°42

708 115 21
                                    

Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia tahu.
Dari mana dia...

"Jeno?"

Suara lembut memanggil namanya, membuat dirinya tak berhenti bergetar. Jeno menaruh pensilnya dan menutup bukunya langsung. Wajah paniknya dia ubah menjadi lembut kembali, kemudian dia menengok dan tersenyum.

"Ya Mark?"

Mark bangun dari kasur. Selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh begitu saja dari badannya. Dia bangun dan membawa baju yang semalam dilempar sembarangan.

Sebuah baju hangat menutupi tubuh minim kain milik Jeno yang terlihat. Wajahnya memerah, Mark kemudian menyelimuti badannya dengan selimut, padahal dirinya sendiri hanya mengenakan celana saja.

"Sedang apa?"

"Mengerjakan tugas kuliah." Meskipun Jeno dapat mengubah ekspresinya, suaranya tetaplah lemah dan serak. Entah karena teriakan semalam, atau karena dirinya yang terus-terusan mengucapkan kalimat yang sama.

"Jangan lama-lama ya? Cepat tidur kembali. Pasti kau lelah." Mark mencium kening Jeno dan kembali tidur di atas kasur. Jeno melihat Mark sekilas sebelum kembali menatap jurnalnya dan memeluk lututnya. Dia jadi teringat dengan foto yang Mark tunjukkan padanya. Jeno takut, serius. Bagaimana jika Mark mengetahui semuanya? Jeno harus kembali menemui orang sialan itu, sepertinya dia sengaja memberikan tanda agar Mark menemukan foto itu. Jeno tak bisa diam, dia harus melakukan sesuatu.

Jeno mengusap wajahnya dan memegang lehernya yang memiliki banyak bekas di sana. Dia tidak ingin semua ini cepat berakhir. Dia ingin bersamanya.

"Oh Mark...kau pasti membenciku. Sangat, sangat membenciku."

Jeno ingin selamanya bersama Mark.

You Send Me Right To Heaven [republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang