walaupun hari ini Kinan terlihat biasa saja padanya, seperti tidak terjadi apa-apa. Tetap saja Lia merasa bersalah. Hari ini Lia meminta maaf pada Kinan berkali-kali dan Kinan selalu menyanggah bahwa dirinya tidak masalah. AHH SUDAHLAH!

AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang