Doyoung menatap Jeno datar. Dia bahkan nyaris tertawa saat melihat benda apa yang Jeno pakai untuk mengancamnya.
"Kau mengancam ku dengan payung? Manisnya." Doyoung mengantungi pisaunya kembali. Jeno meneguk ludahnya dan mempererat genggaman di payung yang di dapatkan saat membuka pintu rumah Taeyong.
Doyoung mulai menyerang Jeno dengan mencoba mencuri payung yang Jeno pegang, namun Jeno berhasil menghindar dan memukul punggung Doyoung lagi. Doyoung tidak bereaksi, dia hanya berbalik dengan cepat dan akhirnya dapat memegang payung itu. Dia menariknya, membuat Jeno tertarik ke depannya dan jatuh melepaskannya, dada duluan.
Jeno mulai panik, dia melihat ke arah Mark yang membatu melihat dengan takut.
"Mark pergi!" Sahut Jeno, dia ingin bangun lagi, tapi dia justru dipukul oleh Doyoung menggunakan payung yang dia gunakan sebelumnya. Tidak sekali, namun berkali-kali sampai Jeno harus melindungi dirinya dengan menutupi badan menggunakan kedua tangannya.
Dan jika kalian berpikir tiba-tiba, kenapa dia bisa membunuh Lucas tapi tidak bisa membunuh Doyoung? Jawabannya mudah.
Doyoung itu pintar. Sementara Lucas, hanya seonggok daging yang diberi nyawa saja. Terlalu mudah.
Doyoung menarik tangan Jeno dan menendang perutnya, membuat Jeno meringkuk. Kemudian dia membalik Jeno hingga wajahnya menghadap lantai dan mengistirahatkan kakinya di atas punggung Jeno, membuat Jeno merintih kesakitan. Dia menginjaknya keras, bagian yang dia pukul sebelumnya dan menekannya dengan gerakan lambat. Jeno bahkan mengeluarkan air matanya.
Tidak pernah dia merasa dipermalukan seperti ini. Dibuat selayaknya seperti keset lantai yang hanya diinjak untuk pemilik dan para tamunya.
Jeno harusnya bisa melawan. Dia pernah melawan orang yang lebih besar darinya, jauh sebelum Lucas. Tapi kenapa dia tidak bisa sekarang? Kenapa dia takut?
Kenapa dia takut jika Mark melihatnya?
Bagaimana jika Mark nanti yang justru takut padanya? Jeno tidak mau. Tapi apa Jeno akan diam saja?
Mark sudah tidak terlihat di sana. Mungkin dia sudah kabur, baguslah.
"AHH!!" Jeno berteriak ketika merasakan rambutnya ditarik ke atas. Apa Doyoung mencoba mengangkatnya dengan menarik rambutnya?
"Mau berlagak sok pahlawan ya. Kenapa kau bisa kabur? Di mana Jaehyun bodoh itu?" Tanya Doyoung sambil mendekatkan wajahnya. Jeno meringis sebentar, sebelum tertawa mengejek.
"Apa? Aku tak salah dengar?" Jeno berusaha untuk menggodanya. "Peduli apa kau soal Jaehyun-hyung?"
Doyoung diam sebentar. Jeno benar, Doyoung tak pernah memperlakukan Jaehyun baik semenjak Doyoung membiarkan Jaehyun dalam permainan kotornya, tapi bukan berarti dia tidak peduli dengan mainan bodohnya itu.
"Kau tak akan mau tau apa yang aku lakukan pada Jaehyun-hyung." Kata Jeno berhasil menyita perhatian Doyoung sepenuhnya. Dia membanting ke lantai, kemudian mengangkat nya kembali dengan rambutnya. Pipi Jeno membiru dan bibirnya berdarah karena dia tak sengaja menggigitnya saat wajahnya dihantam ke lantai.
"Apa yang kau lakukan padanya?" Dua netra berbeda menatap Jeno dengan sangat gelap. If looks could kill, Jeno may be dead by now.
Tapi Jeno justru semakin melebarkan senyuman sebelumnya. Dia menatap Doyoung dengan jenaka.
"Aku menggodanya. Aku menciumnya. Aku membuatnya merasakan apa yang tidak kau berikan padanya," Meski berdarah, Jeno tetap bisa tersenyum dengan sangat manis. "Cinta."
Dan mungkin itu titik jatuh Doyoung.
Tangannya yang menarik rambut berubah menjadi kalung manis di leher Jeno. Kepala Jeno terbentur ke atas lantai dan dia tersedak. Doyoung mencekiknya.
"Mana mungkin Mark menyukai seorang menyedihkan seperti dirimu?"
Jeno tak dapat menjawab. Mulutnya menganga dan dia tersedak ludahnya. Doyoung mencekiknya dengan erat, memutuskan seluruh tali oksigen yang masuk ke dalam Jeno. Mata Jeno mulai berputar ke atas dan dia menggeliat di bawah tubuh Doyoung.
Jeno berusaha memukul Doyoung, tapi dia terlalu lemah. Dia melemah, badannya melemas di atas lantai.
Dan tepat ketika Jeno akan merasa dia akan pingsan, jeratan tangan di lehernya terlepas. Jeno segera mengambil nafas banyak-banyak, kesadarannya mulai datang kembali. Dia melihat Doyoung yang menatap perutnya yang tengah dipeluk oleh seseorang.
Doyoung tak dapat berkata apapun, mulutnya bergetar dan dia memegang perutnya yang berlumuran darah. Dia melihat merah di tangannya dan tubuhnya ambruk seketika. Dari belakangnya, terlihat orang yang sebelumnya memeluk dirinya, menatap Jeno dengan wajah ketakutan luar biasa.
"Apa yang telah ku perbuat?"
.
.
.
update terakhir sebelum utbk. wish me luck !
KAMU SEDANG MEMBACA
You Send Me Right To Heaven [republish]
Misterio / Suspenso"maybe i love you just a little too much." - lana del rey, serial killers. [°warning : will be disturbing for some people. contains mature content and many more. please be aware that i don't support or try to romanticize the kind of behavior that wa...