JANGAN NUNGGU SENDIRIAN

152 8 0
                                    

Berdasarkan Kejadian Nyata
Dialami oleh Aden

Raha, Sulawesi Tenggara 2016.

Waktu menunjukan pukul 7 malam saat Aku dan temanku berniat untuk hangout kesuatu tempat. Saat itu Aku akan dijemput dengan temanku, Rani namanya, Ia adalah teman semasa SMA-ku dulu.

Jarak rumah kami yang berjauhan membuat kami agak kesulitan bertemu, beruntunglah Ia akan menjemputku pada malam itu.

Saat itu Aku berniat menunggunya didekat sebuah sekolah, supaya Rani lebih mudah untuk menjemputku. Aku duduk menunggu sendirian disebuah gazebo dengan penerangan yang hanya berasal dari sekolah tersebut. Dengan sabar Aku menunggunya sembari mengirimkannya pesan agar Ia lebih cepat datang.

Malam itu suasannya begitu sepi, hanya bunyi gesekan daun dan jangkrik dimalam hari. Aku tidak merasa takut sama sekali padahal ada sebuah kebun besar disebelah sekolah itu.

Awalnya biasa saja sampai aku mendengar sebuah suara sepeda

" Kring Kring "

Munkin hanya orang lewat pikirku. Aku tidak menoleh kesumber suara dan masih saja fokus dengan handphone-ku, sampai ketika sepeda itu lewat didepanku, mendadak tubuhku bergetar, mataku membelalak, ternyata sepeda tersebut jalan sendiri! Tidak ada orang yang mengendarainya.

Oh! Aku hampir saja lupa bahwa sekolah tempatku menunggu pada saat itu terkenal angker karena lahannya bekas kuburan, bahkan kabar yang beredar beberapa mayit belum dipindahkan.

Saat itu aku bingung harus melakukan apa, antara ingin pergi dari sana atau menetap. Jika aku pergi bagaimana dengan nasib temanku? Bagaimana jika Ia datang dan aku tidak ada? Lalu jika Aku menetap munkinkah Aku akan mati karena ketakutan?

Setelah berpikir lama akupun memutuskan untuk menetap dan mencoba menenangkan diriku sembari kembali fokus dengan handphone-ku. Jujur malam itu aku sedikit kesal karena Rani tak kunjung datang.

Selang beberapa saat, kembali aku mendengar sebuah sahutan

" Cu, lagi nunggu siapa? "

Spontan aku menjawab " Lagi nunggu temen Nek. "

Lagi-lagi aku dibuat kaget saat menengok dan mendapati seorang Nenek Tua membawa sebuah kendi air dipundaknya.

Bodoh! seharusnya Aku tak menjawab sahutan tersebut, sosok disampingku ini sudah jelas bukan manusia. Aku kembali tak bisa berkutik, aku dilemma antara pergi atau menetap. Saat itu aku berdo'a agar Rani cepat datang dan membawaku pergi dari tempat ini.

Do'aku terjawab saat Rani datang dan tanpa ba-bi-bu segera ku naik ke boncengannya dan menyuruhnya untuk segera pergi dari sana.

Esoknya Aku mendengar kabar bahwa dikebun tersebut ditemukan Mayat seorang Nenek Tua yang ditutupi oleh dedaunan.

Pikiranku melayang pada kejadian malam itu, sosok Nenek Tua yang menegurku malam itu pastilah Mayat yang ditemukan itu.

Aku tidak bisa membayangkan jika lebih lama berada ditempat itu, atau jika Rani tidak jadi datang, atau jika Aku pingsan dan tubuhku ditemukan berbaring bersama mayat Nenek Tua itu. Hihhhh...

Aku bersumpah tidak akan menunggu sendirian ditempat seperti itu lagi.

PENGALAMAN JANGGALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang