Dua Puluh Dua

225 10 6
                                    

12.15

Dikamar bernuansa kuning, Lia berbaring diatas kasurnya. Memikirkan kejadian kejadian manis yang pernah malaikat baiknya itu berikan.
Sungguh masih belum bisa dipercaya, ternyata malaikat baiknya itu adalah laki laki serba hitam yang hadir ketika Lia merasa butuh bantuan.

Memang selama ini laki laki serba hitam itu tak pernah menyakitinya, bahkan Lia merasa Laki laki itu seakan melindunginya. Mungkin karna pakaiannya yang serba hitam itu saja yang membuat Lia merasa takut, dan menjadi lebih waspada.

Pikiran Lia makin kacau, dengan seribu pertanyaan dan pernyataan yang ada didalam otaknya. Sebenarnya siapa laki laki serba hitam sekaligus malaikat baik untuknya itu? Untuk apa laki laki itu selalu membututinya dan memberi hadiah hadiah manis untuknya. Apakah Lia mengenalnya? Atau laki laki itu orang terdekat Lia??

Lia mengacak rambutnya frustasi, memeluk boneka beruang besar itu lalu menatap lekat note teksnya.

"Lo siapa sihh??" Guman Lia pelan.

***

"WOIII TOLOO BEGO RUDY AWASSS!!"

"Apasihh set*n gua udah awass!"

-Game over-

"Tuhh kan mobilnya nyungsep."

"Halahh lo aja maennya noob."

"Hehh! Lonya ajaa ganggu pake segala nyender nyender udah kek nenek nenek mau lahiran!"

"Yaudahhh sihh timbang pou doangg!"

"Gini gini gantengan pou gua daripada lu."

"Anjirr! Kalo ngom.."

"WOIIIII!!" Bentak Reynad pada kedua temannya ini. Memang receh sekali Rudy dan Doni ini, mereka bahkan bisa beradu mulut cuma karna permainan mahluk segitiga itu.

"Pala gua inii pusingg gakusahh berantem ngapa sihh!"
"Timbang maen pou doang aja pake berisik!" Sentak Reynad memijat mijat keningnya berlahan.

"Tuhh si Rudy pake ganggu gua"

"Hehh! Lo yang kalah malah nyalahin gua!"

"LO NYEN..."

"Teruslahh berantem! Gua apus pou ituu!"

"Weetttt wettttt!!" Pekik Doni was-was menggengam erat ponselnya lalu menyembunyikan dibalik badannya.

"Dahh Nad apus aja tuh Pou nyaa. Sebel banget gua!" Seru Rudy mengompor ngompori Reynad untuk menghapus game Pou yang ada diponsel Doni.

"DIEMM LO RUDY TABUTI!" Sentak Doni geram, Rudy menangapi dengan menutar bola matanya malas.

Lucu memang, berulang ulang kali Reynad menghapus game Pou diponsel Doni tetapi berulang ulang kali pula game itu diunduhnya lagi. Menurut Doni, Pou itu sangat lucu dengan bentuk segitiga yang bisa dipakaikan baju. Receh memang, bahkan tidak ada yang percaya. Salah satu dari tiga most wanted di SMA nusa bangsa ada yang menyukai game anak kecil seperti Doni.

Disinilah mereka sekarang berada, di kamar beraroma maskulin Reynad yang selalu menjadi markas mager mageran tiga pria tampan ini. Suasana kembali hening setelah perdebatan receh tadi. Mereka kembali fokus dengan ponsel masing masing.
Sampai pada akhir..

"Ohh iyaa nad, lupaa gua mau nanya dari kemaren." Ujar Doni tiba tiba seraya memposisikan diri berduduk sila.

"Hmmm." Guman Reynad pelan tanpa mengalihkan pandangan matanya dari ponselnya.

"Pas itu gua liat Bella sama lo di cafe."
"Bella udah balik?" Ucap doni terheran heran.

"HAH!?"pekik Rudy tiba tiba.
"Demi apa lo jalan lagi sama Bella?" Ujar Rudy menyengol bahu Sahabatnya itu.

"Iya,kenapa?"

"KENAPA??" Seru Doni terkejut.

Plakk!
"Biasa aja gobl*k!" Pukulan lumayan keras mendarat dilengan si Lakilaki berambut cepak itu.

"Awww.."
"KASAR AMAD SIHH LOO!" Gerutu Doni kesal.

"Ngapa!"

"Pantes jomblo!" Cibir Doni sangat pelan seraya mengelus pelan lengannya. Walaupun pelan tetapi bisa sangat jelas Rudy mendengar.
(HAHAA jgn bawa status dongg ah:v)

"Gua denger yaa!" Seru Rudy melirik, Doni hanya cengengesan menampilkan giginya yang rapih.

"Kok bisa Nad?" Ujar Rudy mengalihkan topiknya terhadap Reynad.

"Dia jemput gua dirumah omma." Sahut Reynad seadanya.

"Lah kok dia,bukannya bokap lo?" Tanya Rudy

"Entah gua gatau, paling dia sibuk kerja atau sibuk pacaran sama simpenannya itu."

"Gua masih heran, kok dia bisa balik lagi dihidup lo seenak jidat ya," Ujar Doni masih mengaruk garuk kepalanya yang tidak gatal

"Biarin, gua nggak masalab." Jawab Reynad dengan enteng.

Rudy dan Doni menganga tak percaya, ternyata sejatuh cinta itukah Reynad sampai akhirnya masih menerima orang yang semudah itu untuk meninggalkan.
"Lo amnesia? Gila? Apa buta?" Celetuk Doni
"Lo gak inget dia kaya mana sama lo dulu?"

Laki laki itu menghela nafas kasar seraya menaruh ponselnya dinakas.
"Lo berdua tau kan, gua memang dari dulu masih nunggu dia buat balik?"

"Dia nyakitin lo Nad. Dan lo masih nerima dia balik lagi."
"Bego!" Seru Doni menggebu gebu.

"Perjuangin cinta itu salah?"

"lo gak salah, cinta lo gak salah. Yang salah itu lo gak tau dimana lo letak cinta  itu sendiri." Ujar Rudy ikut bersuara.
"Lo terlalu berharap yang dulu hadir, padahal lo tau dia yang buat luka paling dalem. Sampe lo buta, sampe lo ga sadar, lo seakan siap masuk kelubang yang sama."



***

jangan lupa vote+ komen ya guyss
lovyou

-Author

AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang