○○○
Hari itu dimalam menuju minggu, berbeda halnya dengan beberapa pasangan yang kedapatan berciuman sepanjang jalan, Lisa dan tangisnya melulu mencuat, kesedihan seakan betah berlama-lama tersirat di wajah datarnya, ibarat kata hanya ia satu-satunya orang yang berwajah muram disana, berjalan seorang diri menyusuri trotoar, masih dengan seragam sekolahnya, ia melulu menggunamkan hal yang sama, 'ah...ternyata begini rasanya patah hati' pikirnya, Lisa bahkan tidak tahu rasanya sesakit ini, beruntunglah hujan tidak turun, seperti halnya di sebuah drama, kalau iya mungkin lengkap sudah penderitaan Lisa tergambarkan.
Raut wajahnya benar-benar berona kelabu sekarang ini, yang mana hanya menyisakan ruang rindu yang katakanlah cukup pelik, pada sosok gadis yang bahkan belum sempat ia dekati.
Rosseanne Park, mungkin hanya namanya yang bisa Lisa ucap, nama yang kedapatan ia tulis dan menjejali setiap lembar buku diarynya, dengan kata-kata indah yang bahkan jarang ia suguhkan pada Taehyung sang pacar sekalipun.
Lucu, ketika seorang Lisa yang dikenal urakan, dengan hobby berkata-kata jahat sekaligus menyebalkan, yang mana mampu menjerat siapapun yang ia ingini, hanya bisa diam tak berkutat bahkan mendadak bisu dihadapan Park Chaeyoung.
Mungkin berjuta bintang yang hadir malam itu belum cukup untuk membuatnya sekedar menyunggingkan senyum, sejumlah uang yang ia dapat dari pacar tercintanya Kim Taehyung-pun rasanya belum cukup membuatnya tertawa, Lisa masih larut tenggelam dalam sendu, ia ingin dihibur setidaknya, mungkin dengan beberapa pelukan atau ciuman dari seseorang? tentu saja, untuk itulah ia dan sepasang kakinya memijaki kamar hotel sekarang ini.
"Lisa? kau sudah datang rupanya, lekas masuk.." ucap lembut mulut Jennie, lantas mematikan sebatang rokok yang semula ia hisapi.
Lisa dan matanya sontak membelalak sekitar lima detik kiranya, melihat tampilan Jennie yang katakanlah sangat amat menggugah selera, gadis dihadapanya ini bener-benar Jennie kim? Lisa mendadak lapar dalam artian lain, mungkin beberapa diantara kalian mengerti apa makna kata lapar disini benar?
Oh ayolah, jangan pura-pura lugu, kenapa pula Lisa memalingkan pandanganya saat ini? seakan ia benar-benar dibuat terkejut terlebih terpana, tergoda, terkesima, tercengang, tertegun, terpaku atau apapunlah itu sebutanya, terlihat dari caranya menganga sekarang ini.
'Takkkkk'
Lisa sontak menjatuhkan tas ranselnya, berjalan lambat kearah Jennie lantas menanggalkan satu persatu dari helaian seragam sekolahnya di setiap langkah, pintu hotel terkunci otomatis, terlihat Jennie kim kali ini menyeringai puas, tatkala bibir Lisa mulai mendarati leher jenjangnya.
Tak ada pembicaraan terlebih dahulu diantara keduanya, yang satu sibuk melaksanakan tugasnya memberi beberapa kenikmatan di setiap inci tubuh sang gadis, satu lainya sibuk mendesah dan sesekali merapalkan nama 'Lisa' di setiap lenguhan nafasnya.
"Lice....."
Mungkin menikmati atau dinikmati sontak menjadi sebuah tajuk utama sekarang ini, terlihat dari cara Lisa yang sedang membuat mulut serta lidahnya berkutat sibuk dibawah Jennie, yang mana membuat Jennie kim serta matanya melulu mengerejap tak tertahankan, ada kata nikmat disetiap lenguhan nafasnya yang mulai mencuat, demi apapun ia merasa seperti berada di surga sekarang ini ! ia bahkan tak pernah merasakanya tatkala bermain dengan spesies lain bernama 'Pria'.
Pantas saja kakak sialanya itu mau dan mampu melepas semua peliharaanya demi sesosok Lalisa, satu Lalisa saja mampu membuatnya gila, ia tidak butuh pria, ia hanya butuh Lalisa !
"Lisa..."
"Hmm?" dehem Lisa yang masih sibuk memanjakan masing-masing dari kedua paha Jennie dengan beberapa sapuan ciumanya yang akhirnya kembali berkutat pada sesuatu di bawah pusarnya, Lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Myself and Her
Fiksi PenggemarAku rasa aku mengalami geger otak ringan atau semacamnya, ku harap ia, bagaimana bisa aku menyukai seseorang terlebih seorang perempuan? konyol. aku rasa aku butuh semacam zat sedatif dengan resep dokter? atau mengunjungi psikiater? tapi seseorang...