°32

823 157 21
                                    

Mobil itu.

Sikapnya, serta panggilannya.

Bukankah itu sudah jelas? Jaehyun ke mana saat Haechan dibunuh? Jaehyun juga seingat Jeno tidak ikut mencari sampai keluar rumah saat Renjun hilang, dia hanya mencari di dalam rumah Mark saja. Haechan juga bilang, pelakunya adalah teman Mark. Bukankah itu sudah jelas?

Jeno berniat mendatangi rumah Jaehyun malam itu. Dia sudah menemukan alamat Jaehyun dari situs kampus mereka. Dia meretasnya, tentu saja. Tak mungkin kan kampus menyediakan data pribadi para mahasiswanya. Jeno tersenyum ketika melihat alamat Jaehyun perlahan muncul di layar laptopnya. Tak lama kemudian dia keluar rumah dan mengambil bus untuk pergi ke rumah Jaehyun.

Akhirnya dia menemukan sang pembunuh dan peneror Mark. Jeno ingin sekali menyiksa Jaehyun, tapi sepertinya akan jauh lebih baik ketika dia melaporkannya saja pada polisi. Dengan begitu Mark akan semakin kecewa dengan hidupnya dan tak percaya pada siapapun, kecuali dirinya. Menyenangkan.

"Hyung?" Jeno sudah lama sampai di rumah Jaehyun yang mewah itu, tapi ada yang aneh. Jeno masuk ke dalam rumah Jaehyun tanpa halangan apapun? Dia merasa janggal dengan kemudahan ini.

Dia masuk dan terus masuk, mencari keberadaan Jaehyun dari satu ruangan ke ruangan lain. Rumah mewah namun serasa sudah ditinggalkan oleh pemiliknya selama bertahun-tahun. Jaehyun kuat hidup di tempat seperti ini?

"Jeno?" Sebuah suara memanggil namanya. Jeno menengok, lorong begitu gelap. Tapi dia bisa melihat warna merah yang menghiasi baju Jaehyun.

"Ternyata Haechan benar." Kata Jeno, tidak terlalu terkejut dengan situasi itu. "Kau pembunuh dan penguntit Mark kan?"

"Jeno kenapa kau bisa ada di sini?" Jaehyun menggeleng. "Tidak..kau salah paham." Jaehyun berusaha meraih Jeno dengan tangan kotornya.

"Jangan sentuh aku." Jeno mengambil langkah mundur. "Jangan!"

"Jeno kau tidak mengerti! Dengarkan aku!" Jeno bahkan tidak peduli dengan tangan sebelah Jaehyun. Dia mendorong Jaehyun hingga pria itu terjatuh. Tangannya ingin meraih leher Jawhyun, tapi dia menggeleng.

Dia bisa saja menumbangkan Jaehyun saat itu juga, tapi dia tetap ingin melaporkannya pada polisi. Ingat, dia butuh pengakuan Mark.

"Aku akan pergi dan melaporkanmu pada polisi. Teror mu sudah berakhir." Kata Jeno dan dia berlari dari sana, mengabaikan teriakan peringatan Jaehyun.

Jeno berlari dan berlari, aneh rumah Jaehyun seperti tak ada ujungnya. Dia mendapati pintu keluar rumah, dan berlari ke sana. Ketika keluar, dia merasakan seseorang menarik kerah dan menutup wajahnya. Jeno berusaha meraih gunting yang ada di celananya, namun badannya terbanting ke lantai. Dia tidak bisa melihat, dia tidak bisa bergerak, seseorang menahan tubuhnya. Jeno panik ketika merasakan sesuatu menusuk di lehernya. Dia terus saja bergerak, menolak untuk berteriak. Barulah ketika dia merasa dunia mulai gelap, beban di atas punggung terangkat.

"Sleep tight, cherry."

You Send Me Right To Heaven [republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang