○○○
Lisa masih sibuk meneguki Vodka yang Jennie beri, sementara Jennie sontak saja melulu menyeringai di setiap Lisa meneguki gelas demi gelas yang memenuhi perutnya, oh lihatlah gadis dihadapanya ini, yang mana lebih mirip boneka ketimbang manusia, dilihat dari sudut manapun Jennie tampak larut dalam pandanganya saking terlampau nyaman memandanginya sampai satu pertanyaan mulai mencuat di benaknya seperti..
"Apakah aku menyukainya? maksudku, seperti hal nya Jisoo eonni yang menyukainya?"
Entahlah, sejauh ini ia belum merasakan apapun, apalagi dengan seorang gadis, katakan mungkin sekarang ini Jennie kim tengah mengalami geger otak ringan karena berfikiran menyukai Lalisa yang mana seorang gadis, mungkin karma atau semacamnya? karena sering kali mengatai Jisoo sang kakak dengan julukan 'freaking gay'.
"La-Li-Sa." ucap pelan Jennie yang membuat seseorang yang merasa terpanggil itu menyahut.
"Ya?"
"Kurasa aku menyukaimu, terdengar konyol bukan? terakhir kali saat pertama kali aku melihatmu entah kenapa aku sedikitnya tertarik? bagaimana pendapatmu?" tanya Jennie yang tampaknya tidak terlalu mabuk, berbeda halnya dengan Lisa.
Gadis pemabuk itu terkekeh gemas, membuat Jennie menggigiti bibirnya gugup? anggap saja begitu.
"Kim Jisoo, Kim Taehyung dan sekarang Kim Jennie? kenapa aku selalu berurusan dengan seseorang bermarga kim? siapa lagi berikutnya?" ucap mabuk mulut Lisa.
Lisa sontak merangkul Jennie dan tubuhnya, masih di sofa yang sama dengan televisi yang masih menyala yang entah sedang menampilkan siaran apa, Jennie tidak peduli, matanya hanya berfokus pada Lisa terlebih wajahnya.
"Begini, ah siapa tadi namamu? Jennie? Jennie kim? kau tahu bukan aku ini siapa? jalang kecil kepunyaan kakamu, menurut kode etik kesopanan, aku tidak bisa dengan lancang mengencani kakak beradik sekaligus." celetuk mulut Lisa asal lengkap dengan kekehanya yang membuat Jennie kim menyeringai.
"Dan kau tidak kaya, kau hanya menumpang disini pada kakak tercintamu itu ingat? katalanlah aku bocah matre yang sangat menyukai uang, terlebih uang kakakmu." okay kali ini kata-kata yang baru saja dilontarkan mulut Lisa itu terdengar cukup menyebalkan di telinga Jennie.
Untung saja bocah bernama Lalisa itu sedang mabuk kalau tidak mungkin Jennie akan mengatainya detik itu juga lengkap dengan sumpah serapah yang ia pelajari dari anak jalanan yang kebetulan lewat saat ia biasa membeli sesuatu di Minimarket.
"Tapi menyukai seseorang itu bukan suatu kesalahan.." Sambung Lisa membuat Jennie yang semula kesal itu menoleh dan kembali luluh.
"kau tahu? aku mendengar kata-kata bijak ini dan merasa bangga untuk pertama kalinya pada ibuku."
"Dia bilang, just be yourself, kau tidak sakit jiwa hanya karena menyukai seseorang terlepas dari seseorang itu pria maupun wanita, dia mengatakan itu saat aku mengakui bahwa aku menyukai seorang gadis."
"Siapa?" tanya Jennie penasaran, terlihat dari caranya memandang saat ini.
"Aku menyukai seorang gadis di sekolah, namanya Park Chaeyoung, Roje, Rose, Rosseane park atau apalah itu namanya, sialnya Park Chaeyoung yang kusukai itu straight, aku tidak memiliki kesempatan, tapi aku punya pacar namanya Kim Taehyung." jelas Lisa yang tanpa sadar membuka perlahan satu persatu rahasianya karena cukup mabuk, sebelumnya ia tidak pernah seterbuka ini selain pada Tiff.
"Kau tidak menyukai pacarmu? maksudku seorang pria dengan nama Kim Taehyung itu?" tanya Jennie.
"Mustahil, aku sangat menyukainya, dia sangat tampan, aku yakin kau juga akan menyukainya dan berpendapat sama denganku jika menemuinya." oh tentu saja, pikir Jennie, mengapa pula seorang Lalisa tidak bisa mendapatkan pria tampan? dengan wajahnya itu bahkan ia bisa memikat pria maupun wanita, seperti apa yang ia lakukan sekarang ini misalnya, pada Jennie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Me Myself and Her
FanfictionAku rasa aku mengalami geger otak ringan atau semacamnya, ku harap ia, bagaimana bisa aku menyukai seseorang terlebih seorang perempuan? konyol. aku rasa aku butuh semacam zat sedatif dengan resep dokter? atau mengunjungi psikiater? tapi seseorang...