Tekan bintang ⭐ sebelum membaca
Lagian, gue cuma punya dua tangan, nggak bisa buat nutupin mulut mereka satu-satu, yang bisa tangan gue lakuin tutup rapat kedua telinga gue!
–KevinHappy reading
_🍃_
Pukul 04.35
Kevin spontan membuka mata saat alarm dinakas berdering membangunkan tidurnya. Dia duduk bersandar di sandaran tempat tidurnya, mulai mengumpulkan nyawanya sebelum melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Seusai sholat, Kevin memeriksa jadwal pelajaran dan membawa buku-buku sekiranya perlu dibawa. Setelahnya, Dia segera masuk ke kamar mandi dan segera bersiap-siap.
Kevin mulai menuruni anak tangga, di ruang makan terlihat mamanya yang tengah menyiapkan sarapan.
"Pagi, Ma" Sapa Kevin dan langsung duduk di kursi.
"Pagi, tumben pagi buta udah rapi aja, biasanya juga kalau dibangunin nggak bangun-bangun" Sindir Lita pada Kevin.
"Ya nggak papa dong sekali-kali"
Deru motor besar berhenti didepan gerbang rumah Sesil, sebelumnya, Kevin sudah mengirimkan pesan pada Sesil kalau dia jadi menjemputnya. Derit pintu besi berbunyi, ternyata Sesil yang membukakan gerbang. Setelah dipersilahkan, Kevin segera masuk rumah Sesil dan izin pada Widya untuk berangkat sekolah bareng Sesil.
"Kalian hati-hati, ya" Pesan Widya.
"Iya Tante, yaudah kita pamit, assalamualaikum" Pamit Kevin, sembari mencium sopan tangan Widya.
"Waalaikumsalam" Widya tersenyum melihat raut wajah bahagia Sesil, Sesil memang jarang mengajak laki-laki datang ke rumahnya, bahkan hampir tidak pernah. Terakhir kali mungkin waktu SMP, itu juga karena kerja kelompok.
Motor merah Kevin mulai memasuki gerbang SMA Pelita Jaya, Pak Dadang—satpam sekolah terheran-heran melihat Kevin datang sepagi ini, apalagi melihat perempuan yang dibonceng Kevin.
Tidak hanya Pak Dadang yang terkejut, semua orang yang melihat ini juga terkejut, apalagi Kevin datang dengan Sesil—yang notabene anak unggulan.
Tatapan berbeda-beda diarahkan pada Kevin dan Sesil, seolah mereka berdua menyedot seluruh perhatian siswa-siswi yang berlalu lalang di koridor bawah.
Banyak juga yang berbisik-bisik ketika melihat Kevin mengantar Sesil di kelasnya, sepertinya mereka berdua menjadi topik hangat perbincangan siswa-siswi Pelita Jaya.
"Semangat belajarnya, jangan mikirin aku terus" Ucap Kevin sembari mengedipkan sebelah matanya genit pada Sesil, yang kini pipinya mulai menyebar rona merah. Kevin tidak tanggung-tanggung mengantar Sesil sampai didepan kelasnya, dia tidak peduli jika nantinya banyak gosip berdar antara dirinya dan Sesil.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINSIL [✔]
Teen FictionPart lengkap. Follow dulu sebelum baca :) #3 in penulisamatir 25 April 2019 #3 in sesil 23 November 2019 #9 in highschoolstory 23 November 2019 #9 in ceritalengkap 23 November 2019 Kisah seorang siswa yang menjadi langganan BK karena terlambat atau...