°9

1.1K 195 2
                                    

Jeno pikir, gangguannya hanya datang sekali saja. Tapi ternyata dia salah.

Baru-baru ini Jeno sadar Mark lebih sering menghabiskan waktunya bersama teman lamanya, Haechan. Bukan berarti Mark sebelumnya selalu bersama Jeno, oh tidak, Jeno hanya tidak suka. Perlahan waktu Mark menjadi miliknya, tapi Haechan masuk ke dalam bingkai.

Jeno juga sadar Mark sedikit menutup dirinya ketika badan Lucas ditemukan. Ya, Jeno tidak kuat menyimpan tubuh Lucas terlalu lama karena menurutnya Lucas adalah korban dari kecerobohan dirinya. Menurutnya salah membunuh Lucas, karena orang tampan tidak cocok mati. Akhirnya dia membuang tubuh itu dan keesokan harinya ditemukan oleh polisi.

Mark syok, tidak ingin berkata apa-apa, dan memilih untuk diam. Akhirnya Mark lebih memilih bergaul dengan teman lamanya ketimbang Jeno yang hanya teman dari kampusnya. Jeno tak dapat bersama Mark karena manusia sialan itu selalu menghalangi. Barulah ketika pulang dari kampus, Jeno tidak sengaja, atau lebih tepatnya mengikuti, dan bertemu dengan Mark.

"Hey Mark. Jarang melihatmu."

"Hey Jeno..." Mark mengusap lehernya. Suaranya serak. Jeno memiringkan kepalanya.

"Kau terlihat pucat."

"Memang."

Mark diam sebentar. Dia melihat lantai cukup lama, kemudian langit-langit. Lalu dia menghela napas. Dia ingin berkata sesuatu, tapi terasa berat mengeluarkannya.

"Lucas sudah ketemu."

Alis mata Jeno menaik dan dia tersenyum. "Oh! Bagus! Di mana kau bertemu dengannya? Apa dia baik-baik saja?"

Bibir Mark bergetar. Dia menghapus air matanya. Mark memberitahu Jeno bahwa tubuh Lucas telah ditemukan. Jeno hanya mengusap punggung Mark untuk memberikan belasungkawa.

"Semua orang ada untukmu, Mark." Ucap Jeno.

Aku ada untukmu.

You Send Me Right To Heaven [republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang