"Mark."
Mark berhenti menyapu. Dirinya mendongak dan melihat ke sekeliling. Senyuman terukir di wajahnya tatkala melihat seseorang yang terlihat familiar kembali muncul di hadapannya.
"Ku kira kau tidak mau memunculkan dirimu kembali."
Orang itu tersenyum. Selalu saja, selalu saja. Dia selalu saja berdiri di bawah gelap, di bawah bayang-bayang ruangan yang redup.
"Aku tak tahu sampai kapan aku bertahan seperti ini." Ucapnya pelan.
"Ada yang salah?" Mark bertanya dengan nada sopan. Mungkin pertanyaannya bisa jadi sensitif. Orang itu menggeleng dan mengusap bahunya.
"Aku mau semuanya ini berakhir sebelum Jeno menyadarinya."
Mark langsung gugup, "M-maksudmu?"
"Mark, bacalah jurnal Jeno. Aku tidak kuat selamanya seperti ini." Itulah kata-kata terakhir pria itu sebelum akhirnya dia berlari menuju lantai atas. Mark tak ingin mengejarnya, bagaimana dia bisa? Dia takut.
Kenapa orang itu begitu menyeramkan? Kenapa Jeno tinggal bersama orang yang menyeramkan?
Dan juga, kenapa menyinggung soal jurnal Jeno? Memang, Mark dilarang keras mengintip buku jurnalnya itu. Tapi itu ada alasannya 'kan? Semua orang punya rahasia, termasuk Mark.
Mark menggelengkan kepalanya dan kembali menyapu kamar yang dia bagi bersama Jeno. Dia menyapu dan terus menyapu, hingga berhenti di satu tempat.
Meja belajar Jeno,
Serta,
Jurnalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Send Me Right To Heaven [republish]
Mystery / Thriller"maybe i love you just a little too much." - lana del rey, serial killers. [°warning : will be disturbing for some people. contains mature content and many more. please be aware that i don't support or try to romanticize the kind of behavior that wa...