Hari ini wajah Mark sedih. Jeno tidak mengerti, padahal cuaca di luar cukup bersahabat. Jeno jadi khawatir. Apa sesuatu menimpa dirinya?
"Kau terlihat lelah...." Komentar Jeno pelan. Mark menguap dan mengusap matanya.
"Aku tak bisa tidur."
Oh jadi hanya soal tidur. Itu mudah, Jeno bisa mengatasinya.
"Lucas belum pulang sejak malam itu." Tambah Mark. Oh, bukan.
"Mungkin dia sedang pergi? Dia tidak perlu memberitahumu kan?"
"Tapi aku khawatir! Orangtuanya terus menelpon ku, bagaimana aku harus menjawab?"
Jeno itu ceroboh. Harusnya dia tahu konsekuensinya ketika dia memukul kepala Lucas dengan potongan besi yang dia temukan di tempat konstruksi dekat rumahnya itu.
"Kau bisa menjawab 'tidak tahu'? Dia kan bukan tanggungjawab mu." Jawab Jeno akhirnya.
"Ya, kau benar, tapi.." Mark meneguk ludahnya. "Mungkin ini terdengar gila, tapi kenapa aku merasa seperti ada yang mengikuti ku ya?"
Jeno tak dapat menahan senyumannya. Mark menyadari keberadaannya? Itu kemajuan. "Kau tak perlu takut. Pasti hanya firasat saja."
"Firasat... Kau benar." Mark menepuk-nepuk lehernya pelan, mencari kenyamanan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Send Me Right To Heaven [republish]
Mistério / Suspense"maybe i love you just a little too much." - lana del rey, serial killers. [°warning : will be disturbing for some people. contains mature content and many more. please be aware that i don't support or try to romanticize the kind of behavior that wa...