"Lo harus bertahan Ar."
"Vin." Panggil Aruna dengan susah payah.
"Iya?"
"Hey,kenapa nangis?lo jelek tahu kalau nangis.gue gak mau lihat lo sedih.biasanya juga lo gak nangis." Sambil mengapus airmata Alvino dipipinya.
"Enggak,gue gak nangis." Berusaha menghapus air matanya yang masih terlihat oleh Aruna.
Aruna tersenyum."masih bohong saja."
"Lo harus bertahan ya,KITA kerumah sakit sekarang."
Aruna mencegah Alvino untuk tidak membawa dirinya kerumah sakit."gue mau bicara sama lo."
"Apa?gue siap dengerin."
"Terima kasih atas waktunya hari ini.terima kasih telah mengajarkan semuanya yang selama ini gue belum tahu tentang lo.tapi satu hal yang perlu lo tahu,gue pengen lo berubah menjadi yang lebih baik.gue gak marah sama lo atas sikap lo tadi.gak seharusnya gue kecewa sama lo.jelas saja itu hak lo mau jalan sama siapa saja.gue gak tahu masih bisa melihat lo atau enggak,tapi yang jelas jaga diri lo baik-baik ya.gue mau tidur dulu.gue yakin lo bisa hidup tanpa gue." Sambil menutup mata rapat.
Yang tadinya Aruna memegang wajah Alvino kini terlepas karna Aruna telah menutup matanya.
Entah sampai kapan ia akan menutup matanya.
Aruna menutup matanya dipangkuan Alvino.
Alvino menggeleng kepalanya."enggak,lo gak boleh pergi.bangun Ar.gue gak mau kehilangan lo." Sambil mengguncangkan bahunya dan menepuk-nepuk pipi Aruna.
Sesampainya dirumah sakit Aruna sudah masuk keruang UGD.
Alvino duduk dikursi dengan wajah gusar.
Alvino tak henti-hentinya merutuki dirinya sendiri.
"Ah,Alvino lo orang yang paling BODOH.pokoknya kalau Aruna sampai kenapa-napa gue gak akan maafin diri gue sendiri." Gumam Alvino sambil mengacak-acak rambut frustasi.
"Gimana keadaan Aruna,Vino?" Tanya mamanya Aruna.
"hmm...Aruna masih didalam,Tante." Kata Alvino.
"Kenapa Aruna bisa tertabrak mobil?ha?" Tukas papanya Aruna sambil menaikkan tinggi suaranya.
Alvino menunduk."maaf Om.saya lalai dalam menjaga Aruna."
"Sudah jangan menyalahkan dirimu sendiri,tak ada gunanya.kalau sampai kenapa-napa dengan anak saya.kamu jangan marah kalau saya akan berusaha memisahkan kalian berdua."
Alvino merasa tercengang saat papanya Aruna ucapkan tadi."baik om."
Beberapa menit kemudian...
Sang Dokter pun keluar dari ruangan tersebut."keluarga pasien?"
Papa dan mama Aruna segera menghampiri Dokter,begitu juga dengan Alvino."iya benar kami keluarganya."
"Pasien mengalami pendarahan yang cukup banyak,karna itu sekarang pasien dinyatakan KOMA."
"Kami juga belum tahu,pasien kapan sadarnya.karna pasien kehilangan banyak darah.semoga saja pasien mendapat keberuntungan.pasien akan dipindahkan keruangan rawat inap." Lanjutnya.
Tubuh mamanya Aruna ambruk saat mendengar jawaban Sang Dokter.
"baik dok,lakukan yang terbaik untuk anak saya." Ujar papanya Aruna.
Dokter mengangguk lalu pergi."baik kalau begitu saya permisi dulu."
Papa Aruna mengangguk."silahkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA [TAMAT]
Fiksi RemajaNote: Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Cerita ini belum di revisi. "perpisahan bukanlah akhir cerita." Hari gini siapa yang tidak mau menjadi kekasih MOST WANTED di SMA Pelita.siapa lagi kalau bukan Alvino Aldanie.menurutnya,ia bi...