○○○
"Lisa ?"
Sekarang ini Lisa dan matanya seolah terpaku, ia termenung, mematung, bak seongkok patung, ia tak bergerak, katakanlah mungkin ia melamun? Jennie tidak tahu, yang jelas ia tengah berupaya dengan mengguncang tubuh Lisa saat ini.
Kedua kakinya bagai tak berpijak, seketika kosong, Lisa kehilangan pikiranya tatkala ia mendapati seorang gadis yang pernah menoreh cerita dari bagian masa lalunya, sebut saja Rose, Roseanne Park, Park Chaeyoung, Rossie, gadis itu berada tepat dihadapanya sekarang ini, bahkan kurang dari satu meter jaraknya.
"Lisa ?" Jennie masih berupaya dengan beberapa guncanganya yang ia berikan pada Lisa, sebelum akhirnya Lisa dan lamunanya buyar lantas berdehem guna menanggapi Jennie.
"Hmm?"
"Kenalkan ini temanku Rossie, dia baru saja masuk di tim redaksi tiga bulan terakhir dan mulai akan menandatangani kontrak dengan perusahaan yang menaungi kami."
"Kami.."
"Hallo, senang bertemu denganmu, aku Lalisa.." potong Lisa yang membuat Park Chaeyoung sedikitnya heran, bagaimana tidak? saat ini Lisa tengah berpura-pura tidak mengenalnya? sungguh? atau mungkin ia lupa?
"Ya, aku tahu kau Lalisa, maksu.."
"Oh tentu saja, aku hampir saja melupakan kalau aku seorang aktris." kekeh Lisa yang membuat Park Chaeyoung sedikitnya menyimpulkan bahwa Lisa benar-benar sedang berpura-pura untuk tidak mengenalnya, tapi apa alasanya? Park Chaeyoung tidak tahu.
"Begini, Rossie akan menandatangani kontrak jika dan hanya jika ia mendapat berita, dengan tenggang waktu satu minggu lagi, aku sebagai teman merasa sangat menyayangkan jika Rossie berhenti begitu saja, dia cukup berbakat dan dapat diandalkan terutama untuk timku, terlebih untuku, ku harap kau bisa membantu, Lisa ya.." ucap Jennie yang membuat Lisa sontak menatapnya lebih intens guna mendapatkan penjelasan lebih.
"Maksudmu? memangnya apa yang bisa ku lakukan untuk membantu?" tanya Lisa.
"Begini aku membutuhkan Rossie, kau tahu bukan aku sedikitnya agak kurang dalam memanfaatkan otaku benar?" ucap Jennie yang lagi-lagi diangguki Lisa.
"Benar, kau bodoh namun manis, tidak apa, aku menyukaimu apa adanya."
"Hyak !" decak Jennie sebal, mulut menyebalkan sang gadis yang sialnya adalah pacarnya ini seakan meminta Jennie untuk mengumpat, namun tidak jadi, setidaknya tidak didepan Rossie.
"Kau mengataiku bodoh ?!" decak Jennie.
"Kau tidak suka? lantas apa? tolol? bego? naif? idiot? oh ayolah itu terlalu kasar benar?" celetuk Lisa yang membuat Park Chaeyoung yang mendengarnya nyaris saja terkekeh, namun ia tahan sontak setelah Jennie menatapnya cukup sengit.
"Aku ingin mengataimu 'Brengsek', namun tidak disini, nanti saja hmm? sekarang buka telingamu lebar-lebar dan dengarkan aku arra?" celoteh Jennie cukup sabar.
"Ah..iya sayang." jawab Lisa yang membuat Jennie setidaknya menghembuskan nafasnya lega.
"Soal penyekapanmu itu, bisakah kau menceritakanya pada Rossie?" tanya Jennie yang kali ini seolah serius dengan ucapanya.
"Kalian akan menulis berita tentang itu? yang benar saja?" tanya Lisa seakan keberatan.
"Lisa kumohon hmm? selama setahun terakhir kau disekap pasti tidak mudah bukan? semua orang akan tertarik akan cerita dibalik disekapnya seseorang terlebih dengan kurun waktu satu tahun, itu bukan waktu yang bisa dikatakan sebentar bukan?" tanya Jennie yang sontak memegangi lengan Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Myself and Her
FanfictionAku rasa aku mengalami geger otak ringan atau semacamnya, ku harap ia, bagaimana bisa aku menyukai seseorang terlebih seorang perempuan? konyol. aku rasa aku butuh semacam zat sedatif dengan resep dokter? atau mengunjungi psikiater? tapi seseorang...