Lihat punggungnya saja gue udah deg degan, gimana kalau lihat senyum manisnya, serangan jantung gue bisa-bisa.
–Kevin_🍃_
Pukul 6.30
Mata Kevin melotot melihat jam dinakas samping tempat tidurnya, dia sempat bangun waktu sholat subuh karena masih mengantuk, Kevin memutuskan untuk tidur sebentar.Dia turun dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi dengan segera menggosok gigi dan cuci muka. Kevin keluar kamar mandi dengan wajah yang segar. Dia membuka lemari, mengambil seragam sekolah dan memakainya asal-asalan. Kemudian mengambil tasnya di meja belajar dan berlari ke lantai bawah.
"Abang jangan lari-lari, sini dulu sarapan!" Teriak mamanya dari ruang makan.
"Nggak keburu Ma, udah telat. Tadi kenapa nggak bangunin Kevin sih?!" Kesal Kevin.
"Tadi udah mama bangunin tapi kamunya nggak bangun-bangun yaudah mama biarin" Ucap mama Lita santai membuat Kevin berdecak kecil.
"Yaudah Kevin berangkat, Assalamualaikum" Ucap Kevin sambil mencium tangan mama Lita.
"Waalaikumsalam, nggak mau bawa bekal,bang?" Tawar mama Lita.
"Nggak usah ma, ntar jajan dikantin aja" ucap Kevin dengan segera memakai sepatunya dan keluar rumah bergegas ke sekolah.
Jakarta. Pasti identik dengan yang namanya macet. Beruntung pagi ini Kevin membawa motor jadi bisa mencari jalan tikus untuk sampai ke sekolah tanpa berdesakan dengan kendaraan lain.
Kevin sampai di depan gerbang sekolah matanya melihat jam tangan hitam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya 7.15 telat 15 menit batinnya berkata. Terlihat dari arah lobi sekolah, Bu Sukma menghampiri pos satpam dan menyuruh Pak Dadang membuka gerbang sekolah. Kevin masuk dan memarkirkan Si Merah nama motor ninjanya, diparkiran khusus siswa. Bu Sukma menyuruh Kevin mengikutinya ke ruang BK. Duhh mati gue!! Mana yang telat gue doang lagi batin Kevin berteriak.
_🍃_
Dua jam terasa sangat cepat bagi Sesil atau mungkin lebih tepatnya bagi anak-anak kelas XI Unggulan. 15 soal kimia bisa Sesil jawab semua walaupun ada beberapa jawaban yang diragukan Sesil, tapi yasudahlah. Menghela napas pelan Sesil membatin Yang lalu biarlah berlalu.
"Sesil dan Meysa tolong kumpulkan kertas jawaban satu kelas dan taruh di ruang guru di meja saya!" Perintah Bu Dian.
"Baik, Bu" Jawab Sesil dan Meysa bersamaan. Bu Dian keluar kelas dan masuk ke kelas XII Unggulan. Mereka segera berdiri dari tempat duduknya untuk berkeliling mengumpulkan kertas jawaban.
Sepanjang koridor yang di lewatinya, Sesil dan Meysa Asik berbincang-bincang. Tidak sengaja, mata cokelat Sesil melihat siswa di lapangan upacara tengah berdiri hormat bendera di bawah terik sinar mentari pagi.
"Tunggu Sil, bukannya itu Kevin ya?!" Kaget Meysa menunjuk siswa yang tengah hormat bendera itu.
Mata Sesil menyipit mengikuti arah telunjuk Meysa. Dan benar!! Itu Kevin, seseorang yang dulu pernah terlambat bersamanya. Apakah dia terlambat lagi? Atau kepergok bolos pelajaran dikantin? Pertanyaan itu hanya mampu tersimpan di batin Sesil.
"Iya, itu Kevin" Jawab Sesil singkat. Meysa merasa ada yang aneh dengan Sesil.
Meysa menarik tangan Sesil "Yaudah yuk ke kelas, nanti Pak Indra keburu datang" Dan mereka berdua berjalan menyusuri koridor kelas XII IPA, menaiki tangga dan menuju kelas XI Unggulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINSIL [✔]
Novela JuvenilPart lengkap. Follow dulu sebelum baca :) #3 in penulisamatir 25 April 2019 #3 in sesil 23 November 2019 #9 in highschoolstory 23 November 2019 #9 in ceritalengkap 23 November 2019 Kisah seorang siswa yang menjadi langganan BK karena terlambat atau...