Empat belas

236 19 0
                                    

"Gua balik duluan ya Ia." Ujar Kinan sembari melangkah meninggalakan kelasnya.
"Gua juga Ia." sambung Reva seraya melambaikan tangan meninggalakan Lia yang masih berkutik dengan Buku catatanya.

Lia membalas lambaian tangan juga.
"Iyaa hati-hati."

Kini hanya Lia yang ada dikelasnya. Cuaca sangat mendung sudah diperkirakan sebentar lagi akan hujan.
Biasanya Lia akan gembira ketika awan sudah menandakan mau hujan. Tapi entah mengapa kali ini ia tidak menginginkan hujan turun.

Lia bergegas memasukan bukunya dalam tas,lalu keluar kelas.
Gadis itu berjalan melewati koridor yang sepi karna memang murid murid Nusa Bangsa sudah pulang sekitar Dua puluh menit yang lalu.
Langit sudah mulai gelap gulita, Hujan gerimis sudah turun. Lia tidak tau mengapa ketika melihat Hujan pikiran kembali tertuju dengan Reynad, Laki laki yang tiba tiba menghilang dalam hidupnya, Ini adalah hari tepat seminggu lebih Reynad menghilang.

-

"Liaaa!!"

"Lo udah gila?! Ngapain lo ujan ujanan?" Pekik seseorang dari kejauhan, Lia menatapnya sejenak, Laki laki yang selalu ada untuknya akhir akhir ini, Reynad Erlanga.

Reynad terpaksa menghampiri gadis yang berada ditengah lapangan itu dan menerobos hujan.

"Nanti lo sakit. Ngapain sih lo ujan ujanan kaya anak kecil!" sentaknya.

"Mau gua jungkir balik kek, Guling gulingan kek itu bukan urusan lo!" Lia berputar putar ditengah derasnya hujan.

"Gak usah kaya ank kecil!"

"Sini, seru tau!!" Lia menarik Reynad untuk berputar putar dengannya.

"Gakusah nambah nambahin penyakit Aurelia."

"Lo kenapa sihh peduli amat sama gua!" Dumel Lia.

"Lo kenapa Bebel banget sih dibilangin!" Reynad terpaksa membopong tubuh gadis itu.

"WOY WOYY NGAPA PAKE GENDONG GENDONG SEGALA SIHHHH!!!"

"WOYY GUA BERAT."

"WOY  ES BALOK.."

-

Senyum miris kini menghiasi wajah Lia.

Ini udah seminggu nad, Lo dimana? Gua kangen. Guman Lia.

Entah mengapa Air matanya jatuh, Matanya memanas. Ditinggal Reynad mengapa Lia sangat kehilangan.
Sudah sejauh inikah dia jatuh cinta terhadap laki-laki sipemilik mata elang itu?

Hujan sudah mereda, Lia memilih keluar gerbang menuju halte untuk menunggu ojek online yang ia pesan. Lia memperhatikan keadaan sekitar, Tanpa sadar matanya mendapatin laki laki serba hitam itu lagi sedang duduk di bangku yang tak jauh dari halte tempat Lia berada. Mata terus menatap Lia, Membidik. seakan tatapan itu ingin membunuh Lia.

Mau apa dia kesini lagi? Mengapa dia menatap Lia seperti itu lagi?!.
Lia memalingkan wajah kearah lain, berusaha untuk seolah-olah tidak mengetahui keberadaan laki laki serba hitam itu. tanpa dipungkiri Lia sangat ketakutan, Tubuhnya berkeringat dingin, Wajahnya pucat pasi.

Lia menutup wajahnya dengan telapak tangan, Ia tidak ingin melihat laki laki serba hitam itu lagi. Tuhan, Lia takut.

Sepuluh menit Lia Menunggu ojek online itu datang, tetapi mengapa tidak sampai-sampai. Lia geram lalu Mengotak atik ponselnya. Niatnya ingin cancel pesananya tetapi niatnya itu ia kurungkan kembali. Sebab ia takut,ketika ia ingin memesan lagi maka akan semakin lama pula ia menunggu.

Gadis itu kembali memperhatikan sekitar. Pria serba hitam itu kemana? Dia sudah tidak ada ditempatnya. Huftt ... Sedikit perasaan lega ketika tahu laki laki serba hitam itu tak ada ditempat Lia berada.

Kemana sihh ojek ini. Gerutu Lia.

Lia bangkit dari duduknya, Melihat jalanan memastikan tanda-tanda apakah om ojek online itu akan datang. Matanya terus menusuri tempat sekitar, Bukan yang didapatin Abang ojek online dengan seragam hijaunya ini malah melihat seorang anak laki laki berbaju kuning sekitar tujuh tahun berlari-lari kecil kearahnya seraya membawa seikat bunga matahari dipelukannya.

Lia memincingkan alisnya. Memperhatikan anak itu dengan lucunya berbadan mungil seolah kewalahan membawa seikat bunga matahari yang kebesaran.

Kegedean bunga nya, guman Lia seraya tersenyum lebar.

"Kakak namanya kak aurel ya" Ujar anak laki-laki berbaju kuning seraya menarik-narik ujung baju seragam yang dikenakan Lia.

"Iyaa, kok kamu tau." Lia berjongkok dihadapan anak laki-laki itu seraya mengelap asal keringatnya. kecapean dia gan HAHA.

"Nihh" menyodorkan lima bunga matahari yang diikat menjadi satu.
"Dari Om ganteng untuk kak aurel."

Lia mengerutkan keningnya.
"Om ganteng?"

"Iyaa, Katanya ini dari malaikat baik."ujarnya lucu dengan ekspresi yang berusaha meyakinkan Lia. Bukannya percaya Lia malah semakin gemas melihatnya.

"Udah ya kak aku mau pulang, kata om ganteng itu aku mau dibeliin es krim cokelat yang buanyakkk banget," titah anak laki laki itu meninggalkan lia yang masih mematung.

"DADAHH KAKAK CANTIK." Teriaknya yang sudah jauh lalu melambaikan tangan kearahnya.

Lia menatap senyum punggung anak laki-laki itu yang kini sudah berlari menjauh. Malaikat baik? tentang ojek online yang bukan ia pesan? Dan sekarang dia mengirim seikat bunga matahari lewat anakkecil yang sangat lucu? Siapa dia? Apakah dia selalu tau Lia berada?

***

Malaikat baikk? Wahh Lia punya malaikat baikk..
Kirakira siapa yahh diaa?

Penasaran??

Ohh iyaa, maaf jika masih ada kesalahan dalam penulisan dan alur cerita.

-Author:)

AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang