Chapter Dua puluh satu

6.5K 442 31
                                    

Kiefer segera keluar dari mobil dan berlari ke arah Miracle namun tiba-tiba kakinya membeku melihat pemandangan di depannya.

Ia melihat Kiefer menghajar mereka seperti monster dengan tangan kanan memegang belati dan tangan kirinya memegang pistol. Kiefer melemaskan pundaknya melihat Miracle di depannya. Ia seperti tak melihat Miracle.

"Itu bukan Mira, ya itu bukan Mira." Gumam Kiefer dan membalikkan badannya berjalan menjauhi perkelahian itu. Namun suara seseorang membuatnya terhenti.

"Kenapa? "Tanya seseorang. Kiefer mengenali suara itu, itu adalah suara Miracle.

"Kenapa berbalik? "Tanya Miracle mendekat ke arah Kiefer, Kiefer diam tak memperdulikan ucapan Miracle. Dia masih kecewa melihat Miracle membunuh seseorang tanpa ada rasa kasihan dan ragu. Bahkan dulu Miracle tak pernah berkata kasar maupun melukai seseorang sekarang di depan matanya ia membunuh seseorang tanpa ampun.

"Aku gak perduli kamu menjauh dari aku, tapi yang perlu aku ucapin bunglon berubah untuk melindungi dirinya dan lebah menyegat seseorang untuk melindungi rumahnya dan keluarganya. Itulah yang terjadi sama aku, gak perlu di pikiran dan aku juga gak berharap kamu masih mau deket sama aku atau bicara." Ucap Miracle dan memasuki mobilnya dengan keadaan baju terkena darah..

Brummmmm

Mobil Miracle meninggalkan tempat dan meninggalkan Kiefer yang terdiam memikirkan ucapan Miracle tadi.

"Apa maksudnya? Apa dia berubah untuk melindungi dirinya sendiri, keluarga atau siapa? "Gumam Kiefer bingung.

----

Miracle menggenggam erat setir mobilnya hingga tangannya memerah. Miracle membanting setir ke arah kanan hingga menabrak pembatas jalan dan membuat kepalanya terbentur, Namun tak parah.

"Huh..huh..huh.." Miracle menghela nafas sebanyak-banyaknya dengan tangan mencengkram erat kepalanya.

"Bangsat...." Teriak Miracle meninju kaca mobil di samping membuat kaca itu pecah. Tanah sadar air matanya keluar. Ia memeramkan matanya dan mengingat sesuatu.

FLASHBACK ON...

Miracle mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal, tiba-tiba sekitar 7 mobil menghadang membuat Miracle memberhentikan mobilnya dan mengambil pistol di didalam tas-nya.

Tuk Tuk...

Kaca mobil Miracle di ketuk beberapa kali oleh orang yang menghadangnya dengan pakaian serba hitam dan Miracle melihat tanda berlian di leher mereka.

"Black Diamond'S." Gumam Miracle. Miracle pun membuka pintu mobilnya dan menatap mereka tajam satu persatu dengan alis terangkat.

"Cihh, keroyokan." Sinis Miracle. Mereka mengepalkan tangannya. Salah satu dari mereka maju sambil membawa handphone dan menunjukkan sebuah Video di mana Vita dan Devan di pukuli hingga Vita mengeluarkan darah dari mulutnya. Rahang Miracle mengeras dengan tangan mengepal dan gigi bergemelatuk tanpa aba-aba Miracle meninju Rahang pria tadi dan menembak tepat di dahinya membuat dia seketika mati. Para anggota lain pun sontak mengeluarkan Pistolnya mereka dan menebak Miracle, namun Miracle menghindar dan menembaki mereka dan menyayat mereka di leher dan di dada pas jantung. Mereka semua tumbang.

Miracle menatap mereka satu-persatu yang tergeletak dengan darah mengalir lalu meludah di hadapan mereka. Saat Miracle akan berputar balik tiba-tiba ia membeku melihat Kiefer menatapnya dengan tatapan kecewa dan melemaskan pundaknya lalu bergumam yang terdengar oleh Miracle.

"Dia bukan Mira, ya itu bukan Mira" gumamnya. Miracle menatap mata kecewa dan kosong itu. Lalu Kiefer berbalik membuat Miracle mengucapkan sesuatu.

"Kenapa? "Tanya Miracle. Kiefer terhenti Karena mengenali suara itu.

"Kenapa berbalik? "Tanya Miracle mendekat ke arah Kiefer, Kiefer diam tak memperdulikan ucapan Miracle. Dia masih kecewa melihat Miracle membunuh seseorang tanpa ada rasa kasihan dan ragu. Bahkan dulu Miracle tak pernah berkata kasar maupun melukai seseorang sekarang di depan matanya ia membunuh seseorang tanpa ampun.

"Aku gak perduli kamu menjauh dari aku, tapi yang perlu aku ucapin bunglon berubah untuk melindungi dirinya dan lebah menyegat seseorang untuk melindungi rumahnya dan keluarganya. Itulah yang terjadi sama aku, gak perlu di pikiran dan aku juga gak berharap kamu masih mau deket sama aku dan kau bicara." Ucap Miracle berbeda dengan hatinya. Hatinya berkata dan berdoa semoga Kiefer tak menjauhinya dan membencinya namun ia ragu karena melihat tatapan kecewa, sendu dan kosong. Miracle memasuki mobilnya dengan keadaan baju terkena darah dan membatin.

"Semoga kamu gak membenciku, Kiefer. Karena aku gak akan tahan lihat kamu menatapku dengan tatapan benci bukan dengan sayang. Maafkan aku." Batin Miracle.

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Maaf kalo kurang seru, Vote donk!! Kalo typo maklumin aja ok! Haha

Pokoknya harus vote ok!!

Lanjut??????

Haha pasti lanjut kok

Bye

~by. Ny.Zhang, vika

Pingin tau kelanjutannya? Pasti lah hehe. Ntar up lagi kok.

👇VOTE

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang