○○○
Hari demi hari, satu persatu dari mimpi Lisa mulai terkuak, kejadian demi kejadian sontak saja berlangsung sama percis seperti hal yang dimuat dalam mimpinya, Lisa benar-benar terkejut, terheran-heran, katakanlah ia mulai berfikir seperti seakan di beri wahyu oleh sesosok malaikat bernama 'Jibril' dalam mimpinya.
Lisa merasa sangat amat beruntung, namun tidak sedikitpun terlintas dibenaknya untuk mengaku-ngaku sebagai utusan tuhan, nabi, atau apalah itu sebutanya didalam agama.
Seorang atheis sepertinya baru saja mempercayai keberadaan utusan tuhan, lantas mengaku menjadi salah satu dari mereka? sama sekali tidak lucu, ketika hal itu sontak menjadi berita utama memenuhi tajuk berita di internet, masih mending jika hanya dikatai gila, tidak waras atau semacamnya, yang jadi masalah bagaimana kalau Tiff sampai berpikiran untuk merujuknya kerumah sakit jiwa? Lisa tidak ingin, tidak mau terlebih tidak sudi.
Lupakan soal mimpi, dan segala macam khayalan Lisa, kembali ke dunia nyata dimana tempat kakinya berpijak saat ini, Lisa tengah asik melahap makanan yang lima menit lalu baru saja diantar sang pelayan, sebut saja, pasta carbonara, wagyu, japannese salad, dan beragam desert yang rasanya lelah jika disebutkan satu persatu, katakanlah ia rakus, atau justru sedang menguras dompet Kim Taehyung yang adalah kakaknya, atau lebih tepatnya masih berstatus sebagai pacar? karena menurut acuan dari mimpinya, semuanya akan terkuak disaat Lisa sudah lulus SMA.
"Pelan-pelan Lice.." kekeh Taehyung, mengelap sudut bibir Lisa yang belepotan karna saus.
"Hyak, bukankah itu Jennie?" kaget Lisa, mulutnya masih sibuk mengunyah saat bicara, membuat Kim Taehyung cukup sabar mengelapi wajahnya karena terkena cipratan dari saliva bercampur makanan dari mulut Lisa.
i to the yuh "iyuh"
"Jennie ? Jennie siapa?" tanya Taehyung, sontak melirik kearah wanita berwajah masam yang tengah meratapi layar laptopnya lekat.
"Dia adiknya mom Jisoo, Jennie kim, wanita menyebalkan yang sialnya aku sukai." jawab Lisa datar, membuat Kim Taehyung membulatkan matanya.
"Kau masih menyukai wanita? wah kau anggap apa aku ini wah, setidaknya berbohonglah sedikit dihadapan pacarmu." gerutu Taehyung, cukup kesal namun tetap terkekeh.
"Hyak, jangan sentuh makananku arra? aku akan menghampirinya." ucap Lisa.
"Dan bagaimana kalau aku tidak mengizinkanya?" timpal Taehyung.
"Aku tidak sedang meminta izin, tapi memberitahu sayang.." decak Lisa, yang mana lansung saja menghampiri Jennie, lantas duduk tepat dihadapanya.
"Aish..kukira pelayan, tahunya cuma Lalisa." decak Jennie yang sontak terkejut, ingin sekali Lisa melontarkan beberapa umpatanya, sialan sekali kekasihnya ini, mengatainya dengan sebutan "Cuma", begitu pikir Lisa, namun tidak jadi, katakanlah ia terlampau sayang.
"Dimana Coffee-nya astaga, kenapa lama sekali ! pikiranku buntu kalau tidak menyeruput nikotin dipagi hari." ucap gadis penggerutu itu, Lisa tersenyum, pikirnya Jennie masih sama, tepatnya sama menyebalkanya.
"Haii, Hello, spada, Bonjour, sedang apa?" tanya Lisa, membuat Jennie kim terkikik geli.
"Haii juga, Lisa, apa yang kau lakukan dijam sekolah ini? jangan berbohong dengan mengatakan libur atau semacamnya, kau tidak bisa membohongi seorang pembohong, katakan, kau bolos bukan?" tanya Jennie yang mana membuat Lisa sontak mengangguk.
"Anggap saja begitu.." singkat Lisa, membuat Jennie menyipitkan matanya.
"Untuk apa?"
"Perutku mendadak lapar, lantas berfikiran untuk menjejalinya dengan uang pacarku." jawab Lisa, Jennie sontak melirik, kearah Kim Taehyung lantas mengabaikanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Myself and Her
Hayran KurguAku rasa aku mengalami geger otak ringan atau semacamnya, ku harap ia, bagaimana bisa aku menyukai seseorang terlebih seorang perempuan? konyol. aku rasa aku butuh semacam zat sedatif dengan resep dokter? atau mengunjungi psikiater? tapi seseorang...