°13

993 183 4
                                    

"Aku merasa mual."

"Semalaman kau mabuk, wajar."

Mark mengangkat wajahnya dari laptop. "Dari mana kau...."

"Aku bertemu Haechan, dan dia memberitahuku bahwa kau datang juga." Jeno mengangkat bahunya. Tak perlu curiga padanya. Itu kenyataan.

"Wow. Seharusnya aku bertemu denganmu juga. Terakhir kita bertemu di sana, aku sudah pulang." Komentar Mark. Mark ingin bertemu dengannya? Hati Jeno bergetar. Tapi tidak demikian ketika dia mengingat perempuan semalam yang Mark cium.

"Pasti nikmat."

"Apa?"

Jeno memerah. Ceroboh! Jeno mengucapkan dengan keras. Tidak bisakah mulut bodohnya diam saja? Apa perlukah Jeno menjahit mulutnya sendiri? Dia tidak ingin Mark freak out pada dirinya.

"M-minuman mu pasti nikmat." Jawab Jeno asal. Jadilah lugu. Kau sudah terlihat bodoh.

Mark melihat ke arah soda nya. "Oh ini. Aku tidak terlalu suka rasa ini, kau mau?"

Meminum minuman dari mu? Menempatkan bibirku di bekas bibirmu?

"Tentu."

Jeno mengangguk malu dan menerima kaleng soda Mark, kemudian meneguknya. Sesuatu bangkit dari tubuhnya dan dia sangat, sangat ingin mendesah saat itu juga.

Aku berciuman dengan Mark. Pikirannya menjerit. Aku berciuman dengan Mark!

"Bagaimana rasanya?"

Jika bekasnya saja sangat memabukkan...

"Enak sekali. Boleh buat ku?"

...bagaimana dengan bibirnya nanti?

Jeno jadi tak sabar.

You Send Me Right To Heaven [republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang