Chapter dua puluh sembilan

9.5K 422 139
                                    

"Semua sudah siap besok kita akan memulai peperangan ini. Kamu sudah siap?"  ucapan Brian membuat miracle melepaskan pelukannya dan menatap Bryan,  wajahnya sudah kembali seperti biasa datar, tatapan tajam, dan dingin tak ada raut kesedihan di wajahnya tapi jika dilihat lebih intens akan ada kesedihan di wajahnya dan mata itu begitu pula dengan lelah.

"Kamu sudah siapkan kejutannya?" tanya miracel dengan nada datar

Brian menjawab
"hm.semuanya sudah siap begitu pula identitas ular itu" bryan berdesis saat mengucapkan ular itu sambil mengepalkan tangannya. Ya Brian adalah orang yang dipercaya oleh berhasil atau bisa dikatakan tangan kanan sekali selama ini yang mengawasi dan menyusun rencana bersama mereka untuk menghancurkan musuh besar.

'kita akan berangkat jam 10 pagi dan beri tahu semua anggota." mirasa berjalan ke arah mobilnya sambil melakukan kacamata hitam di atas kepalanya. Ia berhenti saat di depan pintu mobil

"dan beri tahu semuanya jika Malam ini aku tidak akan pulang." tanpa berbalik merasa mengucapkan itu yang diangguki Bryan, Miracle membuka pintu mobilnya dan menyalakan lalu melesat keluar dari area mall.

Di dalam mobil Miracle terisak sungguh dia berharap jika hari ini dia akan jalan bersama Kiefer nonton bioskop, bersepeda memotong kue, berjemur di pantai hingga bermain air bersama mereka sudah merencanakan mereka akan ke pantai dan Sore harinya menatap matahari tenggelam saling bergandengan tangan, dia menyenderkan punggungnya di kursi memejamkan matanya padahal Ia masih dalam keadaan mati.

Pada saat jalan sepi dia menghentikan Mobilnya masih dalam keadaan memejamkan matanya dia membuka matanya dan mengambil handphone di dashbor mobil tangannya mengartikan sebuah nomor ponsel yang dihafal dan menelpon orang itu
"dikirimkan videonya."

Sedangkan di tempat lain, terdapat tiga perempuan yang terduduk disebuah sel, yang sangat gelap. Mata mereka memancarkan penyesalan yang dalam. Hingga suara ketukan sepatu yang menyentuh lantai membuat mereka tahu jika ada seseorang yang mendatangi mereka.

"Ini, dia Miss." Ucap seorang yang mereka kenali sebagai suara laki-laki, Seorang yang diajaknya bicara Mengangguk.

"Bersihkan mereka dan bawa ke ruangan ku." Titahnya membuat pria itu mengangguk dan tiga perempuan itu tersentak mendengar suara yang mereka kenali.

"Mira.." lirih dari salah satunya menghentikan Miracle pergi dari tempat itu.

Sedangkan Miracle hanya diam tanpa menjawab ucapannya.
"Ma..maafkan kami. Kami benar-benar menyesal." Ucapnya kembali.

Miracle berdehem dan kembali melangkahkan kakinya untuk keluar, namun saat sampai didepan pintu dia menghentikan langkahnya.

"Aku tak tahu alasan kalian melakukan ini, tapi yang aku tahu kalian adalah orang terdekatku. Tapi kalian membuatku kecewa, maaf jika mulai detik ini sifat aku ke kalian berbeda." Tanpa berbalik badan Miracle melanjutkan langkahnya, sedangkan ketiga perempuan itu hanya terdiam mendengarkan ucapan Miracle.

Miracle menuju ke arah ruangan pribadinya, dia sudah memikirkan semuanya. Rencana yang ia buat harus berhasil walau ia harus mengorbankan nyawanya. Tapi ia sudah bertekad jika kedua orangtuanya haru segera dibebaskan, tokohnya bukan dia, namun kedua orangtuanya. Dia disini hanyalah pemeran pembantu agar memanjangkan cerita mereka yang sedang dalam langkah tantangan, atau bagian akhirnya.

Sudah satu bulan dia membuat rencana ini secara matang, jika rencananya yang ia buat gagal, maka semuanya akan hancur. Dirinya perhiasan dan kedua orangtuanya tak kan bisa keluar.

Dan untuk peti itu, ia sudah mengubahnya dan sekarang bukan sidik jarinya, kuncinya. Namun orang lain dan itu pun sudah dalam tanah. Selamanya. Selamanya peti itu tak kan terbuka dan untuk selamanya mereka akan aman.

Hal itu membuat Miracle lega, namun hal yang paling memberatkan adalah meninggalkan hidupnya, Kiefer. Sungguh, hanya ini yang melemahkannya. Hanya Bryan lah yang selalu mengingatkan nya jika rencana ini, pertarungan ini adalah demi kebaikan semuanya. Karena musuh yang menyandera orang tuanya juga merugikan negara bahkan masyarakat. Karena mereka selalu merentas keamanan bank negara dan mengambil uang yang bisa dikatakan luar biasa.

Hal ini dapat membuat negara rugi besar, maka dari Bryan mengingatkan semuanya agar Miracle tak kembali bimbang, walaupun Bryan juga takut karena mereka sudah membuat rencana yang membahayakan.

Bayangkan jika Miracle telah menanamkan sebuah bom dibawah markas mereka dan yang membuat mereka akan mengorbankan nyawanya sendiri walaupun menang adalah saat markas itu diserang secara otomatis bom yang ditanamnya akan aktif dan meledak dalam waktu 15 menit. Dan Miracle melakukan kesalahan fatal ya g membuat Bom rancangan gagal itu. Sebelum Miracle menanamkan bom itu, Miracle tak mengecek susatu yang membuatnya melakukan kesalahan.

Seseorang membuyarkan lamunannya saat tiba-tiba raungan pribadinya diketuk dari luar.
" Masuk."

CIEERE VIVI UPDATE, HEHEHE MAAF BANGET AKU SELAKU TELAT UPDATE BAHKAN JARANG UPDATE, KALIAN TAHUKAN GIMANA PADETNYA KALO KITA UDAH SMA. TUGAS, KEGIATAN DAN SEBAGAINYA.

OH YA VIVI NAU KASIH TAHU KALO CERITA WEAK GIRL OR STRONG GIRL AKAN KEMBLAI UPDATE TAOI SEKITAR BUTUH WAKTU SATU SAMPAI DUA MINGGU KARENA VIVI SUDAH MAU SEMESTERAN TERUS VIVI KAN IKUT OSIS JADI BANYAK BANGET KEGIATAN VIVI BULAN INI DAN BULAN DEPAN. JADI PENGERTIANNYA.

MAKASIH BYEE....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang