Tekan bintang ⭐ sebelum membaca
Aku bagimu hanyalah pemeran pengganti, disaat pemeran utama tidak ada.
Happy reading
_🍃_
Kegiatan camping hari kedua diawali dengan senam pagi, semua siswa berkumpul di tengah lapang jaraknya tidak jauh dari tenda, gerakan senam mulai diperagakan dan diikuti seluruh siswa. Setelah senam, jadwal selanjutnya adalah sarapan bersama dan dilanjutkan jelajah.
Peraturan yang dibuat, jelajah dibagi per kelompok, satu kelompok terdiri dari empat anggota, dua laki-laki dan dua perempuan, tugas mereka yaitu mencari botol yang tertulis kelas masing-masing.
Satu kelompok harus membawa dua botol, dan dalam satu kelas hanya 12 botol yang disebar, oleh karena itu semuanya harus kompak untuk menemukan botol yang disebar di hutan. Bagi yang tidak menemukan sama sekali botol dengan kelas mereka, akan ada hukuman khusus.
Sesil dan Meysa mereka satu kelompok, entah direncanakan atau tidak, Gibran dan Brian satu kelompok dengannya. Mau tidak mau, Sesil harus bekerja sama untuk kemenangan mereka, tentunya mereka berempat tidak mau kena hukuman.
Sedangkan Kevin, dia satu kelompok dengan Aldy, Kanya, dan Kania. David? Dia berada dikelompok lain, otomatis mereka saling berebutan untuk mengambil botol tersebut.
Saat peluit ditiupkan, mereka semua langsung menuju ke hutan, masing-masing kelompok menyusun strategi supaya membawa dua botol kembali ke tenda.
Kebanyakan mereka menggunakan strategi berpencar, begitu pula team Sesil, mereka berempat dibagi dua, Sesil dan Gibran ke arah barat, sedangkan Brian dan Meysa ke arah timur. Alasan kenapa laki-laki dan perempuan, karena kalau ada apa-apa bisa bergerak cepat, coba kalau perempuan-perempuan ada masalah sedikit langsung panik.
"Ini kita kearah mana? Jalan ke kanan atau ke kiri?" tanya Sesil pada Gibran saat ditemukan belokan, Gibran yang memegang kompas pun bingung mau mencari botol itu kemana.
"Coba kita ke kanan dulu." ucap Gibran setelah menimbang keputusaannya beberapa kali.
Sesil takut. Sekelilingnya pepohonan besar dan rindang, cahaya matahari cukup sulit untuk menembus dedaunan lebat, jalannya pun tidak hanya lurus saja, kadang ada bebatuan atau akar pohon besar yang menutupi jalan setapak.
"Eh, itu ada botol, Gib!" seru Sesil saat mata cokelat itu melihat botol yang menempel dibatang pohon besar. Gibran pun segera mengambil botol tersebut dan berharap kelas Unggulan yang tertulis disana.
"Yah.. Kelas IPA 2." ucap Gibran lesu saat membaca tulisan di botol tersebut, dia menaruh botol itu di tempatnya dan melangkah melanjutkan pencarian mereka.
Mata Sesil dan Gibran terus memindai pepohonan yang dilewatinya, beberapa kali dia menemukan botol, tetapi bukan kelas Unggulan yang tertulis dibotol itu.
Bahkan, Gibran sempat berpikir kalau kelas unggulan sengaja tidak ditulis agar mereka mendapat hukuman. Tapi pemikirannya itu lenyap saat Sesil mengambil botol yang menempel di dahan rendah, dan tertulis kelas unggulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINSIL [✔]
Teen FictionPart lengkap. Follow dulu sebelum baca :) #3 in penulisamatir 25 April 2019 #3 in sesil 23 November 2019 #9 in highschoolstory 23 November 2019 #9 in ceritalengkap 23 November 2019 Kisah seorang siswa yang menjadi langganan BK karena terlambat atau...