Chapter dua puluh tujuh

5.8K 328 32
                                    

Semenjak hari itu, semuanya berubah. Miracle tak jarang sering melamun bahkan sering mendapatkan hukuman karena melamun selama pelajaran.

Kiefer yang mulai menjauhi Miracle dan mulai dekat dengan Lyna. Miracle melamun bukan karena kedekatan Kiefer dan Luna, namun dia takut jika dia melakukan misi ini dia tak akan pernah kembali.

Sungguh hal ini yang sangat ia takutkan, namun ia harus berjuang agar orang tuanya terbesar dari orang-orang bajingan itu.

Lyna? Miracle tahu siapa Lyna, ia adalah salah satu musuhnya tapi ia tahu jika Lyna tak mungkin akan menyakiti Kiefer karena dia tahu jika Lyna menyukai Kiefer dan itu mustahil jika Lyna melukainya.

Miracle merasa dirinya dan Kiefer mulai berjauhan, tak ada komunikasi bahkan bertatap muka pun jarang. Sungguh ia rindu Kiefernya, rindu kebersamaannya. Bahkan beberapa hari yang lalu saat ia sedang menunggu jemputan di halte bis, ia melihat mobil Kiefer menghampirinya, awalnya ia merasa senang saat melihat mobil keiefr berjalan ke arahnya, namun senyumannya pudar saat mobil itu melewatinya bahkan ia melihat Luan dan Kiefer tertawa bersama lewat kaca mobil yang terbuka. Miracle sangat jelas melihat pemandangan itu, sangat jelas sekali. Miracle tersenyum lebih tepatnya miris.

Kemudian ia mengambil handphonenya dari saku dan menelpon seseorang
"Kita jalankan misi terakhir lusa"

Miracle mematikan telephonnya dan memasukkannya kedalam sakunya kembali
"Semoga aku bisa kembali dan melihat senyuman mu, lagi." Miracle menghapus air mata yang tiba-tiba keluar dari matanya.

Sedang di tempat lain

Lebih tepatnya mobilnya kiefer, terlihat Kiefer yang khawatir dan gelisah. Ia melihat, ia melihat Miracle sedang menunggu jemputan nya di Harlem bahkan ia melihat dimana wajah kecewa bertengger di wajah manis Gadisnya.

Dia seketika tersenyum mengingat bahwa besok adalah hari ulang tahun gadisnya. Dia harus membuat kejutan untuk Miracle, ya harus.

"Kau ingat besok hari apa?" Tania Lyna membuat Kiefer kembali tersadar.

"Weekend, kenapa?" Tanya Kiefer. Jawaban Kiefer membuat Lyna merengut kesal.

"Apakah kau lupa?" Kiefer semakin bingung. Hingga ucapan Luna selanjutnya membuat ia terkejut.

"Besok hari ulang tahunku."

-..-..-..-

Miracle terbangun dengan mata yang langsung tertuju pada sebuah kado yang berada diatas meja di dalam kamarnya. Ia mengambil handphonenya dan membuat aplikasi chat.

Kiefer 😘
Happy birthday, sayang. Maaf aku gak bisa datang tadi malam. Dan juga hari aku sangat sibuk karena pekerjaan kantor, tak apa?

Miracle tersenyum memaklumi, karena dia emang tau, jika perusahaan papa Kiefer sekarang Kiefer lah yang mengurusnya. Setelah membalas pesannya ia beranjak dari tempat tidur untuk kekamar mandi.

Setelah selesai ia memakai pakaian casual dan keluar dari kamarnya untuk sarapan bersama.
"Morning.." sapa Miracle.

"Morning sayang/Princess/Mira." Balas sapa mereka.

"Happy birthday, sayang." Ucap Dirja memberi kecupan di kening Miracle yang dibalas pelukan oleh mereka.

Miracle tersenyum dan melepaskan pelukannya, ia sangat bersyukur karena sebelum melakukan misinya, ia masih punya waktu untuk keluarganya.

"Mira, nabati temuin Pama di ruang kerja." Ucap Tian, membuat Miracle mengangguk.

"Dan kamu juga Leno." Leno Menganggguk dan mengiyakan.

"Aunty cantik, kata mommy ulang tahun. Happy birthday aunty cantik." Miracle tersenyum dan menghampiri Nana lalu mencium pipinya gemas.

"Thank you, sayang." Begitu juga dengan Daffa dan Daffi mereka pun juga mengucapkan selamat dengan sedikit gombalan membuat suasana dimeja makan penuh tawa dan jangan lupakan little boy ice pun juga mengucapkan.

Setelah selesai sarapan, Miracle pun bersama Leno menuju ruang kerja Tian. Saat masuk sudah ada Paman Valen, Lano, Tara, Reon, Rido. Beserta Istrinya.

Miracle memandang mereka bingung. Tian mempersilahkan mereka duduk setelah duduk, Miracle tiba-tiba terkejut saat mendengar pertanyaan pamannya.

"Sayang, paman dan lainnya sudah sebulan ini mengintai kamu. Dan menggali informasi tentang kamu dari Leno. Tapi yang kita dapat jika kamu menugaskan Leno sebegai pengawas barang yang kamu kirim. Apakah kamu benar punya pengawal setia selain Leno? Dan apakah kamu juga sudah punya rencana?" Tanya Tara to the point Sedangkan yang lainnya hanya meminta penjelasan.

"Ya." Ucapan Miracle membuat mereka semua terkejut.

"Bahkan rencananya hanya tinggal 15% lagi dan boom semua akan beres tanpa tersisa. Bahkan saya sudah memikirkan karma apa yang akan diterima mereka.", Ucap Miracle dengan senyuman devil.

"Tapi nak..kamu jangan bertindak gegabah. Kita masih punya banyak waktu." Ucap Vina khawatir.

"Banyak waktu!!? Sudah hampir dua puluh tahun mereka di kurung dan anda bilang banyak waktu!! Heh!? Kalian cukup diam dan melihat apa rencana ku. Dan untuk kau Leno siapkan sejuta lebih pengawal lusa kita akan menyerang. DAN TIDAK ADA BANTAHAN." dengan emosi Miracle keluar dari ruang kerja itu. Sedang yang lainya saling menatap dengan cemas.

"Inilah yang aku takutkan dari dulu, sifatnya dan Vita berbeda. Dia turun dari Devan, ceroboh. Sedangkan Vita lebih bisa berpikir matang." Vanya menghembuskan nafasnya.

"Leno kamu turuti ucapan mereka dan besok paman dan yang lainnya akan memantau dari jauh." Perintah Rido.

"Baik paman." Ucap Leno.

Hai....

Ya ampun maaf banget ya, Vivi lama banget up date nya, soalnya Vivi lagi mid semester dan lagi mengurus tentang hari batik karena Vivi panitianya.

Maaf banget ya.

Semangat menunggu chapter selanjutnya....

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang