°18

912 172 8
                                    

Jeno hanya memainkan jarinya. Dia menunggu jawaban. Dia juga tidak ingin membuka mulut, karena ada Doyoung di sana. Doyoung jauh lebih tua darinya, dan obrolan mereka pasti tidak akan menyambung. Di sisinya ada Haechan dan Renjun, teman Mark di kampus. Baru kali ini Jeno melihat mereka dengan dekat, tapi dia tidak berusaha berbicara dengan mereka juga. Tentu saja, dia tidak mengenal mereka dengan baik. Taeyong masuk ke dalam pandangan, wajahnya terlihat sedih.

"Bagaimana Mark?" Doyoung bertanya duluan. Taeyong menggeleng.

"Dia tidak mau keluar."

"Bagaimana jika aku yang coba? Aku dekat dengan Mark." Ucap Haechan. Taeyong menghela nafas.

"Aku sebagai kakaknya saja tidak boleh..." Taeyong berkata seakan itu akan percuma. Memang benar. Suasana jadi berat. Semua orang terlihat memasang wajah sedih, kecuali Jeno yang masih dengan wajah bingungnya.

Seseorang telah membunuh Jaemin.

Dan orang itu bukan Jeno.

Seseorang mengincar Mark.

Dan orang itu bukan Jeno.

"Kurasa sebaiknya kalian pulang saja, Mark sepertinya butuh waktu sendiri." Ucap Taeyong.

"Aku akan tetap di sini." Kata Haechan, Jeno nyaris memplototinya. "Aku mau menemani Mark."

"Aku juga." Timpal Jeno, tidak mau kalah. Taeyong hanya mengangkat bahunya.

"Kalau begitu, aku dan Doyoung akan pulang. Renjun kau juga ya."

Mereka bertiga pulang, dan hanya tersisa Haechan dan Jeno di ruangan itu. Tidak ada yang mau bergerak dari sana. Jeno ingin bertanya, tapi dia ceroboh. Bagaimana jika dia salah bertanya?

"Kau mungkin tidak mengenal Jaemin..." Kata Haechan tiba-tiba. Jeno mengangkat wajahnya dan menatap Haechan. Dia sedang memainkan jas hitamnya.

"Tapi Jaemin itu cukup dekat .. meski aku jauh lebih dekat, tapi Jaemin itu berbeda.."

"Ada apa dengan Jaemin?"

"Dia lah yang membuat Mark sukses. Dia yang mengirim tulisan-tulisan Mark sebelum aku ikut mengirimnya. Setidaknya Mark berhutang Budi padanya. Jika bukan karena Jaemin, Mark pasti tidak akan mendapatkan pekerjaan yang sangat dia gemari saat ini."

Ah .

Thank God. Jeno kira dia akan syok, dia pikir Haechan akan berkata bahwa Jaemin itu ada hubungan romantis dengan Mark tapi ternyata tidak. Jeno sangat lega.

You Send Me Right To Heaven [republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang