KARAOKE

78 6 0
                                    

Berdasarkan Kejadian Nyata.
Dialami oleh Muhammad Dila R.

Sulawesi Tenggara, September 2019.

Menyanyi merupakan hobiku sedari kecil hingga sekarang, bahkan karena hobiku itu aku pernah mengikuti kontes menyanyi tingkat nasional, namun sayang aku tak dapat lolos ditahap selanjutnya, munkin rejekiku bukan disitu.

Aku juga mempunyai hobi karaoke dan hobiku itu kubawa sampai ditempat KKN. Beruntung, teman-teman se-poskoku juga menyukai karaoke, nah makin menjadilah hobiku disana.

Hal yang akan kuceritakan ini bukan saat KKN berlangsung namun setelahnya. Saat itu kami kembali di posko kami karena katanya Pak Desa sudah sangat rindu pada kami. Kami memang sangat dekat dengan Pak Desa dan sudah seperti keluarga sendiri. Munkin karena usia beliau yang masih muda jadi itu memudahkan kami untuk bergaul.

Saat sampai di Desa tersebut, beliau menyambut kami dengan ramah, hati kami kembali terenyuh mengingat kebersamaan kami saat sebulan penuh KKN kemarin.

Malam haripun tiba, kami berniat melalukan hobi karaoke kami dengan menyiapkan sound system dan segala tetek bengeknya. Kami mengadakan di balai desa yang hanya diisi oleh kami.

Aku paling bersemangat berkaraoke dan mulai mengeluarkan skill-ku dengan berduet bersama temanku. Tidak terasa ternyata sudah pukul 3 pagi karena kami terlalu asyik berkaraoke.

Tiba-tiba saja temanku ingin buang air dan kami pun menemaninya menuju kamar mandi yang terletak dibelakang balai desa. Saat akan berdiri kami melihat kearah jendela besar yang terbuka milik balai tersebut.

Betapa terkejutnya kami, yang kami lihat adalah sekelebat bayangan putih yang berlari dengan cepat, seperti seseorang yang ketahuan sedang mengintip, tetapi mana munkin manusia bisa secepat itu?

Kami saling berpandangan dan temanku buru-buru menyelesaikan hajatnya. Saat itu kami berpikir munkin makhluk disana terganggu dengan keributan yang kami buat hingga tak kenal waktu tersebut.

Besoknya barulah kami tahu bahwa pohon bambu yang berhadapan dengan jendela di balai desa tersebut mempunyai penunggu yaitu sepasang suami istri.

Saat pulang kerumah aku langsung jatuh sakit, badanku demam namun tak begitu tinggi. Atas apa yang kami alami, kami sangat merasa bersalah karena lupa waktu dan menganggu penunggu disana. Untung saja kami tidak mengalami hal buruk lain, entah apa yang akan kami alami jika hal itu terjadi.

PENGALAMAN JANGGALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang