Sesampainya disekolah,Alvino dan Aruna sedang beriringan jalan.
tapi sebelum mereka masuk kedalam kelas masing-masing,Aruna sempat berhenti berjalan sontak Alvino ikut berhenti melangkah saat melihat Aruna."Kenapa berhenti?ada yang ketinggalan?" Tanya Alvino.
"Dasi kamu kemana?" Aruna mendongak.
"Oh ada disaku celana,kenapa emangnya?"
"Dipake dong kita itu sudah kelas XII harus jadi contoh yang baik."
"Aku gak bisa pake dasinya,lagi pula aku jarang pakai dasinya."
"Yasudah mana dasinya?" Pinta Aruna pada Alvino.
Alvino merogoh saku celananya untuk mengambil dasinya."ini." Sambil memberikan dasi tersebut kearah Aruna.
Aruna mulai memasangkan dasi di kerah seragam Alvino.Aruna sempat kesulitan saat memasangkan dasinya.Alvino yang melihatnya hanya mampu menahan tawanya agar tidak ketahuan.
"Aduh---kamu bisa nunduk kan gak?aku susah masang dasi di kerah seragam kamu." Keluh Aruna.
"Lagian sih pendek." Ejek Alvino.
"Yeh---lagian kamu yang ketinggian,bukan aku yang pendek." Bantah Aruna.
Alvino langsung mensejajarkan tingginya dengan Aruna.
Aruna langsung memasangkan dasi di seragam sekolahnya Alvino.tak lama kemudian Aruna sudah selesai memasangkan dasi untuk Alvino.
"Sudah selesai." Ucap Aruna yang sambil merapikan dasi di kerah baju seragam Alvino.
Alvino tersenyum."makasih yak."
Aruna mengangguk."iya sama-sama."
"Kalau begitu aku ke kelas dulu yak." Pamit Aruna.
"Iya,nanti kalau mau pulang duluan kabarin aku."
"Iya."
***
Sepulang sekolah,Aruna dan Alvino kehujanan saat mereka berdua menuju arah pulang.
"Ar,gimana kalau kita neduh dulu?" Ucap Alvino dibalik helmnya yang masih bisa Aruna dengar.
"Yasudah."
"Kamu kedinginan gak?" Tanya Alvino.
"Sedikit."
"Kamu pakai jaket aku yak?" Ujar Alvino.
Aruna menggeleng."enggak,nanti kalau aku pakai jaket kamu,kamu pakai apa?"
"Sudah jangan kamu pikirkan tentang aku,mau ya pakai jaketku?" Tawar Alvino.
"Enggak,lebih baik kita neduh saja."
Alvino mengiyakan permintaan Aruna.
Sesampainya didepan Cafetaria,mereka langsung memesan minuman yang bisa menghangatkan tubuh mereka berdua.
Tak lama kemudian seorang pelayan datang membawa 2 gelas coklat panas yang sekarang ada dihadapan mereka berdua.
Mereka berdua sedang meniup-niup coklat panas yang berada digenggamannya saat ini.
Tubuh Aruna menjadi menggigil karena kehujanan tadi,sontak Alvino langsung menyentuh tangan Aruna yang terasa dingin.
"Ar tangan kamu dingin banget." Ucap Alvino dengan nada khawatir.
"Gpp Al aku cuma kedinginan saja."
"Tapi Ar aku khawatir,yasudah kalau begitu kamu minum dulu nih coklat panasnya siapa tahu badan kamu gak kedinginan lagi." Sambil memberikan coklat panas punyanya kearah Aruna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA [TAMAT]
Ficção AdolescenteNote: Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Cerita ini belum di revisi. "perpisahan bukanlah akhir cerita." Hari gini siapa yang tidak mau menjadi kekasih MOST WANTED di SMA Pelita.siapa lagi kalau bukan Alvino Aldanie.menurutnya,ia bi...