Chapter dua puluh enam

6.1K 348 24
                                    

Dengan semangat penuh Miracle memasuki kawasan sekolah dengan langkah yang lebih semangat. Wajahnya terpancarkan kebahagiaan karena rencananya akan dimulai dekat hari ini. Huh mengingatnya membuat ia tersenyum miring. Tangannya terkepal erat mengingat dimana ia melihat ibunya sendiri terduduk lemas dipelukan sang ayah dengan tangan dan kaki terantai, mengingatnya membuat seluruh amarahnya memuncak dengan seketika dengan menghembuskan nafasnya membuat ia lebih tenang.

Dia membenarkan kacamatanya dan melanjutkan langkahnya dengan perasaan yang tak bisa diartikan.

"Mira.." panggil seseorang. Kaki Miracle terhenti saat mendengar suara yang amat dia rindukan. Badannya menegang ketika seseorang tersebut memeluknya, tangannya hanya diam saat orang itu memeluknya. Namun orang itu memeluknya begitu erat. Hingga Miracle tersadar kemudian mendorong tubuh orang tersebut dan langsung berlari ke arah kelasnya meninggalkan orang itu yang bingung dan sedih menatapnya.

"Kenapa..."lirihnya.

Sedangkan Miracle dia memasuki WC dengan tergesa-gesa dan menutup pintu WC dengan keras dan menempelkan punggungnya di pintu toilet sambil memegangi dadanya.

Inilah yang dia takutkan saat masuk sekolah. Dia takut lemah menatap orang itu, bertemunya. Dia takut jika dia tak rela harus mengorbankan dirinya ketika melihat mata itu, mata yang menatapnya penuh kasih sayang dan cinta. Dia takut hatinya kalah setelah memikirkan rencananya yang bisa saja merenggut nyawanya untuk menolong kedua orangtuanya.

Namun hatinya hancur melihat wajahnya itu yang menatapnya sendu dan Maya itu menatapnya kecewa. Entahlah, seperti dia sudah mulai mencintai Kiefer. Ya orang yang memeluknya adalah Kiefer, kekasihnya.

"Maaf." Lirihnya dengan air mata yang menetes. Entahlah dia merasa bahwa dirinya harus menjauhi Kiefer apapun yang terjadi. Dia hanya takut melihat wajah sendu itu lagi.

Miracle menghela nafas dan keluar dari WC. Ia mencoba tersenyum, tersenyum agar orang lain tak melihat betapa rapuhnya dia.
Miracle memasuki kelas dan langsung mendapatkan sambutan dari ketiga sahabatnya oh ralat katanya.

Miracle mencoba tersenyum dengan terpaksa. Lita Langsung memeluk Miracle begitu juga dengan Alice dan Aurin. Miracle tersenyum lebih tepat tersenyum miring melihat acting mereka.

"Eh kayanya bakal ada murid baru?" Celetuk Lita membuat Miracle mengeryitkan keningnya

"Benarkah? Kelas berapa? Cewek cowok?" Tanya Miracle tanpa sadar. Lita tersenyum melihat Miracle kepo.

"Hem, 11 IIS 2, cewek." Jawab Lita Miracle mengangguk. Mereka langsung duduk di bangkunya karena guru telah datang. Miracle tersenyum miring melihat bawa rivalnya telah meluncurkan senjatanya.

Guru pun menjelaskan materi membuat semua siswa memperhatikan dengan baik-baik begitupula dengan Miracle.

°°°°°

Bel istirahat pun terdengar membuat semua siswa bersorak gembira. Mereka semua pun membereskan bukunya dan memasukkannya kedalam tas, lalu pergi meninggalkan kelas ada yang menuju kantin, perpustakaan, ruang musik, ruang dance, taman bahkan ada yang tinggal ke kelas. Miracle pun keluar kelas bersama Aurin dkk.

Sepanjang koridor sekolah kebanyakan siswa mencibir Miracle karena telah bergabung dengan Aurin dkk yang termasuk most wanted girl. Miracle menghela nafas karena mendengarkan cibiran itu, Lita yang disebelahnya pun mengusap punggung Miracle membuat Miracle menegok ke arah Lita yang tersenyum menenangkan.

Miracle hanya tersenyum membalasnya, lalu mereka pun masuk ke dalam kanti yang sangat penuh dan berisik. Mata mereka mencari-cari tempat kosong untuk mereka duduki, namun Panggilan dari Rian membuat mereka memalingkan wajahnya ke arah Rian yang melambaikan tangannya ke arah mereka. Miracle dkk pun berjalan menuju bangku besar yang telah disiapkan sekolah yang bisa berisi 20 orang karena Miracle yang minta.

Mata Miracle menatap dimana Kiefer duduk disebelah perempuan asing yang sedang menyuapinya sekali-kali tertawa kecil, hatinya sesak melihat itu. Namun ia harus kuat agar rencananya tidak gagal.

"Hai.." sapa Alice, Mereka pun tersenyum dan membalaskan sapanya. Namun tidak dengan Bryan yang tiba-tiba berdiri dari duduknya dan menghampiri Miracle lalu memeluknya erat membuat mereka melirik Kiefer.

Miracle pun membalasnya pelukannya, Bryan mengecup kening Miracle dan itu membuat Kiefer tak bisa menahan amarahnya, langsung saja dia menarik tubuh Bryan dan menatapnya tajam membuat Bryan tersenyum canggung. Sedangkan Miracle hanya diam menatap Kiefer yang masih cemburu padanya. Hatinya menghangat melihat bahwa kiefer nya masih cemburu artinya Kiefer tak marah padanya. Dengan posesif Kiefer merangkul Miracle dan mengajaknya duduk. Sedangkan sang perempuan yang tadi menatap Miracle sinis.

"Mira dia Lyna sepupu aku. Dan Luna dia Miracle pacarku." Perempuan yang bernama Lyna pun terpaksa tersenyum dan mengulurkan tangannya membuat Miracle menerima ulurannya. Namun tiba-tiba Lyna berteriak kesakitan dan melepaskan tangannya.

"Aw.." membuat Kiefer dan lainnya bingung.

"Dia meremas tanganku, hiks.." dengan air mata dia pergi dari kantin dengan berlari dan liter segera berdiri ingin mengejarnya, namun tangan Miracle menghentikannya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Miracle Sedangkan Kiefer hanya memandang tangannya.

Sebelum ia menjawab tiba-tiba suara Bobby terdengar.
"Lo mau ngejar perempuan cengeng itu, heh??" Tanya Bobby yang dapat menyulut amar Kiefer dengan kasar dia melepaskan tangannya dari Miracle.

"Lo tau dia sepupu yang gue punya satu-satunya, gue udah lama gak ketemu dia, 8 tahun. Dan Lo tahukan sifat dia gimana kalo dia nangis, aturan Lo ngerti." Dengan tergesa-gesa dia berlari keluar kantin mengejar Lyna, sedangkan Miracle memperhatikan tangannya dan lepaskan secara kasar hingga membentur meja dan membuatnya merah dan matanya langsung melirik ke arah Kiefer berlari dengan tersenyum kecil, lebih tepatnya miris. Sedangkan yang lainnya khawatir kepada Miracle, Miracle tersenyum menanggapi dan pergi dari kantin.










Hayoloh udah ada pelakor ya nih, hahaha. Oh ya bentar lagi bakal end Lo guyss.

Semangat ya membacanya, dan maaf banget kayanya chapter ini kurang dapet feel-nya karena kau lagi susah mikir buat bikin ni chapter karena tugas-tugas aku yang gak hanya disekolah. Maaf banget kalo gaje banget.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang