Tekan bintang ⭐ sebelum membaca
Hati gue hancur. Gue yang berjuang mati-matian, dia yang mendapatkan hati lo.
–Gibran
Happy reading
Armada – Harusnya Aku (cover by Feby)
_🍃_
Hari demi hari terus berlalu, Gaby sudah bisa beradaptasi disekolah barunya, hubungan persahabatan mereka kian erat, kerap kali mereka hangout bareng atau sekadar berkumpul di malam minggu. Hubungan Kevin dan Sesil sejauh ini baik-baik saja, walaupun tatapan sinis dan sindiran pedas sesekali diterima Sesil. Tapi dia tetap diam, mungkin sudah risikonya berpacaran dengan Kevin.
Gibran juga masih berusaha mendekati Sesil, setiap hari menawarkan tumpangan, atau setiap waktu istirahat membawakan camilan dari kantin untuk Sesil. Tapi respon Sesil tetap sama, membuat Gibran mulai menyerah mendapatkan hati Sesil.
"Makasih Gib, tapi lain kali nggak usah repot-repot bawain aku makanan dari kantin. Aku juga bawa bekal kok," ucapan yang sering Sesil berikan saat Gibran membelikannya makanan dari kantin.
"Rejeki nggak boleh ditolak Sil, pamali." juga ucapan Meysa setiap kali Sesil menolak makanan dari Gibran. Terpaksa Sesil menerimanya.
Seperti waktu istirahat pertama ini, Gibran kembali membelikan makanan dari kantin, kali ini sebungkus roti dan sekotak susu cokelat.
"Kenapa sih lo selalu nolak pemberian gue?" tanya Gibran saat Sesil kembali mengucapakan kalimat tolakannya.
"Karena aku nggak mau ngerepotin kamu, aku juga bawa bekal dari rumah," jawab Sesil.
"Alasan lo itu terus, capek gue dengernya." ucap Gibran lelah, hampir setiap hari dia mendengar kalimat penolakan itu.
"Sekarang gue terus terang aja, gue suka sama lo Sil, dari SMP. Gue berusaha deketin lo dengan cara apapun, usaha gue narik perhatian lo sejak dulu sia-sia. Sampai akhirnya gue satu kelas lagi dengan lo di SMA ini, asal lo tau, itu juga bagian dari usaha gue." ucap Gibran mengeluarkan segala isi hatinya yang ia pendam sejak lama.
"Gue siang malam belajar demi masuk kelas unggulan, supaya satu kelas lagi sama lo, gue berpikir peluang gue dapetin hati lo semakin terbuka lebar. Tapi gue salah–" ucapnya menggantung.
"Hati lo masih nggak terbuka untuk gue. Sampai akhirnya gue tau Kevin jadian sama lo. Gue marah waktu itu. Hati gue hancur Sil, gue yang berjuang mati-matian, dia yang mendapatkan hati lo. Gue merasa dunia nggak adil terhadap gue, sampai gue berdiri dititik ini, menyerah memperjuangkan sesuatu yang tidak ditakdirkan buat gue miliki," jelas Gibran dengan tatapan mata sendu. Kecewa, sedih, terluka, rasa yang terpampang nyata di mata Gibran saat ini. Sesil dan Meysa terperangah kaget mendengar pengakuan Gibran, sekarang, perasaan bersalah menyusup perlahan di hati Sesil.
"Maafin aku Gibran, aku benar-benar nggak tau, dari SMP aku nggak nyadar kamu deketin aku. Maaf," ucap Sesil menyesal.
Gibran tersenyum tulus dan menggeleng, "Nggak papa Sil, gue nggak mau memaksa hati lo buat milih gue. Sekarang gue hanya perlu menghapus nama lo dari hati gue, karena percuma, mencintai seseorang yang cintanya bukan untuk gue," ucapnya, Sesil tau setiap kata yang Gibran ucapkan menyiratkan luka dan kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINSIL [✔]
Ficção AdolescentePart lengkap. Follow dulu sebelum baca :) #3 in penulisamatir 25 April 2019 #3 in sesil 23 November 2019 #9 in highschoolstory 23 November 2019 #9 in ceritalengkap 23 November 2019 Kisah seorang siswa yang menjadi langganan BK karena terlambat atau...