11. yogyakarta

1K 117 6
                                    

Maret, 2019.

Dante menatap teman-temannya yang sedang bahagia berada di Pantai Wediombo. Apa hanya dirinya yang masih memikirkan masalahnya? Tapi apa emang bisa disebut masalah? Dante hanya ragu untuk melangkah saja. Katakan atau tidak? Hanya itu.

"Dandandatteeee, bagi sunblock dong! Bisa-bisa kulit gue belang nih! Masa habis dari Prambanan ke pantai sih," omel Lucy.

"Halah! Biasa main layangan sama gue juga lo," ucap Saddam.

Lucy mendelik. Dia tidak ingin ribut dengan Saddam dan memilih memakai sunblock Dante.

"Dante, kenapa? Lo ada masalah?" tanya Lucy.

Dante terkejut. "Gak kok, males aja nih. Lagi mager," jawabnya sembari tertawa.

Lucy mengembalikan sunblock-nya. Lalu dia dan Saddam menarik Dante ke tempat jualan es kelapa muda.

"Ayok porotin pasangan yang baru balikan," ajak Saddam.

"Lah?! Gue aja belum minta pajak jadian ke kalian!!!"

Setelah kejadian di bis kemarin. Keduanya kembali akrab. Sekarang keduanya sedang  asik membuat istana pasir bersama yang lain, dengan alat bermain yang dibawa oleh Eryn.

"Pacar gue niat banget sih bawa mainan kayak gini," ucap Javerri.

Shireen yang sedang menulis abstrak menoleh. "Kamu balikan sama Eryn?"

Eryn tertawa kecil. "Dipelet gue, Reen."

"Enak aja! Gue terlalu ganteng buat dilupain Eryn. Jadi aja balikan," jawab Jave.

"Loh, gue kira tadi Saddam sama Lucy narik Dante kesini buat malakin lo pada. Soalnya dia mau minta pajak balikan juga," jelas Juna.

Eryn dan Jave terkejut. "Bukan kita! Berarti, ada yang balikan juga selain gue sama Eryn," jawab Jave.

"Ghiffar sama Helen kali," celetuk Kyla.

"Eh, Kyla! Mau ice cream nya," pinta Selinne.

"Minta ke Hema makanya!"

"Halah, itu juga dibeliin Kak Domi, kan?"

"Iya, hehe."

Semuanya menggeleng keheranan. Pasalnya, niat sekali pacarnya Kyla. Menyusul ke Yogyakarta dari Singapura untuk bertemu Kyla.

"Kak Domi mana, Kyl?" tanya Kyla.

"Itu, lagi foto-foto. Gue heran deh, dia suka foto-foto tapi ga suka foto berdua sama gue," omel Kyla.

"Ya itu sih lo nya jelek," celetuk Embun.

"YA BUKAN GITU JUGA NYAIII !!!"

Samuel disebelahnya terkekeh. Ingin sekali mengacak rambut ceweknya tetapi tangannya penuh dengan pasir.

"Lah iya, Embun waktu di bis kenapa nangis?" tanya Shireen.

Shireen memang duduknya di depan Embun dan Samuel. Bukan hanya Shireen yang mendengar suara tangis Embun, tapi Kyla yang duduk bareng dengan Shireen juga mendengar.

"Oh itu, hehe."

"Gue nembak Embun, tapi Embun malah nangis, heran gue sama dia," jelas Samuel.



***



"Shilla!! Gue ikut disini ya?" tanya Nindy.

Shilla mengangguk. "Santai kali, gue duduk sendiri ini."

"Iya deh. Tumben gak sama Alaska?"

"Alaska nya lagi bucin sama Aldira," jelas Shilla.

Nindy hampir tersedak es kelapanya. Dia tidak menjawab lagi, karena dia mengerti apa maksud Shilla.

Cabut | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang