Januari, 2019.
Hari ini, anak CABS KUY memiliki suatu rencana untuk gadis yang sedang berulang tahun.
Ghiffari Erawan Ganendra, lelaki dengan notabe sultannya diminta untuk mendonaturkan uangnya untuk membeli bahan yang diperlukan.
"Far, ini nih. Ada kan duitnya segini?" tanya Dante.
Ghiffar hanya menatapnya sinis. "Menurut lo?"
Dante hanya cengengesan. Sebenernya ini cuman acara anak IPA untuk membeli bahan dan yang lainnya. Anak IPS hanya tau hasil dan makannya saja, apalagi Selinne dan Saddam yang kerjaannya makan saja.
"Len? Kenapa main hape aja? Ada apa?" tanya Ghiffar yang sedari tadi memperhatikan pacarnya, Rasyifa Helen.
"Eh? Nggak kok. Gaada apa-apa," jawab Helen.
Ghiffar menatap Helen penuh dengan curiga. Bukannya tidak percaya, tetapi akhir-akhir ini Helen sering memainkan hapenya daripada mengobrol dengan Ghiffar.
"Beneran gak ada apa-apa? Bosen ya?"
Helen menoleh. "Bosen? Gak kok. Cuman ini, eum –scroll ig seru aja."
Ghiffar hanya mengangguk saja menanggapi jawaban Helen. Entahlah, moodnya tidak baik untuk hari ini.
"Len, ayok! Udah semua ini."
Aldira menuntun seorang gadis yang matanya tertutup oleh kain. Gadis itulah tuan putri yang sedang berulang tahun.
"Dir, dimana sih? Kok gelap!"
Rasanya, Dira ingin menendang gadis yang dituntunnya karena dia tidak tau tata letak rumahnya sendiri. Dira tidak menjawab, dia terus menuntun gadis itu sampai di depan pintu kamar yang sudah dihias sebagus mungkin.
"Kalau gue bilang buka, buka ya kain ini." Lalu Aldira berjalan pelan kedalam kamar itu.
"Buka!"
Pemandangan yang dilihat oleh gadis itu adalah, tulisan 'Happy Birthday.' berwarna pink dengan hiasan balon berwarna senada dengan tulisannya. Lucu sekali.
"Happy Birthday to you!!!" teriak anak CABS KUY.Gadis itu speechless, terlebih dengan lelaki yang memegang kue. Dia, lelaki spesial buatnya. Hahaha, spesial? Gadis itu tersenyum miris.
"Shilla tiup dong lilinnya! Jangan diliatin terus," teriak Saddam.
"Bacot, Dam!" Lucy mencubit tangannya dan dibalas oleh rintihan dari Saddam.
"Jangan lupa make a wish," ucap Javier yang sedaritadi memegang kuenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cabut | Revisi
Roman pour AdolescentsKisah para remaja ibu kota yang bersekolah di SMA Pancasila yang punya karakter dan sifat yang berbeda warning! harsh words. ©jaegeur