Chapter Empat.

10.6K 483 3
                                    

HAPPY READING 📖

--------------------------------------------

Pagi pun datang, membuat Miracle terbangun dan meregangkan otot-otot nya. Setelah cukup, Miracle pun berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi.

Setelah siap, Miracle pun berjalan ke bawah dan ternyata sudah ada paman dan bibinya. Yang sedang membicarakan sesuatu hingga membuatnya berhenti.

"Mas kapan Ny. menjemput non Lisya?"Tanya bibi Mela. Miracle mengerutkan keningnya bingung

'Siapa lisya'batinnya bertanya.

"Stop panggil Miracle dengan Lisya Mela aku sudah berapa kali bilang jangan sebut nama itu, kita udah susah payah agar dia tak mengenang masa lalunya yang membantu Ny. untuk cepet menangkap dia"Ucap Paman Putra. Miracle pun menatap mereka berdua bingung.

"Jadi Lisya aku, dan siapa nyonya yang disebut paman? Masa lalu?"batin Miracle.

"Kita sudah ubah penampilan Miracle agar dia tak tahu dan jangan bicarakan ini lagi, dan jangan pernah menanyakan kenapa ny belum menjemputnya"Ucap Putra. Miracle menatap mereka berdua intens.

"Dan jangan pernah panggil nona Miracle dengan Lisya"Ucap Putra membuat Miracle merasakan sesuatu ketika ada yang memanggil nona dan Lisya.

"Aaaaaaa"Ringis Miracle membuat putra dan Mela menatap ke arah pintu dan membelalakkan matanya melihat Miracle.

"Aaa, jangan bunuh mom, jangan sakiti, mom, aaaaaaa"Teriak Miracle merasakan sakit di kepalanya. Putra dan Mela pun menghampiri Miracle.

"Aaaa, kakak"Ringis Miracle.

"Kamu kenapa, sayang?"Tanya putra. Miracle pun menatap pamannya.

"Paman aku lihat ada yang menembak seorang wanita dan tiba² ada laki² kembar sekitar berumur 5 tahun menyebutkan mom dan aku pun juga menyebutkan mom, paman. Ada apa ini?"Tanya Miracle.

"Dan kenapa mereka memanggil ku Lisya, paman, bibi?"Tanya Miracle menatap mereka berdua.

Putra menghela nafas
"Paman gak bisa bicarain ini, yang harus kamu tau mommy kamu gak membuang kamu dan dia sedang dalam melakukan misi untuk membunuh seseorang yang mengincar kamu, dan Paman ingatin jangan pernah kamu melepaskan atribut cupu mu ini"Ucap putra. Membuat Miracle bertambah pusing.

"Gak buang aku, maksud paman? Tapi kalian bilang jika mom dan dad Miracle membuang Miracle dan siapa Lisya itu?"tanya Miracle. Pura dan Mela saling bertatapan.

Mela menghela nafas.
"Kamu akan tau jika ini semua telah selesai, dan Lisya itu adalah nama kamu dulu, tapi jangan pernah kamu menyebutkannya di luar dan memberitahukan ini kepada siapapun juga, sekarang sarapan dan jangan pikirin ini"Ucap Mela. Miracle mengangguk walaupun masih banyak yang harus ditanyakan.

"Teka-teki apa ini?"gumam Miracle. Tiba² Lena datang dan langsung duduk di meja makan.

"Ayo, sarapan"ajak Mela. Lena mengerutkan keningnya.

"Dia udah tau walaupun bukan semuanya"Ucap Mela. Lena pun membelalakkan matanya dan menatap Miracle.

"Dia udah inget semuanya?"Tanya Lena.

"Belum"Bukan Mela yang menjawab namun Miracle. Lena pun menghembuskan lega.

"Sebenarnya ada apa ini?"tanya Miracle menatap mereka semua tajam, sehingga mereka menciut. Tiba² Bryan datang.

"Pagi"sapanya. Sontak ketiga orang itu menghembuskan nafas lega. Miracle pun menatap Bryan tajam sehingga membuat Bryan mengerutkan keningnya bingung.

"Ayo kita berangkat, Kitakan mau ambil buku dulu tempat Della"Ucap Bryan membuat Miracle menepuk jidatnya sendiri.

"Paman, bibi, kak aku berangkat dulu, byeee"pamit Miracle menarik tangan Bryan untuk menjauh. Mereka pun saling menatap dan menghela nafas lega.

"Mom, gimana kalo Ny. tau, kalo Miracle udah tau?"Tanya Lena khawatir.

"Kita akan bicarain ini supaya Ny. memperketat keamanan Miracle"Jawab Putra.

"Semoga mereka masalah ini selesai kasihan Ny. Harus menanggung ini semua, padahal dia sangat baik dan telah membantu kita"Ucap Mela. Mereka semua mengangguk.

Sedangkan disisi lain.

Miracle dan Bryan sedang berada diperjalanan. Selama perjalanan Miracle hanya dia hingga tak sadar jika mereka sudah sampai.

"Hey..."Ucap Bryan melambaikan tangannya di depan wajah Miracle. Karena tak ada sahutan Bryan pun memegang pundak Miracle membuat Miracle tersentak.

"Eh?"kaget Miracle.

"Kamu kenapa?"tanya Bryan lembut, jika sudah aku-kamuan maka Bryan sedang serius.

"Gak papa"jawab Miracle. Bryan memincingkan matanya curiga.

"Miracle kamu kenapa?"Ucap Bryan dan jika sudah menyebut nama artinya Bryan sedang dalam mode ingin tahu dan tak ingin di bantah.

Miracle menghela nafas
"Nanti dikantin aku ceritain"Jawab Miracle, Bryan mengangguk dan mereka pun masuk ke dalam kelas.

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Maaf kalo kurang seru, Vote donk!! Kalo typo maklumin aja ok! Haha

Pokoknya harus vote ok!!

Lanjut??????

Haha pasti lanjut kok

Bye

~by. Ny.Zhang, vika


MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang