22. 🍁Bohong🍁

742 37 0
                                    

Tekan bintangsebelum membaca

Aku selalu tau ketika dibohongi, tapi aku selalu berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja.


Happy reading

_🍃_

Sesil diam menatap layar ponsel digenggamannya yang menampilkan room chat dengan Kevin, dia tidak memerhatikan Meysa yang terus mengajaknya berbicara.

Jujur, Sesil merasa bersalah telah membohongi Kevin, sebenarnya Sesil tidak bermaksud apa-apa, dia hanya belum siap kalau Kevin marah kepadanya karena berangkat bareng Gibran tadi pagi.

"Lo dengerin gue ngomong apa nggak sih?!" tanya Meysa sedikit kesal, dia sudah berbicara panjang lebar membahas camping malah nggak didengarkan Sesil.

"Ada masalah apa, siapa tau gue bisa bantu, kalaupun gue nggak bisa bantu, setidaknya hati lo merasa lega," ucap Meysa.

Sesil dengan senang hati menceritakan masalahnya pada Meysa, mulai dari Gibran yang datang menjemputnya sampai dia membohongi Kevin. Meysa diam menyimak setiap cerita Sesil, dia cukup memahami kalau Sesil takut Kevin memarahinya mengingat Sesil baru pertama kalinya berpacaran.

"Menurut gue, nggak seharusnya lo bohong sama Kevin, jujur aja ke Kevin kalau tadi berangkat bareng Gibran. Kevin pasti ngerti kok," ujar Meysa menasihati sahabatnya yang tengah galau.

"Aku takut kalau dia marah," terang Sesil membuat Meysa menghela napas kasar.

"Coba lo mikir, seandainya Kevin tau lo berangkat bareng Gibran dari orang lain gimana? Lebih baik lo ngomong jujur ke dia, urusan dia marah atau nggak pikir belakangan yang penting lo udah jujur dan mulai terbuka dengan Kevin," tutur Meysa menjelaskan ke Sesil.

Sesil pun mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Meysa, dia juga membenarkan perkataan Meysa.

"Nanti deh, aku jelasin lagi ke dia yang sebenarnya, makasih Mey," ucap Sesil tersenyum manis, sementara Meysa merangkulnya dan membisikkan sesuatu.

"Gue akan selalu ada untuk lo, jadi lo nggak usah khawatir kalau mau berbagi cerita, gue dengan senang hati mendengarnya, dan jangan pernah merasa lo sendirian disini," bisik Meysa.

Sesil  tersenyum dan mengucapkan terima kasih, seandainya saat itu Meysa tidak ada, mungkin dia tidak disini sekarang.

_🍃_

Sudah lumayan lama Kevin menunggu Sesil diparkiran sekolah. Ya parkiran. Kevin ingin menunjukkan secara tidak langsung pada orang-orang kalau Sesil itu pacarnya, awalnya Sesil menolak, tapi berkat bujukan Kevin  dia akhirnya mulai menerima kalau hubungan mereka akan publik.

Tapi, satu masalah yang belum terselesaikan yang mungkin bisa menghambat keduanya, yaitu kelas Biasa dan Unggulan belum berdamai, maka dari itu Kevin dan Sesil harus saling menghormati perbedaan diantara keduanya, yaitu dengan cara tidak berduaan selama disekolah kecuali kalau mengantar Sesil pulang.

VINSIL [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang