Dua Puluh Tiga

216 15 1
                                    

Lia mengendap-endap memasuki gerbang sekolah dengan kaki pincangnya, sepertinya langkahnya berhasil.
Ia berjalan pelan pelan agar pak satpam yang tengah tertidur tidak bangun.

Lelaki itu melihat gadis yang tengah mengendap-endap itu, jika kalian pikir gadis itu sudah bebas. Salah.
Disebrang sana sudah ada Angga sang ketua osis yang berjaga hari ini.
Sang ketua osis yang kini tengah berjalan menuju gerbang. Untuk kabur pun rasanya tak cukup waktu.
Rudy menatap lekat gadis itu,Gadis itu nampak tak lengkap memakai atribut.

Rudy mengerutkan dahinya, "telat juga?"
Sebenarnya ia sudah berhasil bebas dari hukuman. Namun ia iba jika gadis itu dihukum sendirian oleh Angga yang notabenya ketua osis yang paling galak dan tak pandang bulu untuk menghukum pelanggar yang tidak taat peraturan.

Rudy melepas dasi dan tali pinggangnya lalu meletakkannya didalam tas hitamnya. Rudy bergegas berjalan mendekati Lia, dengan wajah santai. Lia yang tengah berjalan mengendap-endap, seketika kepalanya menabrak tubuh seseorang.

"Aduhhh," Lia memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"E-lo??" Tanya Lia gugup, Mungkin Rudy akan menghukumnya. Yapp, yang notabenya Rudy adalah pengurus osis yang menjabat sebagai wakil ketua osis.

Sial! Grutu gadis itu dalam hati.

"Maaf--" Ujar Lia terpotong.

"Bukan gua yang lagi jaga." Tepis Rudy dengan cepat dan melirik kearah lain dimana disana sudah ada Angga yang berjalan kearah mereka.

"Jadi lo juga telat??" Tanya Lia, Laki laki itu hanya tersenyum seraya mengangkat satu alisnya. Lia hanya mengerutkan dahinya, pengurus osis telat? Ah sudahlah!

Lia sudah pasrah ketika Angga menghampiri mereka.

"Rud, Lo?" Tanya Angga santai seraya menatap sohibnya yang tampak berbeda.
Rudy menggeleng.

"Biasa."

"Yaudah sana!" Suruh Angga, Rudy menatap Angga sejenak.

"Kamu kenapa telat lagi?!" Tanya angga penuh penekanan pada Lia.

"Bulan ini sudah kali ketiga nama kamu masuk dalam catatan murid yang melanggar peraturan!!"
"Kamu gakniat sekolah?!"

"Mana atribut kamu?!" Tanya Angga dengan nada sedikit kencang. Gadis itu hanya menunduk.

"Push up 50 kali sekarang juga!!"
Bentak Angga, Lia mengangguk pasrah, namun ia merasa ada tangan yang menahan lengannya untuk tidak melakukaannya.

"Dia dihukum, gua juga." ujar Rudy dingin. wajahnya tetap datar.

"Pak Hamid bentar lagi dateng. Abis sampe dia tau lo telat!"
Yap, pak Hamid-- Pembina osisi paling galak, Galaknya melebihi Angga. Ia paling tidak suka ada yang terlambat, Ia mau semuanya disiplin.

"Telat ya tetep telatlah." ujar Rudy lagi, Angga menghela nafas kesal.

"Rud..."

"Kenapa kalian ribut ribut disini?" tanya Bu Rindi, guru paling kiler diatas Bu Novi dan Bu Linda.

Lia sudah pasrah saja.

"Cewek itu telat,Bu." jawab Angga, Bu Rindi menatap Lia yang kini sudah menunduk.

"Saya juga telat Bu." Sahut Rudy, Angga berdecak kesal.

'Batu!'

"Ah kalian sama saja! Berdiri tiang bendera sampai pelajaran selesai. sehabis itu, kalian baru boleh masuk kelas. jangan coba coba kabur atau bolos." Ujar Bu Rindi.

"Paham!"

"Paham bu."

"Kamu juga Angga, Ketua osis. Masalah gini aja ga becus."
Bu Rindi menatap Angga sebal lalu pergi meninggalkan mereka.

"Ayokk!" Ajak Rudy sudah berjalan menuju Tiang bendera terlebih dahulu, Baru Lia menyusulnya.

"Kenapa lo malah minta kena hukum--" Tanya Lia, Rudy menatap gadis itu sejenak seraya tersenyum tipis.

"Nemenin lo." Ujar Rudy tersenyum.

"Ehh."

Tak peduli dengan terkejutnya gadis itu.Rudy tetap menatap bendera merah putih yang kini sudah berkibar, Lia menatap Rudy bingung. Tak maksud ucapan laki laki itu.

"Ya...Iyaa, Sama sama telat kan maksud lo?" Tanya Lia tak mengerti. Rudy tersenyum.

"Hmm."

Hanya itu Jawaban yang Rudy berikan, Hingga membuat suasana cangung dan membuat Lia bungkam saja. 10 menit berlalu. Wajah gadis itu sudah seperti kepiting rebus. Rudy memperhatikan ekspresi gadis itu yang tampak kelelahan. Namun bagaimana, itu sudah hukumannya.
Rudy terlihat melangkah sedikit untuk menutupi gadis itu. dari sinar matahari, entah sengaja atau tidak.

Walaupun masih pagi, entah mengapa matahari sangat panas hari ini. Tubuh Rudy terasa sangat panas karna ia terkena langsung panas matahari karna menutupi gadis itu. Mungkin karna ia dan belum sarapan pagi juga. Kepalanya terasa sangat berat, Kepalanya terasa berputar.

Brukk! Tubuh Rudy tumbang hingga menyenggol tubuh mungil gadis yang ada disebelahnya itu.

"Aduhhh!" Ringis Lia Karna ikut terjatuh, ia memijat pelipisnya sejenak.

"Rud!Rudy?!"
"Lo mimisan!" Ujar Lia panik karna Melihat darah yang keluar dari hidung Rudy.

"Pusing banget." Ucap Rudy dengan Lirih.

"Ehhh ehh jangan pingsan dong!"
"Kita ke UKS yaa!"
Lia mencoba bangkit dan mengangkat tubuh Rudy. Namun, tubuh yang terlihat tidak begitu besar ini ternyata sangat berat.

"Duhh!" Lia mencoba bangun dan menuntun Rudy ke UKS dengan meletakan tangan Rudy dibahunya. Ia mencoba jalan berlahan, meskipun sering kali hampir jatuh.

"Berat banget sih lo!"

"Inilah kebanyakan makan janji manis!"cetusnya

"Ehh Bego." gerutu Lia atas perkataan recehnya disaat seperti ini.

Lia melewati koridor, memapah Rudy dengan tertatih tatih.Banyak sekali mulut mulut yang bercuap tentang dia yang memapah Rudy. Tetapi Lia tak perdulikannya.

Itulah netizen gakpunya kawan, jadi apa apa dibilang pacaran- Lia

Akhirnya Lia sampai keUKS dengan berkeringat karna panas terik disiang hari, ia berusaha membuka Gordeng pembatas dengan kakinya susah payah karna tubuhnya masih memapah tubuh berat Rudy. Emosi Lia menggebu ketika melihat dipojok UKS terdapat gadis-gadis berkumpul dengan terpampang jelas bed Palang merah remaja malah mengobrol-ngobrol Ria membicarakanya.

"Itu Kak Rudy kan?"

"Dia kenapa?"

"Itu cewe yang deket sama kak Reynad bukan sih?"

"Kok sama kak Rudy?"

"Bisa liat ga lo!" Sentak Lia menatap tajam petugas PMR yang sedang berjaga itu, geram. bukannya menolongnya yang bersusah payah, malah asik dengan kegiatan gibahnya.

Sepontan gadis gadis itu bangkit, membantu menurunkan rudy dan merebahkannya diranjang UKS.

"Ngerumpi aja yang lorang gedein! Ga becus!" sentak Lia geram.

gadis gadis itu menunduk bersalah.
"Ii..iya kak, maaf."

Lia keluar UKS terlebih dahulu, tak memperdulikan gadis gadis itu. tujuannya sekarang adalah kekantin, untuk membeli beberapa makanan dan minuman hangat untuk Rudy. Ia juga tidak mengerti mengapa Rudy tiba tiba terjatuh dan mimisan seperti itu. Kini gadis itu duduk di bangku dekat ranjang UKS sembari menunggu laki laki itu tersadar.

***

gimana nihh?? ada ga yang kaya gituu wkkwk ngerumpi ngerumpi manjaa.

jangan lupaa vote sama commentnya yaa sayanggg:*

Terima kritik dan saran dari kaliannnn:*

-Author:')

AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang