Empat Puluh Tiga

113 4 0
                                    

Happy reading!!

Its Me

Malam itu menjadi malam kesedihanku sepanjang masa. Mataku sakit, mataku bengkak menangisi kamu.

***

Masih saja belum lelah. Bahkan kamu sudah bilang "kalau mau ngerasain pacaran yang bener bener, silahkan cari orang yang lebih baik dari gua"

Asal kamu tau, kamu selalu baik di mataku.

Setelah itu kita terus berdebat, kamu yang tetap menginginkan pisah dan aku yang ingin tetap bertahan. Kamu bilang bahwa kamu tidak boleh berpacaran oleh kedua orangtuamu.

Emangnya pacaran kita kayak gimana sih? Biasa aja kan?

Aku masih bingung, apakah selama ini aku merepotkan kamu? Apa selama ini aku meminta hak lebih sebagai seorang pacar? Apa sikapku seperti perempuan di luar sana, yang selalu ingin 'ngedate', jalan ,nonton bioskop di akhir pekan?

Apa aku selalu meminta hadiah anniversary? Apa aku marah saat kamu tidak bisa mengantarku? Apa aku terlalu posesif? Apa aku selalu meminta kamu menjemputku seperti ojek online? Aku cuma ingin merasakan, tapi tidak berlebih-lebihan.

Kamu yang dengan mudahnya bilang "cari yang lebih baik dari gua". Ini bukan tentang cari orang baru atau cari yang lebih baik, asal kamu tau kamu selalu baik di mataku. Saat kamu bilang itu apa kamu tidak berfikir? Yang aku sayang itu kamu bukan orang lain.

Nyari orang baru itu ngga mudah, ini soal hati bukan sosialisasi. Mungkin aku sering bilang "dia ganteng". Itu hanya di mulut karna yang aku sayang cuma kamu.

Mau sebanyak apapun cowo di luar sana, yang orang tuanya ngizinin anaknya buat pacaran, seganteng atau sebaik apapun orang di sana kalo hati ku  inginnya dengan kamu, aku harus bagaimana?

Banyak sekali pertanyaan yang ingin kau jawab satu satu. Aku bingung Fajar. Kamu merespon. Menjawab

"Ya kalau lu mau tetep sama gua, gua ga tega kalo elu terus tersakiti. Lu galau,sedih, nangis, dan gua ga tau gimana cara ngatasinnya di sini, gua ngga tau gimana cara gua ngubah diri kaya waktu pertama kali pdkt"

Terimakasih untuk tidak tega saat aku sakit hati terus, tapi sikap kamu perlahan bikin aku sakit hati. Do you see how much i need you right now? I need you to hold me tonight, i need someone to hug me now:(

Aku harusnya paham, semakin aku bertahan denganmu pasti membuatku sakit selalu, aku harus nya paham kalau aku dan kamu di pisahkan berarti Allah SWT sayang padaku, Allah SWT tidak mau aku terus terusan tersakiti.

Aku tau aku yang membesar besarkan Masalah, kau menganggap itu masalah sepele dan aku membesar besarkan. Soal tidak mau salaman, memang aku lebay tapi Ngga semua orang sama. Semua orang punya cara pandang mereka masing2, mungkin aku berbeda dengan mantan2 kamu di luar sana.

Aku berbeda aku tak sama seperti mereka.jangan pernah menyamakan cara pandang semua orang. Belum tentu cara pandang kamu sama kaya orang lain kan.

Malam itu, menjadi malam kesedihanku sepanjang masa. Di malam hari jadi kita, yang seharusnya di isi kebahagiaan malah sebaliknya.

Sampai pada akhirnya kamu bilang

"Gua ga bisa kaya dulu lgi"
"Trs skrng gmna"
"Gua pergi aja yah"

Tangisku semakin pecah. Aku masih tak mengerti, memang sedikit bodoh.

Aku bercerita kepada temanku, tapi ini Kaka kelas, kebetulan kisah kita hampir sama. Tapi berbeda, tentang seseorang yang berubah karna bosan. T Gievany namanya.
Ia bilang

"Selesain baik baik, kalau emang udah gabisa di lanjutin mending ngga usah. Nyakitin diri sendiri kan? Tapi kalau dia masih mau bertahan, memperbaiki semua dari awal, kasih dia kesempatan. Kalau dia kayak gitu lagi ya udah cukup. Gitu loh"

Aku paham, terimakasi sarannya. Tapi hatiku ini tidak bisa walaupun ia telah menghancurkan merusak tapi aku tetap ingin bersamanya. Memang bodoh.

Terkadang bingung, di satu sisi merasa di sakiti, di beri luka yang paling dalam di kecewakan. Tapi di sisi lain, masih sayang padanya. Aneh, cinta memang aneh.

Setelah Fajar bilang seperti yang di atas tadi, aku kembali rusak, rapuh dan hancur. Frustasi rasanya. Ingin menangis sekencang kencangnya. Tapi aku tahan khawatir bunda dan ayah menjadi khawatir.

Aku senantiasa menahan Fajar agar tidak pergi. Aku belum siap, aku nggak tau siapnya kapan. Tapi kamu malah bilang "kalau nggak di paksain kapan belajar siapnya?"

Makin makin saja rapuh rusak hancur berkeping keping.  Jar, ku mohon jangan pergi. Coba tanya hatimu sekali lagi, sebelum engkau benar benar pergi.

Pagi itu aku kembali sekolah. Berjalan seperti biasa di iringi duka yang tiada henti hentinya.

-bersambung-

Thanks for reading gaise! Ini belum selesai gaise, masih ada lanjutannya!

Jangan lupa vote dan comment!

Love you!

Its Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang