°26

785 155 21
                                    

"Yang aku ingat hanya mobil putih yang menabraknya, pak."

"Kau tidak sempat melihat plat, atau siapa yang mengendarainya?"

Jeno menggeleng. "Tadi malam larut sekali, kami hanya ingin pergi ke klub malam untuk meredakan stres. Jalanan juga terlihat sepi. Mobil itu tiba-tiba saja datang, kemudian pergi juga dengan cepat."

"Terdengar seperti tabrak lari." Polisi itu selesai menulis di atas notanya. "Kami tidak bisa mengkaitkan ini dengan pembunuh berantai yang sepertinya mengincar Mark Lee. Buktinya kurang kuat."

"Begitukah?" Jeno tidak heran. Mereka payah menebak, kenapa mereka bisa menjadi polisi?

"Iya. Kami minta maaf tapi kami hanya dapat bisa menyimpulkan bahwa ini adalah tabrak lari." Dengan begitu, polisi yang memeriksa Jeno pun pergi. Jeno melirik ke arah tim forensik yang sepertinya kembali lagi setelah mengangkat tubuh Haechan, berkata jika ada sesuatu yang hilang.

Jeno menghela nafas dan berbalik, melihat ke arah Mark yang sudah dalam pelukan kakaknya, menangis.

"Aparat payah." Gumam Jeno dan dia berjalan ke arah mereka.

"Aku ingin alkohol." Jeno mendengar Mark berbicara pada Taeyong. "Berikan aku alkohol!"

"Tidak Mark. Kau tidak boleh mabuk."

"Tolonglah Taeyong, aku ingin melupakannya, aku ingin melupakannya..." Mark terisak kembali. Doyoung, yang sepertinya terlihat baru saja berbelanja melihat bagaimana dia memegang kresek putih dan ketahuan sekali langsung pergi ke sini ketika di telepon, mendekat ke arah Jeno.

"Mau bir?" Tawarnya. Jeno menggeleng, dia tidak dapat melihat mata Doyoung dengan jelas karena poninya itu dan juga penerangan yang kurang.

"Berikan saja pada Mark. Dia ingin mabuk."

"Haha lucu. Bintang apa Anker?"

"Murahan. Apa kau tak punya Cherry Cola?"

"Psikopat mana yang meminum cherry cola di saat seperti ini?"

Jantung Jeno berdegup. Doyoung yang melihat ketegangan Jeno langsung tertawa dan menepuk bahunya.

"Aku bercanda." Doyoung mengeluarkan cherry cola, memberikannya pada Jeno. Kebaikan Doyoung...Jeno suka. Jeno rasa dia bisa merasa aman dengan Doyoung.

Jeno mengangkat botol itu dan membuka penutup, kemudian meneguknya.








-

guys, is my story disturbing? apa kalian merasa terganggu dengan plot yang seperti ini? 🤔

You Send Me Right To Heaven [republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang