04

5.6K 440 98
                                    

○○○

Malam itu Kim-kim bersaudara saling melemparkan tatapan sinis satu sama lain tiap kali berpapasan, Jennie memutar bola matanya jengah tatkala Kim Jisoo baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian yang katakanlah tak layak untuk dikatai sebagai pakaian, terlalu minim, terlalu menggiurkan untuk dilihat, setidaknya oleh pria?

Jennie kedapatan sedang berkutat dengan lemari es, mencari beberapa makanan yang sekiranya bisa membuat perutnya berhenti merengek, entahlah apa yang ia cari, masakpun tidak becus sebenarnya, Jisoo masih melihatnya acuh tak acuh sambil melipat tanganya kala itu, sampai dimana Jennie merogoh beberapa butir telur lantas mencoba menghidupkan kompor, dan lagi-lagi tak bekerja, ia mulai mengumpati kompor tak berdosa itu seperti..

"Kau punya dendam kesumat apa terhadapku ! sialan !" umpat Jennie yang mau tak mau membuat Jisoo beranjak, menyalakan kompornya dan berhasil ! sontak ia mendelik seakan meremehkan ke arah Jennie.

Belum cukup sampai disitu, Jennie yang sedang berusaha memecahkan telur itu terperanjat kaget lantas berteriak hebat kembali mencemari pendengaran Jisoo, ia kembali melenguhkan nafasnya jera kali ini sembari menghampiri Jennie.

"Ck, ada apa kali ini?" tanya Jisoo sebal lengkap dengan decakanya yang terdengar cukup memuakan.

"Minyak sialan itu mencoba menyentuh kulit mulusku, panas sekali ! sialan memang !" ucap Jennie yang lagi-lagi mengumpat, membuat Jisoo terkekeh, tertawa, terbahak bahkan terpingkal sembari memegangi perutnya kali ini.

Seperti halnya kakak beradik yang sering kali berselisih paham apalagi ketika berebut mainan merupakan hal yang lumrah terjadi jika ada sedikitnya pertengkaran, lihatlah beberapa waktu kemudian juga mereka akan berbaikan dengan sendirinya bahkan tanpa sebab, seperti sekarang ini misalnya.

Jisoo dengan cukup telaten menyingkirkan masakan berantakan milik Jennie lantas membuatkan makanan baru, masih menggunakan beberapa telur dan isian daging, semacam omelet rumahan.

"Kau ini bisa apa tanpaku hmm? apa-apa tidak becus, lantas berfikiran untuk menggoda Liliku begitu? apa yang kau bisa berikan padanya? tubuhmu? dia bahkan bisa mendapatnya secara cuma-cuma dengan siapapun yang ia mau, ck" decak mulut menyebalkan Jisoo, bicaranya itu seperti halnya seseorang yang sedang menggurui, pantas saja tidak ada pria yang mengencaninya pikir Jennie, selain ia dan masalah orientasi sexualnya, ia juga mengerikan, apa lagi saat berhadapan dengan pria.

"Sebenarnya kau itu cukup pintar tapi sayangnya pemalas ulung, kenapa tidak kau gunakan izajah lulusan luar negerimu itu untuk melamar pekerjaan? baru setelah itu berfikiran untuk menggoda Liliku, tapi jangan harap, aku tidak akan membiarkanmu menyentuhnya." decak mengerikan milik Jisoo.

"Nah, makan !" ucap Jisoo sambil menyodorkan sepiring Omelet dimeja makan, mata Jennie tertuju pada sepiring Omelet lainya ditangan Jisoo.

"Lantas, itu untuk siapa?" tanya Jennie.

"Sejak kapan kau penasaran mengenai hal-hal semacam ini? tapi akan kujawab untuk membuatmu semakin kesal, ini untuk Liliku tercinta, tentu saja ia lapar setelah menghabiskan waktu yang panas bersamaku barusan." celoteh bangga Kim Jisoo lengkap dengan lidahnya yang menjulur ke arah Jennie seakan meledeki, dan hal itu sukses membuat Jennie mengepalkan tanganya kesal.

"Kim Jisoo sialan ! aku benci padamu !" umpat Jennie.

"Ah benarkah? lagi pula aku tidak menyuruhmu mencintaiku Jennie Kim, gelii amat !" pekik Jisoo yang sontak berlari kecil cukup menggemaskan memasuki kamarnya dan menghampiri Lisa.

Katakanlah Jisoo marah tadi karena adik kurang ajarnya itu menyentuh mainan paling ia sayang, ia cintai dan ia kasihi, terlepas dari semua koleksi mainanya Lalisa itu ibarat paket lengkap, lain halnya dengan Eunha yang imut, Sowon yang cantik, atau bahkan Joy yang sexy, Lalisa memiliki semuanya, ia sangat imut, cantik terlebih sexy, ia juga bisa menjadi sosok pria bagi Jisoo sesekali, kurang apa lagi Lalisa ini? Sialnya Kurang setia !

Me Myself and HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang