Dua Belas

247 16 0
                                    

Lia begitu bersemangat hari ini berangkat ke sekolah. Moodnya sedang baik. Entahlah karena kemarin sisa bahagianya masih membekas. Mungkin itu alasan senyum lebar itu tertera diwajahnya.

Hari senin pagi yang menurut siswa lain adalah hari buruk karena jauh dari hari weekend dan harus menghadapi pelajaran pelajaran yang menguras otak, Tenaga, dan perut. Tetapi Itu tidak berpengaruh untuk Lia. Mungkin Hatinya terlalu bahagia perihal itu tak cukup kuat untuk mengubah moodnya. HAHA

Upacara bendera sudah dimulai sekitar dua puluh menit yang lalu dan didepan sana ada guru yang sedang menyampaikan amanat dengan lantangnya. Entah lah apa yang guru itu sampaikan Lia tidak tau.

Sedari tadi mata Lia Seperti sedang mencari cari seseorang dibarisan Kelas XII MIPA. Reynad, siapa lagi jika bukan dia? Entah mengapa orang yang dituju tak kunjung terlihat batang hidungnya.

Apa dia telat?

***

Menikmati bakso dan es teh di kantin siang-siang begini pasti nikmat. Tapi rasanya itu tidak berlaku untuk Lia. Moodnya tiba-tiba Rusak, entahlah di otaknya hanya berisikan tentang Reynad yang tidak ada kabar.

Chatting nya Lia tidak dibalas, telponnya pun tidak aktif. Gelisah nya semakin menjadi-jadi, pikirannya kacau. Kemana, Reynad? biasanya ia datang tiba tiba tanpa diinginkan.

Apa dia sakit? Tapi mengapa chattingnya tidak dibalas? Telponnya tidak aktif?
Entahlah, perasaan khawatir itu hadir. Salahkah jika gadis itu mengkhawatirkan Reynad? laki-laki itu menghilang tiba tiba setelah mereka menghabiskan waktu di taman bunga matahari kemarin?

Lia membenamkan kepala di lipatan tangannya. Untuk sekedar mengistirahatkan otaknya yang terus berfikir.

Mengerti akan perubahan sahabatnya yang gelisah Kinan dan Reva bingung,
Kinan menyenggol bahu Reva melirik Lia lalu mengangkat alisnya seolah bertanya Ada apa dengan dia?
Reva hanya menggeleng, Kemudian Menaikan kedua bahunya.
"Gak tau," ujarnya.

Tak puas dengan jawaban Reva, Kinan menoel-noel lengan Lia. Ia ingin menanyakan ada apa dengannya?

"Lo kenapa ia? Sakit? Ada masalah?" Ujarnya lembut. Lia mengangkat kepalanya lalu Menggeleng "Nggak."

"Kalo ada apa apa bilang yaa, jangan dipendem sendiri.Oke,"  ucap Reva.
Lia mengangguk kemudian memberikan Kinan dan Reva senyum manis. Kinan dan Reva mengerti bahwa sahabatnya ini tidak sedang baik baik saja. Tapi biarlah biar dia menenagkan pikirannya dahulu.

***

"Oke anak anak, pelajaran hari ini saya akhiri sekian terimakasih, Selamat siang."
ujar Bu novi guru senibudaya yang mengajar dikelas Lia.

"SIANG BUU..."

Murid murid Nusa Bangsa berhamburan bergegas pulang ingin cepat cepat sampai rumah untuk istirahat. Tetapi kini berbeda dengan Lia, Gadis itu tidak ada niatan untuk pulang.

"Lo gakmau pulang Ia?" Ujar Kinan sembari merapihkan bukunya lalu memasukan kedalam tasnya.

"Sorry Guys gua duluan yaa gua udah dijemput." Ucap Reva seraya berlari keluar kelas tak lupa melambaikan tangannya kearah Kinan dan Lia.

"Hati hati!" Teriak Kinan tak lupa juga lupa membalas lambaian tangan diikuti Dengan Lia.

"Lo duluan aja Kin, Ntar gua pesen ojol,"

"Beneran? Gakmau gua temenin dulu?"

"Gakusah, Gua gak papa sendiri kasian jemputan lo ntar nungguin lama." Ucap Lia lembut.
"Yaudah gua balik duluan ya."
"Oh ya ia, Gua gak tau apa yang sekarang lo pikirin, Tapi kalo lo udah butuh temen cerita,gua sama Reva juga siap untuk dengerin." Tutur Kinan. Lia hanya mengangguk lalu memeluk sahabatnya ini dengan erat.

AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang