epilog

4.4K 132 4
                                    

"Selamat pagi." Sapa Alvino dari lantai 2 menuju lantai 1,ruang makan.ia yang sedang menggendong putranya yang sudah berusia 4 tahun.

Aruna menengok kearah tangga yang terdapat Alvino dan putranya yang bernama Arvin.

"Pagi." Jawab Aruna sambil tersenyum.

"Suhu badan Arvin sudah agak mendingan gak seperti semalam,apa gak kita bawa kerumah sakit saja?" Saran Alvino.

"Nanti kita lihat sampai sore yak...kalau suhu badannya gak turun-turun baru kita bawa kerumah sakit."

Arvin putra kecilnya Alvino dan Aruna yang mereka sayangi.ARVIN adalah nama singkatan dari nama Aruna dan Alvino.ya---Alvino sengaja memberi nama singkatan tersebut keanaknya tanda ia sangat menyayangi keduanya---siapa lagi kalau bukan Aruna dan anaknya.

Alvino memberi nama anaknya itu adalah ARVIN PUTRA ALDANIE.

"Selamat pagi,Bunda." Sapa Arvin dengan lesu.

"Selamat pagi anak Bunda,makan dulu yuk Bunda sudah siapkan." Ajak Aruna.

Arvin menggeleng pelan.Alvino yang melihatnya hanya bisa menghela nafas panjang."ayo dong anak ayah masa gak mau makan,nanti kalau tambah sakit gimana?"

"Arvin gak laper."

"Yah---padahal Bunda sudah buatkan Arvin bubur." Ucap Aruna dengan nada sedih.

Arvin yang dari tadi bersembunyi disamping leher Alvino tiba-tiba langsung melihat Aruna dengan wajah sedih."iya Arvin mau makan asal ditemani sama Ayah."

Pandangan Aruna tertuju pada Alvino,yang dilakukan Alvino hanya mengangguk tanda ia setuju sama permintaan anaknya itu.

Mereka bertiga duduk dimeja makan,sedangkan Arvin masih dipangku oleh Alvino.

Arvin dan Alvino memang sangat dekat dibandingkan dengan Aruna,tapi rasa sayang Arvin tak berkurang untuk Bunda tercintanya---siapa lagi kalau bukan Aruna.ya---mungkin kalau sama Aruna ia sering bertemu,tapi kalau sama Alvino jarang bertemu karena sibuk dengan pekerjaannya-dan Aruna paham akan hal itu.

Sebelum makan mereka berdua baca doa terlebih dahulu,Arvin yang sedang makan disuapi oleh Aruna-sedangkan Alvino yang sedang memangku putra kecilnya itu sambil makan.

Baru 5 suap Arvin sudah merasa kenyang."sudah Bunda,aku sudah kenyang."

Aruna menghela nafas pasrah."yasudah."

"Bunda gak makan?" Tanya Alvino.

Aruna menggeleng."nanti saja tunggu kamu berangkat."

Alvino mengambilkan piring beserta nasi dan lauk-pauknya untuk Aruna."kita makan sama-sama,nanti kalau kamu ikutan sakit gimana?siapa yang mau ngurus aku dan Arvin?"

Aruna mengangguk paham."iya aku mau makan---tapi gimana sama Arvin?"

"Biar Arvin sama aku dulu,yasudah ayo kita makan bersama."

"Iya."

Mereka berdua melanjutkan sarapan pagi yang sempat tertunda.sedangkan Arvin masih asik dipangku oleh Alvino.

Arvin masih memakai baju tidur beranimasi kartun yang ia sukai,karena Alvino sengaja membawa Arvin dari lantai 2 menuju lantai 1 untuk makan bersama.ia juga tidak bisa melihat anaknya sendirian dikamarnya yang sedang sakit.

Setelah selesai sarapan pagi,Aruna mengantarkan Alvino sampai pintu depan,karena Alvino mau berangkat ke kantor.

Sebelum berangkat Aruna salim pada Alvino,dan kini Arvin sudah berada dipelukan Aruna sekarang.

Alvino sempat mengelus kepala Arvin."cepet sembuh ya,ayah janji kalau kamu sudah sembuh kita jalan-jalan bersama dan main bersama lagi."

Saat mendengar ucapan Alvino mau tak mau Arvin mengangguk dengan antusias."jalan-jalan bersama bunda juga kan?"

Alvino mengangguk."iya dong,nanti ayah akan belikan kamu mainan yang kamu inginkan."

"Kamu jangan beliin mainan terus dong,biar dia juga bisa belajar prihatin." Tegur Aruna.

"Gpp sekali-kali---lagipula aku juga jarang membelikan mainan untuk Arvin.kasihan juga dirumah dia sendirian gak ada teman main,ya---hitung-hitung mainan yang aku belikan sebagai teman agar tidak bosan dirumah." Jelas Alvino.

Aruna mengangguk paham."yasudah kalau begitu."

"Yasudah kalau begitu aku berangkat dulu yak."

Aruna mengangguk."iya,hati-hati dijalan."

"Iya."

Aruna dan Arvin sudah kembali masuk kedalam rumahnya saat Alvino melajukan mobilnya untuk pergi bekerja.

Kalau tentang rumah mereka itu adalah hasil jerih payah Alvino untuk keluarganya kelak.

Dan kalau tentang pekerjaan Aruna yang sekarang sudah menjadi ibu rumah tangga,sebelumnya ia bekerja diperusahaan ayahnya tapi berhubung Alvino yang meminta untuk fokus menjaga anaknya---mau gak mau Aruna harus menuruti permintaan Alvino.tapi Aruna memiliki usaha sampingan yaitu dengan membuka butik baju yang sudah memiliki banyak cabang,dan tentunya usahanya itu didukung penuh oleh suaminya---ya siapa lagi kalau bukan ALVINO ALDANIE.

***

Selamat membaca🙂

Jangan lupa vote dan comment❤

Sampai bertemu di ekstra chapter selanjutnya...

ARUNA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang