Bab 16 : salam perpisahan

3.3K 134 2
                                    

"Bagaimana keadaannya,Dok?" Tanya papa Aruna.

"Kabar baik,pasien bisa melewati masa kritisnya.sebentar lagi pasien akan kembali sadar."

"Alhamdullilah."

Mendengar penuturan dari Dokter membuat senyum Alvino merekah.

"Om,Tante.boleh gak saya masuk kedalam ruangan Aruna?" Pinta Alvino.

"Boleh,kami juga mau keluar sebentar." Jawab mama Aruna.

Alvino menjawab."oh,makasih Tante,Om."

Pinta papa Aruna."Jagain Aruna ya."

"Baik Om."

Alvino membuka kenop pintu yang terasa dingin ditambah dengan perasaannya yang sekarang.

Seperti biasa,ia duduk disamping brankar.

Alvino sedang memandangi wajah Aruna.entah,kenapa ia betah melihatnya.sambil menggenggam tangan Aruna yang terdapat selang infus.

Ia jadi teringat saat ia dipertemukan oleh Aruna,anak baru disekolahnya.yang berani-beraninya menumpahkan minuman membuat noda diseragamnya.ia juga teringat sikapnya terhadap Aruna yang selalu kasar dan membuat hatinya selalu hancur.

"Aruna,aku senang bisa dengar kabar kalau kamu bisa melewati masa kritisnya.

maafin kesalahan aku ya yang selama ini aku perbuat.aku tahu kalau kamu memang gak mau ini semua terjadi.maafin aku ya ga seharusnya aku masuk kedalam hidup kamu.

kalau kamu mau tahu perasaan aku tanpa kamu disamping aku mungkin aku gak bisa ungkapin dengan kata-kata yang jelas karna kamu perlahan sikap aku mulai berubah ke kamu.

Mungkin bisa dibilang ini perpisahan.karna gak selamanya kita akan selalu bersama.jarak dan waktu akan selalu ada untuk memisahkan kita berdua.

Aku tahu yang aku lakukan saat ini seperti orang bodoh dihadapan kamu.maksudku ngomong tanpa jawaban dari lawan bicaranya.tapi itu gak masalah buatku.

tapi satu hal yang perlu kamu tahu...
Dalam beberapa bulan ini hari-hari aku yang aku jalani tanpa diselingi canda tawa bersamamu.

Kita akan tetap bertemu hanya saja saat kita dipertemukan kembali seperti orang asing yang sama-sama tidak saling kenal.tapi satu hal lagi yang kamu perlu tahu...hati aku tetap milik kamu,ARUNA LEANDRA.

Aku pamit ya...
mungkin ini salam perpisahan kita berdua dengan cara yang bisu.tapi,percayalah kalau kamu akan selalu dihatiku.kamu orang pertama yang bisa mengubah sikap aku yang kasar dan acuh keorang yang aku sayang.

Semoga cepat sembuh,kembalilah pada orang yang kamu sayang.disini masih ada yang menunggumu berharap melihat senyumanmu kembali.

Maaf kalau aku yang tiba-tiba masuk kedalam hidupmu.kalau kamu menemukan yang lebih dariku maka aku rela akan melepasmu." Jujur Alvino.

Alvino melepas genggaman dari tangan Aruna lalu mencium dahi Aruna sekilas."jaga diri kamu baik-baik ya."

Sambil menghapus airmatanya sejak tadi ia berbicara pada Aruna.

Alvino beranjak dari kursinya dengan hati yang berat untuk meninggalkan seseorang yang ia sayang.

Terdengar suara pintu tertutup.Aruna membuka matanya dengan air mata yang siap ditumpahkan.

"Kenapa kamu harus pergi,Vin ? aku sudah dengar semuanya pernyataan darimu.aku tahu kalau kamu peduli dengan kondisiku saat ini.aku senang kamu bisa masuk kedalam hidupku.

Gak seharusnya kamu menyalahkan dirimu sendiri.aku tahu gak aku saja yang tersakiti tapi kamu juga,KITA BERDUA yang sama-sama tersakiti.

Terima kasih selama aku KOMA kamu selalu berusaha untuk menjengukku dan selalu disampingku.

ARUNA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang