Bab 9 : kenyataannya

3.7K 168 10
                                    

Disekolah Aruna lebih memilih untuk diam seribu bahasa.

Temannya juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengajak bicara kembali,namun kenyataannya NIHIL.

Aruna jauh lebih berbeda.terlihat tampilannya yang sangat kusut dan kantung mata yang menghitam.

Rambutnya yang panjang seperti tidak terurus,kusut.biasanya Aruna menguncir rambutnya tapi kali ini ia hanya menjepit rambutnya saja.

"Ar,jangan diem mulu dong,kita ngobrol yang lagi booming aja yuk disekolah ini,atau gak kita sama-sama ketoko buku,kebetulan ada keluaran novel baru." Ajak Elsa.

"Nah,kalau gak lo dengerin gue gombal aja gimana?" Ucap Rangga.

"Gimana kalau kita kekantin aja,tenang aja gue yang traktir deh." Ujar Alvian.

Aruna hanya Diam!

Diam!

Diam!

Temannya hanya menghela nafas pasrah.mereka sangat tahu kalau Aruna masih trauma dengan perlakuan Alvino terhadapnya.

Yang dibutuhkan Aruna untuk saat ini  hanya waktu.

Hanya waktu yang Aruna butuhkan

Saat ini !

***

Jam istirahat

Rangga,Elsa,dan Alvian hendak pergi kekantin.tapi,kali ini mereka tidak bersama dengan Aruna.

"Ar,kita kekantin yuk." Ajak Elsa.

Aruna hanya menggeleng."enggak,gue mau keruang musik aja."

"Mau gue anterin?" Tanya Alvian.

Tentu saja Aruna menggeleng."gak usah.lo kekantin aja sama yang lain."

"Yaudah,kita duluan yak." Pamit Rangga.Aruna hanya mengangguk."iya."

Sedangkan Aruna menuju ruang musik yang tersedia disekolahnya.

Ceklek...

Aruna membuka pintu ruangan musik tersebut.

Sepi!

Tak berpenghuni.

Aruna langsung duduk dengan bangku yang tersedia diruang musik tersebut.Aruna mengambil salah satu gitar lalu memetik senarnya sambil bersenandung pelan.

Mungkin,kalau ada orang diruangan yang sama dengannya hanya sekilas bisa mendengar lagu yang dinyanyikan olehnya.

Aruna kembali mengingat kejadian yang pernah menyakitkan.Aruna kembali pada masa saat pertama kali ia mengenal seorang cowok yang berhasil membuatnya jatuh cinta,namun itu hanya kenangan yang hanya bisa dikenang bukan untuk diulang kembali.

Dan seseorang yang telah berhasil membuka lukanya kembali!

Yaitu Alvino Aldanie!

Aruna sibuk dengan lagu yang sedang ia nyanyikan.

Ceklek..

Seseorang datang dengan segenap perasaan bersalah.

Namun,tidak dengan Aruna yang tidak menyadari dengan kehadiran seseorang yang satu ruangan dengannya.

Aruna kembali mengangis.saat ia memainkan senar gitarnya.ia tidak sanggup.untuk mengingat kejadian yang membuatnya terluka.

Tiba-tiba ada yang mengguncang bahunya."jangan larut dalam kesedihan,gak ada gunanya.buktinya orang yang nyakitin lo aja masih santai-santai aja."

ARUNA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang