33. 🍁Dear Diary🍁

706 33 0
                                    


Tekan bintangsebelum membaca


Aku benar-benar rindu Papa...
–Sesil



Happy reading


_🍃_



"Gaby?!!" seru Aldy setelah mengusap-usap kasar matanya, memastikan tidak ada yang salah dari penglihatannya.

Aldy berdiri, "Lo beneran Gaby?" pertanyaan konyol keluar begitu saja.

"Iya, ini gue Gaby." ucap Gaby sedikit gemas dengan tingkah Aldy, dia seakan tidak percaya Gaby berada di depannya.

"Lo ngapain disini?" tanya Aldy heran menengok kanan dan kirinya. Karena kafe ini cukup jauh dari rumahnya, jadi tidak mungkin sekali Gaby nongkrong sampai sini. Semua orang dimeja itu hanya diam melihat tiga orang didepannya, tentu saja fokusnya pada Gaby.

Kevin tersenyum, dia sudah mengira pertanyaan itu yang akan keluar dari mulut lemes Aldy. Gaby menatap Kevin sebentar meminta persetujuan, setelah Kevin mengangguk kecil, satu kalimat dari Gaby berhasil membuat orang dimeja itu melotot kaget, tidak terkecuali Aldy sendiri.

"Gue pemilik kafe ini," ucap Gaby singkat.

"Hah?!!" teriak orang di meja itu, tetapi suara Aldy yang paling mendominasi.

Setelah sadar dari terkejutnya, Aldy menarik satu bangku dan menyuruh Gaby duduk, " Cepet ceritain, gue ini sahabat lo masa nggak lo kasih tau, tega banget!!" ucap Aldy mendramatisir suasana, Gaby tersenyum tipis, ternyata Aldy benar-benar tidak berubah.

"Jadi gini, sebelum gue sekeluarga pindah ke London, Papa gue bangun kafe dan dititipkan ke sepupu gue disini. Selama 5 tahun itu dia yang mengelola semuanya. Lo sadar nggak nama GTA's Cafe itu nama gue?" tanya Gaby pada Aldy, Aldy refleks menepuk dahinya setelah menyadari sesuatu.

"GTA itu inisial nama gue, Gabriella Tamara Alesha." penjelasan Gaby membuat David, Kanya, Sesil, dan Meysa menganggukan kepala. Mereka berkenalan satu-satu, dan di detik itu mereka sepakat untuk berteman.

"Maaf untuk yang kemarin Sesil," ucap Gaby merasa bersalah dengan Sesil.

"Nggak papa kok, lagian udah clear masalahnya." ucap Sesil sambil menunjukkan senyum manisnya.

Mereka mengobrol diselingi candaan, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, mereka pamit pulang  pada Gaby. Kevin segera menuju kasir, dan membayar makanan yang dipesannya tadi.

"Kamu mau langsung pulang?" tanya Kevin pada Sesil saat perjalanan pulang.

"Hah?!" seru Sesil, dia sedikit terganggu dengan deru motor yang memekakkan telinga.

"Kamu mau langsung pulang?!" tanya Kevin sedikit berteriak supaya didengar Sesil.

"Iya, pulang aja. Pasti aku udah ditunggu Mama di rumah, tadi kan ambil rapor," jawab Sesil sambil melihat jalanan yang mulai ramai kendaraan.

VINSIL [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang