°5

1.5K 228 19
                                    

Jadi namanya Lucas.

Sepupu jauh Mark, tapi mereka terlihat cukup dekat. Masuk universitas swasta namun ternama di kotanya. Sekarang sedang berlibur karena ujian akhirnya telah selesai. Tinggal di apartemen Mark, untuk sekitar 2 minggu.

Apakah dia mengganggu?

Jeno bertanya pada dirinya. Dia merasa cukup terganggu dengan semua skinship yang diberikan Lucas kepada Mark karena, oh God, manusia itu memang suka sekali memeluk.

"Lucas ini selalu membantuku menyelesaikan masalah jika ada sesuatu yang mengganggu kepalaku, benar kan, Lucas?"

Harusnya Jeno. Padahal mereka sudah semakin dekat, itu harusnya Jeno. Jeno tidak belajar lebih giat untuk omong kosong ini. Jeno tidak menghabiskan berjam-jam waktunya mengikuti Mark untuk kekonyolan ini. Jeno ingin pembuktian, tapi bukan ini salah satunya.

"Oh. Oke." Hanya itu yang keluar dari mulut Jeno. Mark mengundangnya makan malam saat itu. Lihat, mereka sudah cukup dekat, kan? Akan menjadi sangat menyebalkan bila keinginan terganggu.

Sekarang Mark sedang menceritakan semua kejadian lucu Lucas yang dia pernah saksikan. Jeno tidak mendengar. Dia hanya melihat bagaimana bibir Mark bergerak dengan antusias. Dia penasaran bagaimana rasanya benda itu menyentuh kulitnya, memainkan perasaannya seperti sebuah mainan murahan.

"Dan dia pernah menciumku ketika mabuk! Astaga!"

"Ya Tuhan, Mark! Ku pikir ini hanya rahasia di antara kita saja?!"

Jeno langsung menatap mata Mark. Benarkah? Mark hanya terkikik. Benar. Jadi benar. Sudah ada yang lebih dulu merasakan bibir itu.

"Jeno, besok aku akan bertemu dengan editorku. Mau ikut?"

Jeno mengangguk dan tersenyum, "Tentu."

Mark bertepuk.

"Bagus! Lucas kau ikut juga ya. Nanti kita jemput di stasiun jam 10."

Senyuman Jeno meluntur.

You Send Me Right To Heaven [republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang