Dua Puluh Lima

228 11 0
                                    

12.45

Hari ini mood Lia sangat berantakan; dari telat kesekolah, terkena hukum  hingga mendengar ucapan Reynad yang ..
Ah sudahlah.

Apa urusannya sama lo!

Apa urusannya sama lo!

Apa urusannya sama lo!

"Agrhhhhhh udah sih otak gak usah diulang-ulang, gua udah paham!" Gerutu Lia dalam hati.

Kalimat itu seperti berputar berulang ulang kali di dalam otak gadis itu, dan jujur, itu sangat membuat Lia sesak jika mengingatnya. Sakit, satu kalimat yang mewakili hatinya.

Lia duduk di Rooftops seraya menatap kosong kearah Langit, Lia sudah meninggalkan empat jam pelajaran dikelasnya. entahlah ia hanya membutuhkan waktu untuk sendiri. Hari ini cukup melelahkan untuk Lia, semuanya. Bukan hanya tubuhnya, tetapi hatinya juga.
Bolehkah Lia jujur, sampai saat ini ia belum bisa Merelakan Reynad pergi dalam hidupnya. Dan jika melihat sikap dinginnya tadi, Lia sangat yakin, Reynad benar benar menjaga jarak padanya.

Dulu.
Banyak angan yang kita buat,
Banyak janji yang kita ciptakan.

Lucu memang.
Dulu,kita mengucap seakan kita akan bersama selamanya.

-Aurelia.

Goresan itu tertulis rapih diatas kertas putih miliknya, hatinya seakan patah untuk sekian kalinya. Cairan bening itu tumpah lagi, seakan tak sanggup untuk menampung dikelopak matanya.

Mengapa Lia harus merasakan ini lagi?

"Lagi sedih?" Ucap seseorang tiba tiba datang. Spontan Lia merobek kertas yang ia tulis itu, lalu membuangnya asal. Tak lupa ia menghapus air mata sekenanya.

Lia menengok sekilas, lalu menghadap keatas langit lagi. Sungguh untuk saat ini ia tak ingin berdebat dengan orang itu dulu. Adnan.

Adnan menghampirinya, lalu duduk disebelah gadis itu tanpa meminta izin terlebih dahulu.
"Maaf." Ujar laki laki itu singkat, lalu mengikutin Lia memandang awan  dilangit yang luas.

"Buat," Tanya Lia tanpa menengok sedikitpun kearah lawan bicaranya itu. Jujur Lia malas dengan kehadiran Adnan disini, membuat hatinya semakin panas. Tetapi, ya sudahlah. Apa salahnya berdamai dengan masa lalu.

"Udah pernah nyakitin hati lo." Ucap laki-laki itu menatap wajah Lia dari samping.
"Maaf, pernah jadi manusia yang buat luka paling dalem."
"Gua nyesel ia." titahnya dengan suara Lirih.
"Harusnya gua ta..."

"Gaperlu nyesel." Potong gadis itu singkat,dengan mata yang masih saja menatap langit.

"Harusnya gua gak ninggalin lo ia!"
"Harusnya gua gak main belakang sama bresia." Adnan menunduk, seakan meratapi semua kesalahanya dulu.

"Ini bukan tentang rasa bosan yang pernah hadir, tapi ini tentang seberapa bertahan kita untuk selalu ada ketika rasa bosan itu datang."

"Lia.."

"Bahkan gua mau makasih banget."

Adnan memincingkan alisnya sebelah.

"Kalo lo udah nunjukin bahwa sesuatu yang gua anggap baik ternyata belum tentu baik." Tutur gadis itu kini menatap Laki laki yang menampilkan senyum mirisnya.

"Tentang minta maaf? Gua udah maafin lo." Sambung Lia. Jujur, sebenarnya ia sudah memaafkannya, hanya saja ia tak ingin bertemu Adnan jika hanya untuk membahas masalalu yang menyakitkan itu.

"Makasih ia udah mau maafin cowok bego kaya gua." Tutur Adnan tersenyum tulus pada gadis mungil yang ada dihadapannya ini.

"Semua orang berhak dapetin maaf, termasuk lo."

"Udah yaa gausah dibahas lagi." Ujar Lia meluruskan kakinya lalu kembali menatap Langit . Laki laki itu tersenyum tulus lalu ikut meluruskan kakinya.

Adnan menatap wajah gadisnya dulu dari samping.

Cantik- Adnan.

Ternyata laki laki itu sudah bodoh sekali meninggalkan wanita yang sangat sangat berjuang dalam hubungannya dulu. Sedangkan Adnan? Ia meninggalakan hanya karna ia bosan.

Ternyata dulu ia terlalu sibuk mencari yang lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi. Sehingga ia tidak sadar, wanita istimewa ternyata yang selama ini selalu ada untuknya.
Tetapi itu dulu, sebelum Adnan menghancurkannya. Sebelum rasa gadis itu hilang karna ulahnya.

"Lia?"

"Hmm."

"Gua mohon jangan jauhin gua lagi ia, seengaknya kita masih bisa buat sahabatan."

Lia mengganguk lalu tersenyum manis.

Kalo dihati lo masih ada ruang untuk gua, gua pengen banget ia, buat perbaikin itu semua dari awal. Guman laki laki itu dalam hati.

***

kayanya Adnan udah berubah nihh,
gmna menurut kalian??

Ehh btw, maap pendek banget hehe..
VOTE+COMMENT ya sayangg..
Semangatin aku dongg buat ngelanjutin ceritanya:'))
hehehee....

-Author:)

AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang