20. 🍁Pagi Buta dan Gibran?🍁

803 40 0
                                    

Tekan bintangsebelum membaca


Kita tidak boleh gegabah mengambil keputusan, apalagi keputusan itu melibatkan banyak orang.
–Kevin



Happy reading




_🍃_




Tak terasa mata pelajaran terakhir telah dikerjakan beberapa jam yang lalu. Saat ini Kevin dan ketiga sahabatnya tengah bercanda tawa melepas beban pikiran mereka di kafe tempat biasa kumpul.

Hari ini sekolah mereka pulang awal karena mata pelajaran yang diujikan hanya satu. Kevin sebenarnya ingin mengajak Sesil kumpul dengan sahabatnya supaya terkesan lebih akrab satu sama lain, tetapi Sesil lebih memilih pergi bersama Meysa girls time ke mall. Kata Sesil, sudah lumayan lama mereka nggak pergi berdua, itung-itung refreshing. Kevin mengerti maksud Sesil, dia mengizinkannya dan berpesan supaya tetap hati-hati.

Kevin mulai meminum vanila latte didepannya, sambil menyimak obrolan teman-temannya.

"Gue kesal banget sama Rudi, masa tadi gue panggil-panggil nggak nyahut, boro-boro nyahut noleh aja nggak. Jadinya kan gue nggak bisa jawab soal!" seru Aldy menggebu-gebu.

"Makanya kalau ujian itu belajar bukannya main game," cibir David. Kevin dan Kanya geleng kepala melihat ekspresi Aldy.

"Emang dasarnya aja pelit! Atau memang sudah tradisi ya, kalau ujian orang pintar berubah jadi budek?" cibir Aldy.

Ketiga temannya hanya tertawa geli mendengar ucapan Aldy, tapi itu faktanya yang dirasakan Aldy.

"Gimana nih soal misi perdamaian?" tanya David pada ketiga sahabatnya.

"Ya mau gimana lagi, kita belum diizinin Riko," ucap Aldy pasrah.

"Kalau kita mencoba damai sendiri gimana, nggak bisa ya? Kalau nunggu class meeting ntar kelamaan, iya kalau class meeting habis ujian ini, kalau tahun depan?" ucapan David membuat Aldy, Kevin, dan Kanya membisu seketika, mereka juga memikirkan apa yang dipikirkan David.

"Ya kita sabar aja dulu, masalahnya ini melibatkan semua kelas baik IPA, IPS, maupun Unggulan itu sendiri, kita nggak boleh gegabah ambil keputusan Vid. Gue ngerti maksud lo, tapi kita bertindak mendamaikan ini juga harus dibawah pengawasan guru, supaya kita damai benar-benar dalam keadaan sportif nggak ada yang curang," jelas Kevin. Teman-temannya hanya mendengarkan ucapan Kevin.

Benar yang dikatakan Kevin, kita tidak boleh gegabah mengambil keputusan, apalagi keputusan itu melibatkan banyak orang.

Setelah puas berbincang ringan, mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Kevin sampai dirumah langsung mandi dan segera tidur, badannya terasa capek semua. Ditambah mamanya dan Caca lagi di toko, jadi Kevin bisa  tidur dengan nyenyak tanpa ada yang mengganggu.

VINSIL [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang